YOGYAKARTA – Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus terletak di Ganjuran Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Dikenal oleh publik dan warga sekitar dengan Gereja Ganjuran karena berdasarkan letaknya. Gereja ini juga merupakan gereja katolik tertua di Bantul yang menempati tanah seluas 2,5 hektar.
Didirikan pada tanggal 16 April 1924 oleh Keluarga Schmutzer yang saat itu merupakan orang kaya yang memiliki pabrik gula diwilayah Ganjuran. Letaknya 17 kilometer dari Yogyakarta. Menurut sumber sejarah yang tertulis, persebaran agama katolik pada tahun 1922 jumlahnya hanya 25 orang namun sampai saat ini sudah mencapai angka ribuan.
Gereja ini menggunakan arsitektur budaya Jawa. Dibangun dengan bentuk joglo Jawa lengkap dengan ukiran dan dekorasi bernuansa Jawa. Altarnya terdapat patung Yesus yang dicitrakan dalam budaya Jawa berbentuk wayang orang.
Dulu tanah disekitar gereja ini memang bagian dari pabrik gula. Dari hasil pabrik gula, kemudian didirikan rumah sakit St Elisabeth di Ganjuran, rumah sakit ini dikelola oleh Orda Carolus Borromeus. Setelah beberapa warganya menganut Katolik, masyarakat sekitar membangun candi setinggi 10 meter. Bangunan mulanya mirip candi Prambanan. Batu yang digunakan untuk membuat candi diambil dari lereng Gunung Merapi. Candi Ganjuran diresmikan pada tanggal 11 Februari 1930 oleh Uskup Batavia Antonius van Velsen.
Dari sumber sejarah lain menyebutkan, Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Gajuran dan Gua Maria Sendangsono diberkati pada tanggal dan bulan yang sama, yaitu 11 Februari, saat penampakan Bunda Maria di Lourdes. Hanya, pemberkatan Gua Maria di Sendangsono dilakukan pada tahun 1929, sementara Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dilakukan pada tahun 1930. Hal ini dimaksudkan agar keduanya menjadi kembaran, karena Maria dan Hati Kudus Tuhan Yesus diberkati Bapa untuk bersama-sama menjadi berkat bagi seluruh umat manusia dan alam semesta.
Almarhum Soegijapranata pernah bertugas di Ganjuran dan Bintaran. Namun pada saat revolusi indonesia pecah tahun 1947, pabrik gula dibakar habis namun sekolah dan rumah sakitnya selamat. Pastor yang bertugas akhirnya digantikan oleh Justinus Darmojuwono sampai tahun 1950.
Sejak 1995 Gereja Ganjuran mengembangkan pembangunan candi dengan sumbangan swadaya masyarakat dengan menambahkan 15 relief jalan salib namun hancur diterjang gempa bumi tahun 2006. Namun, gereja ini mulai dibangun ulang dengan mengahabiskan biaya kurang lebih Rp 7 milyar.
Sampai saat ini program gereja yang masih berlangsung yaitu misa, bakti sosial, dan perayaan khusus.. Liturginya bisa dalam bahasa Jawa atau bahasa IndonesiaGereja Hati Kudus Yesus Ganjuran, dan kadang-kadang menggunakan pakaian adat Jawa serta menggunakan musik gamelan atau keroncong. Berikut ini jadwal misa yang biasa diadakan di Gereja Ganjuran.
Sampai dengan hari ini Gereja ini masih dipercaya sebagaian umat Katolik, mampu mengabulkan keinginan dan kesembuhan dalam doa. Karena di sekitar Candi Ganjuran juga terdapat kran mata air yang membawa kesembuhan bagi yang mengimaniNya. Bahkan peziarah yang datang ke tempat ini dari berbagai kota dari penjuru Indonesia, mereka berasal dari agama Katolik maupun Kristen. Komplek Gereja Ganjuran juga disediakan tempat penginapan gratis berbentuk Pendopo.
Terdapat sejumlah kesaksian para Peziarah di Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, terkait dengan penyembuhan penyakit yang sudah lama diderita. Mukjizat penyembuhan ini terjadi setelah yang bersangkutan mandi dan minum air candi. Mata air yang mengalir melalui kran itu dikenal dengan nama Tirta Perwitasari. Air ini berasal dari bawah candi dengan debet yang cukup besar, yaitu 30 ribu liter per menit. Terdapat 9 kran air di Candi Hati Kudus Tuhan Yesus.
Untuk menuju Gereja Ganjuran peziarah bisa melewati jalan Bantul terus ke selatan sampai melewati perempatan (jalan Pemuda – Pramuka – Bantul – Jenderal Sudirman). Dari perempatan itu terus ke selatan (arah ke pantai Samas) melewati jalan Jenderal Sudirman – jalan KH. Wahid Hasyim – jalan Samas. Nanti sekitar 20 menit atau 10 km ada papan petunjuk ke arah timur menuju Ganjuran. Papan penunjuk itu di sebelah kiri, di samping pertigaan jalan Samas dan jalan Ganjuran. Mulai dari pertigaan itu belok ke kiri (timur) lalu terus saja kira-kira 500 meter. Gereja Hati Kudus Yesus dan candi Ganjuran ada di sebelah kiri.
Untuk memasuki komplek Candi Ganjuran peziarah tidak dikenakan biaya namun hanya membayar parkir. Peziarah juga diminta ikut menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kekhusukan selama berziarah diseputar komplek
Selesai berdoa di Candi Ganjuran, pengunjung atau peziarah bisa membeli souvenir mulai dari pernak pernik atau perlengkapan doa mulai dari kaos rohani, rosario, salib, pigura gambar santo, pigura gambar Yesus, pigura gambar Maria, makanan khas Bantul dan lainya. (EW)