
Jakarta – Sejak berdiri tanggal 22 Mei 1958, usia Ikatan Sarjana Katholik Indonesia (ISKA) tahun ini telah mencapai 63 tahun. Untuk mensyukurinya, ISKA menggelar misa sekaligus peluncuran buku “Merawat Kebangsaan Berbasis Kearifan Lokal” terbitan ISKA Press 2021, Sabtu (29/5/2021).
Acara dengan tema “Solidaritas di Tengah Pandemi” ini digelar dengan dua cara yaitu onsite, di Kapel Santa Ursula, Jakarta Pusat dan online melalui kanal Youtube ISKA Channel. Misa ini pun dipimpin tiga pastor yaitu Romo P. Siswantoko Pr, Romo TB Gandhi Hartono SJ, Romo Guido Chrisna Hidayat SJ.
Usai misa, dalam perayaan yang digelar secara sederhana, Ketua Umum Presidium Pusat ISKA Hargo Mandirahardjo bersyukur ISKA mampu melewati beragam tantangan dalam kehidupan hingga bisa mencapai usia yang ke-63.
Hargo mengajak para anggota untuk dapat terus melayani masyarakat dengan menjaga solidaritas maupun menumbuhkan kembali sikap gotong royong terhadap sesama. Menurutnya, ini adalah momentum yang tepat untuk mewujudkan Indonesia yang semakin maju.
Dies Natalis ISKA ke-63 yang dipimpin oleh Romo Paulus Christian Siswantoko, PR, didampingi oleh Romo Gandi Hartono, SJ, dan Romo Guido Chrisna Hidayat. (Foto: Tangkapan layar)
Selama ini, lanjut Hargo ISKA telah banyak bekerjasama dengan organisasi lainnya untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, salah satunya kerjasama dengan Jaringan Katolik Melawan Covid-19 (JKMC). “Juga ikut dalam gerakan Kemandirian Pangan bersama Trubus, dan berkerja sama dengan Kantor Sekretariat Presiden (KSP) untuk ikut membantu menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa pandemi Covid-19.”
Hargo menjelaskan ISKA senantiasa terus hadir untuk masyarakat baik secara sosial maupun intelektual lewat berbagai kegiatan diskusi dan sebagainya.
Terkait buku, Hargo menuturkan buku yang baru saja diluncurkan memiliki tujuan untuk memberikan solusi tentang bagaimana caranya menghidupkan kembali kearfian lokal untuk melawan politik identitas yang semakin menguat.
“Karena itu, sumbangsih pemikiran ISKA ini diharapkan menjadi pemicu bagi banyak organisasi lain untuk secara bersama terus menyemai benih kebersamaan. Melalui pemikiran kearifan lokal, ISKA hendak memberi lilin kecil sebagai pemandu di tengah letupan intoleransi,” ungkapnya dan menjelaskan buku ini merupakan buku keempat yang diterbitkan oleh ISKA Press dengan editor Alexander Mering.
Sementara itu dalam sambutan secara virtual, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan bahwa ISKA memiliki peran yang strategis khusunya dalam merawat Keindonesiaan.
“Sebagai organisasi cendekiawan dan intelektual berbasis keagamaan, ISKA amat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai-nilai agama dalam komunitas Katolik dengan tetap menjaga komitmen merawat Keindonesiaan, termasuk menjaga dan meningkatkan semangat solidaritas sosial di tengah pandemi,” katanya.
Yaqut juga memberikan apresiasi terhadap tema Dies Natalis ISKA ke-63 “Solidaritas di Tengah Pandemi”. Menurutnya, tema tersebut mengajarkan bahwa solidaritas adalah sebuah hal yang penting terutama di tengah situasi pandemi saat ini.