Basket sudah menjadi olahraga kegemaran bagi gadis kelahiran September 2005 ini. Keseriusannya pun membuahkan hasil dengan terpilih menjadi Most Valuable Player (MVP) pada seleksi Junior NBA 2019. MITRA INDONESIA berhasil menemui gadis bernama lengkap Vanissa Renata Siregar di sela-sela latihan rutin basket di daerah Panglima Polim, Jakarta Selatan.

Dengan didampingi sang ayah, Vanissa bercerita predikat MVP diraihnya setelah serius menekuni olahraga basket kurang lebih 1,5 tahun. Dalam basket, gadis yang memiliki postur tubuh tinggi serta langsing ini lebih senang berada di posisi Point Guard dan Shooting Guard. “Saya lagi dilatih sama papa Low Post Move atau pergerakan pemain penyerang dibawah ring. Ini cocok karena postur saya yang cukup tinggi,” jelas perempuan yang rindu bisa masuk ke SMAN 28 dan kuliah di UPH ini.

Vanissa bersyukur bisa terpilih karena dalam acara Junior NBA ada 2500 pembasket muda yang kemudian disaring menjadi 10 orang yang terdiri dari 5 putra dan 5 putri. Lalu dipilih lagi menjadi 1 MVP putra dan 1 MVP putri. “Dari putra terpilih Brian Leonard, dari putri saya sendiri. Bisa terpilih menjadi All Star Jr. NBA karena menurut juri kami menunjukan penampilan Sportmanship, Teamwork, Attitude and Respect atau disingkat STAR. Ini kasih karunia Tuhan buat saya karena masih banyak yang mainnya bagus. Dari situ  saya bisa lanjut ke kompetisi Jr. NBA Global Championship Asia Pacific Qualifiers pada Juni mendatang serta mewakili Asia Pacifik di Orlando, Florida di bulan Agustus,” kata Vanissa. Selain menerima piala MVP Jr. NBA, dalam perhelatan itu Vanissa juga menerima beasiswa sebesar 500USD dari Tahir Foundation.

Berbagai prestasi telah diraih gadis yang mengidolakan Point Guard dari Golden State Warriors, Stephen Curry ini. Seperti prestasi kejuaraan antar klub diantaranya, Rangking 3 Kejuaraan Nasional 12 tahun 3C (Cougar Children Championship) 2017, Rangking 1 Kejuaraan Antar Club Usia 14 Wilayah Jakarta Selatan 2018, Rangking 1 Kejuaraan Usia 14 tahun 2018, All Star Jr. NBA 2018, All Star MVP 2019 dan lain-lain. Sedangkan kejuaraan antar sekolah yang pernah diraihnya diantaranya, Rangking 1 JRBL 3×3, Rangking 1 dan MVP Player Kejuaraan Garuda Club 2018, Rangking 1 Kejuaraan Lab School Kebayoran 2018, Rangking 2 Pekan olahraga Pelajar Jakarta 2018, Rangking 1 dan MVP Players, Kejuaraan Lab School Kebayoran 2019 dan masih banyak lagi.

BACA JUGA  Mengenal Sosok Sang Penginjil Dunia yang Telah Tiada, DR. Morris Cerullo
Vanissa ketika latihan basket untuk mengisi kegiatan libur sekolah

Kedepan, ia rindu bisa melayani jiwa muda melalui olahraga basket. “Kita fun aja dulu main basket, siapa tahu yang belum kenal basket jadi bisa tahu lalu senang dengan olahraga ini. Dan untuk teman-teman yang sudah jago Basket, jangan berpuas diri tapi tetap terus belajar, mengasah keterampilan yang Tuhan sudah percayakan kepada kita dan jangan sombong,” kata gadis yang memiliki ayat favorit Mazmur 28:7.

Apa yang diungkap Vanissa dilengkapi lewat penuturan dari sang ayah, Andre Nicholas Siregar. Menurutnya, putri semata wayangnya mulai serius berlatih dan bermain basket ketika berusia 11 tahun. “Saya tanya, mau main Basket? Mau sampai tingkat apa mainnya? Kalau biasa atau cuma gaya-gayaan papa ogah latih. Dan waktu itu Vanissa bilang mau main basket sampai tingkat nasional. Lalu Vanissa saya suruh tulis komitmen dia tadi di atas kertas ditambah akademiknya harus tetap bagus. Setelahnya setahu saya surat itu Vanissa tandatangani lalu ditempel di lemari belajarnya,” ujar pelatih basket professional sejak tahun 1999.

Mengetahui keinginan anaknya, Bule, sapaan akrabnya memberikan syarat-syarat yang harus ditaati seperti harus disiplin, tekun berlatih, tetap fokus untuk belajar baik pelajaran sekolah dan olahraga basket serta tidak minta untuk diistimewakan karena anak pelatih.

Dari pengalamannya, Pendiri Basketball Private Training bernama Skill Loops ini bercerita, beberapa kali Vanissa kurang maksimal dalam berlatih dan nilai akademiknya menurun. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena dalam mendidik dan melatih, Bule selalu memberikan punish dan reward. “Tidak ada anak emas dalam didikan olahraga basket saya. Jika nilai sekolahnya jelek, Vanissa pun saya hukum tidak boleh pegang hp atau wi-fi saya matikan. Ia harus review dan belajar lagi pelajaran yang kurang. Bahkan sepatu basketnya pernah saya buang ketika tidak serius latihan dan gagal dalam bertanding. Disitu Vanissa juga menangis tapi saya ingatkan lagi komitmennya dulu. Saya tidak minta untuk menang dalam setiap pertandingan karena ini olahraga tim, tetapi saya tahu masing-masing pemain apakah disaat itu ia sungguh-sungguh memberikan yang terbaik atau hanya bermain ala kadarnya,” tegas pria dengan tinggi badan hampir 190 cm ini.

BACA JUGA  Tintin Irawaty Raih Penghargaan “Women in Professional Awards 2019” Bekerja Sekaligus Promosikan Wisata Indonesia

Apa yang dilakukan suami dari Ni Putu Desi ini lambat laun membuahkan hasil. Pertandingan demi pertandingn yang Vanissa ikuti dari tahun 2017 berhasil membawa baik diri anaknya, tim sekolah SMPN 19 dan klub, berhasil mendapatkan ranking atau kemenangan di kejuaraan antar sekolah atau kejuaraan antar klub. “Tidak selalu mulus, Vanissa pernah cidera ringan tetapi dengan penanganan penguatan dan stretching serta dua minggu tanpa latihan sudah sembuh total. Puji Tuhan, tanggal 31 Maret 2019 di Cilandak Sport Center lalu, Vanissa berhasil melewati proses seleksi Junior NBA Indonesia Camp dan terpilih menjadi The Most Valuable Player (MVP),” kata Bule dan berharap talenta yang diberikan Tuhan dapat Vanissa usahakan menjadi prestasi serta berkat bagi orang lain khususnya teman-temannya yang ingin bisa bermain basket untuk kemuliaan Tuhan. (BRY)

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
2
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini