JAKARTA – Dunia penulisan memiliki penggemarnya tersendiri. Berbagai komunitas lahir untuk mengakomodir para penulis. Salah satunya, Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias atau biasa disingkat KPKDG.
KPKDG merupakan komunitas yang berisi para penulis Katolik baik yang masih belajar (pemula), maupun yang sudah berpengalaman menulis. Nama “Deo Gratias” diambil dari ungkapan bahasa latin yang artinya syukur kepada Allah. Dari nama tersebut, setiap anggota KPKDG diajak mensyukuri anugerah yang Allah berikan.
Di komunitas ini, para anggota belajar berbagai hal yang berkaitan dengan literasi seperti belajar tentang cara menulis, berbagi tips dalam penulis, penerbitan, penerjemahan, cara mempromosikan buku dan lain-lain.
KPKDG adalah komunitas berbasis media sosial facebook yang dibentuk tanggal 10 Oktober 2014 atas prakarsa Agnes Bemoe, Tengsoe Tjahjono dan Eka Budianta. Kegiatan KPKDG awalnya berupa kuliah online, dilanjutkan dengan tugas mengunggah karya tertentu, kemudian berlanjut dengan saling memberi umpan balik atas karya-karya yang diunggah.
Tengsoe Tjahjono merupakan seorang penulis asal Malang, Jawa Timur. Ia memiliki mimpi penulis Katolik bisa berkumpul dalam satu komunitas dan bisa memberikan pengaruh besar dalam dunia literasi Indonesia. “Saya membayangkan gelombang samudara yang menghantarkan biduk ke pulau-pulau pelayanan kasih, penuh tenaga, dan semangat. Penulis katolik harus bisa seperti itu. Itulah mimpi saya kala itu,” ujar Tengsoe.
KPKDG memiliki visi “Menjadi penulis Katolik yang mencerdaskan bangsa melalui literasi berdimensi universal” dan misi “Melakukan pembelajaran literasi berkelanjutan bagi penulis Katolik untuk membangun masyarakat yang penuh syukur.”
Satu tahun usai didirikan, KPKDG menggelar pertemuan pertama di Taman Ismail Marzuki, Jakarta tanggal 19 Agustus 2015. Saat itu hadir para penulis senior seperti Arswendo Atmowiloto, Remy Silado, dan Romo Mudji Sutrisno SJ. Melalui pertemuan ini, para penulis Katolik diajak menunjukan identitas Kekatolikannya melakukan aksi ke basis, melahirkan tulisan bermutu yang mebawa pesan kasih, serta menjadikan karya tulis sebagai bagian dari aktifitas enterprenaur
Kemudian pertemuan kedua diadakan di Gua Maria, Kerep, Ambarawa tanggal 20-21 Agustus 2016. Tercatat yang hadir ketika itu 60 orang. Setelah itu Rapat Kerja Nasional pengurus inti KPKDG digelar di Purwokerto pada April 2017 yang berhasil melahirkan AD/ART.
Sesuai kesepakatan Ambarawa yang antara lain menyebutkan bahwa KPKDG bersepakat menjadi pewartadan saksi iman Katolik, dan sesuai visi mencerdaskan generasi penerus bangsa, maka KPKDG melakukan pembinaan berkelanjutan bagi para anggotanya dan masyarakat di sekitarnya. Hal ini penting agar para anggota dapat meningkatkan kemampuan berkarya dan bersemangat dalam melayani masyarakat melalui karya-karya yang menginsipirasi tentang hidup yang penuh syukur.
Kegiatan-kegiatan yang pernah dan biasa dilakukan oleh KPKDG antara lain pelatihan literasi untuk anggota maupun non anggota, misalnya ke sekolah dan kampus-kampus, juga diadakannya kopdarnas serta penerbitan buku.
Para anggota juga sering melakukan berbagai pelatihan kepenulisan di daerahnya masing-masing. Hasil nyata dari berbagai pelatihan tersebut telah diwujudkan dengan penebitan buku antologi yang merupakan karya para peserta, antara lain: kumpulan cerpen rohani “Orang-orang pertama yang Menunggu”, kumpulan esai “Suara Dari rumah Pena : Cubitan mesra untuk Gereja”, buku refleksi “ Ayat-ayat Dahsyat yang mengubah hidup, kumpulan harta karun Rohani” dan kumpulan esai humanisme “Tuhan Mana Toleran” sebagai hasil dari pelatihan menulis.
KPKDG juga mengadakan berbagai proyek penulisan online yang diwujudkan dalam berbagai buku Antologi. Beberapa hasil proyek online telah diterbitkan pada periode 2016 -2017, antara lain: Antologi Pentigraf “Pedagang Jambu Biji dari Pnom Penh”, Antologi penagraf “Burger terakhir yang Kubuang”, Antologi cerpen duet “Pada Detik Terakhir”, antologi Puisi dan Pentigraf Natal “Semangkuk Sup di Malam Kudus”, Antologi Haiku “Sekuntum Mawar untuk Gereja”. Sedangkan beberapa lainnya masih dalam proseskurasi maupun dalam proses pengumpulan materi.
Bulan November 2017, KPKDG sukses mengadakan kegiatan berskala nasional yaitu Festival Film Pendek Pentigraf (FFPP) bagi Orang Muda Katolik (OMK) dan Kopdarnas di Semarang.
Menurut Bidang Penerbitan di KPKDG, Yusup Priyasudiarja komunitas ini terbuka untuk semua kalangan. “Ini sangat menyenangkan karena berisi orang-orang yang positif dan mau berjuang untuk kemajuan literasi di Indonesia dalam rangka melawan Hoaks yang akhir-akhir ini mencederai hubungan personal antar manusia. Kegiatan pelatihan literasi juga sangat berbobot dan selalu menghasilkan karya penerbitan yang layak dibaca oleh publik,” kata Yusup dan menjelaskan KPKDG memiliki 2500 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, serta beberapa di luar negeri. Keanggotaan komunitas ini bersifat umum atau inklusif.
Adapun pengurus KPKDG terdiri dari, Pembina, Romo Albertus Herwanta, O Carm; Penasihat, Tengsoe Tjahjono dan Eka Budianta; Ketua, Antonius Agus Marhendro; Wakil Ketua, Siwi Dwi Saputro. KPKDG saat ini memiliki sekretariat di Jl Batusari, Griya Alam Asri Blok A7, Condet, Jakarta Timur. (DE)