JAKARTA – Film Mariara Perjamuan Maut yang dibuat oleh putra daerah Minahasa, berhasil menembus ketatnya persaingan film di jaringan bioskop XXI mendapatkan atensi tersendiri pakar marketing dunia, Hermawan Kertajaya.
Dinilai pendiri Indonesia Marketing Association (IMA) serta pengajar di sejumlah lembaga nasional hingga internasional, itu sebagai suatu breakthrough besar dan jitu.
Di sela-sela penyelenggaraan Gala Premiere Mariara Perjamuan Maut yang digelar di bioskop XXI Plaza Senayan, Jakarta, Sabtu (23/11/2024) malam, saat membawakan sambutan, Hermawan memuji karya Sutradara Veldy Reynold itu bersama kerja keras seluruh kru film.
“Sebuah karya sudah dilahirkan dan saya harap jangan hanya berhenti di situ, tapi kembangkan potensi yang ada. Saya sendiri sudah berdiskusi dengan Veldy untuk project berikut dengan ide yang sangat menarik bagi pasar film Indonesia. Semoga ini dapat diwujudkan,”tuturnya di hadapan para penonton film Mariara.
Hermawan berharap sukses Mariara Perjamuan Maut ini dapat menjadi trigger bagi putra-putri daerah menghasilkan karyanya.
Sebagai informasi. Setelah tertahan hampir lima tahun sejak mulai diproduksi tahun 2019, antara lain akibat deraan Covid 19, Mariara Perjamuan Maut akhirnya tayang perdana pada 27 November mendatang serentak di jaringan bioskop XXI.
Launching film ini digelar dalam Gala Premiere Sabtu (23/11/2024) di XXI Plaza Senayan, Jakarta, dan mendapat sambutan luar biasa warga ibukota. Tentu yang belum nonton penasaran, tunggu apa lagi, segera ke XXI pada 27 November 2024 karena ditayangkan serentak di seluruh Indonesia
Kata Anggie Rebeca, salah satu istri pendeta yang hadir dalam Gala Premier, film daerah ini “wajib” di tonton orang Minahasa – Sulawesi Utara karena katanya yang difilmkan ini adalah ceritera rakyat di Minahasa. “Mari kita ‘serbu’ bioskop – bioskop XXI pada 27 November 2024, kita nonton film produk anak Minahasa, yang mengisahkan atau memfilmkan ceritera rakyat minahasa,”katanya.
“Sedangkan, bagi umat Kristiani, pendapat saya, ini wajib ditonton karena dalam kisah rakyat Minahasa tersebut, bagaimana pergumulan seorang pendeta muda untuk membawa orang – orang yang ‘tersesat’ kembali kepada Tuhan. Juga orang yang tidak bersalah dibela oleh pendeta muda, walau harus berlawanan dengan seorang pendeta lengkap, dalam pandangan teologia,”