LOF Modernland selesai pertemuan foto bersama

JAKARTA – Ladies of the Fellowship (LOF) Modernland, Tangerang, menggelar pertemuan rutin. Pada bulan April ini, jatuh pada tanggal 7 dan dilaksanakan di Ruko, Restoran  Raja Oseng, Gading Serpong, lantai 2.

Bagi orang yang tidak tahu, pasti akan bertanya – tanya, tetapi bagi yang tahu pasti “pangling” melihat wanita – wanita yang naik ke lantai 2 Ruko Restoran raja Oseng, Serpong, menggunakan kebaya adat Jawa.

Sis Lovisa saat memberikan kesaksian di pertemuan LOF Modernland

Para wanita yang tergabung dalam LOF ini, seperti yang tertulis dalam agenda akan beribadah pukul 16.00 Wib sampai selesai. Seperti yan sudah diketahui, LOF menggelar ibadah berbeda dengan ibadah – ibadah rutin di Gereja. Pasalnya, LOF ingin memperlihatkan adanya perbedaan, beribadah di LOF dan beribadah di Gereja. Perbedaan itu untuk membuktikan LOF bukan sebuah perintisan Gereja atau satu waktu nanti menjadi Gereja.

Perbedaan yang dihadirkan oleh LOF, juga menjadi keunggulan dalam pertemuan rutin LOF  yaitu, dalam ibadah LOF lebih banyak sering kesaksian dan firman Tuhan. Untuk pemberitaan firman Tuhan, LOF tidak akan mengundang pembicara dari luar LOF apalagi pendeta dari sebuah Gereja—benar – benar member LOF yang ditugaskan memberitakan firman Tuhan.

Sis Mariska

Untuk itu, setiap pertemuan rutin LOF, selalu ada yang membacakan visi – misi LOF. Pada pertemuan LOF Modernland kali ini yang membacakan adalah Sis Melinda. “LOF itu adalah komunitas wanita yang interdenominasi, yang berada dibawah naungan FGBMFI. LOF ini dibentuk untuk support pada FGBMFI. Apakah kalau suami kita tidak di FGBMFI bisa tidak kita (perempuan) ikut? Jawabannya bisa. Semua wanita bisa bergabung dalam LOF,”

“Tujuan LOF adalah memaksimalkan fungsi kita sebagai istri untuk menjadi penolong yang sepadan buat suami. Juga kita wanita di LOF untuk mengembangkan talenta kita, intinya kita terbuka kepada wanita – wanita untuk melayani, baik itu jadi Worship Leader, pendoa, pemain music—termasuk untuk membagi kesaksian,”

“Misi LOF untuk memperlengkapi setiap member untuk mengalami pertumbuhan bersama – sama. Bagi yang sudah bertumbuh, maka harus memberi dampak positif kepada lingkungan, termasuk keluarga—lebih dari itu untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan. Aktifitas LOF, pertemuan satu bulan sekali, sepeti hari ini. Juga ada persekutuan doa di rumah kita masing – masing, dan kunjungan – kunjungan,”

Sis Mia memberikan kado kepada Sis – Sis yang bersaksi

Setelah itu Ketua LOF Modernland, Sis Mia yang hari itu mengatur jalannya pertemuan, meminta kepada beberapa nama untuk menyaksikan cinta kasih dan pertolongan Tuhan Yesus kepada beberapa orang. Pada hari itu, ada 4 orang bersaksi, di antaranya, Sis Priskilla, Sis Mariska, Sis Shandy dan Sis Lovisa.

Sis Priskila Mudji, menyaksikan bagaimana dulunya tidak mengenal Tuhan menjadi mengenal Tuhan. Perjalanannya mengenal Tuhan karena bersekolah di Lembaga Pendidikan Kristiani sejak SD sampai SMA. “Selama bersekolah di situ, saya mau tidak mau beradaptasi dengan agama Kristen, apalagi ada ujian pelajaran agama Kristen. Jadi saya benar benar belajar agar hasil ujiannya bagus,”

Diakui Sis Priskila Mudji, menempuh Pendidikan di sekolah Kristen membuatnya secara tidak sadar mulai tahu tentang kekristenan, tentang Kristus. “Tapi saya harus akui, karena masih tinggal dengan orang tua, saya masih terikat dengan agama orang tua, dan dengan penyembahan penyembahan yang ada di agama orang tua. Selama itu saya tidak menonjolkan bahwa saya mengenal kasih Kristus walau saya sudah terpikat dengan ajaran Kristus. Saya sudah mulai ikut misa, ibadah,”

BACA JUGA  HUT GPdI Filadelfia, Kelapa Gading, Tamu Hadir Dari Berbagai Latarbelakang Gereja Berbeda

Menurut Sis Priskila Mudji, yang membuatnya terpikat dengan Kristen. Karena di agama orangtuanya, itu hanya berbicara tentang karma dan reinkarnasi. Berbeda dengan ajaran Kristus yang menitikberatkan kepada kasih. “Saya meneukan kasih dan damai sejahtera yang saya tidak dapatkan di agama orang tua saya. Bahkan dunia tidak dapat memberikan itu,”.

“ Setelah saya tamat SMA, saya merantau ke Jakarta, di Jakarta saya memiliki teman teman yang beragama Kristen. Sejak itu saya mulai aktif di sebuah kegiatan Gereja. Saya belajar Alkitab, doa semalaman, di situlah saya mengambil keputusan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Saya memutuskan untuk dibaptis,” demikian kesaksiannya yang akan dilanjutkan dalam pertemuan berikutnya, khsusnya bagaimana sampai ia terlibat atau mau melayani Tuhan.

Sis Priskilla saat memberikan kesaksian

Sedangkan Sis Marissa menyaksikan kebaikan Tuhan dalam pekerjaannya. “Saya ini profesi sebagai agen properti. Ada dalam satu waktu, saya sedang semangat semangatnya mencari Tuhan, pada saat itu saya diajak doa kemanapun ikut. Akibat dari mencari Tuhan itu, ternyata saya selama satu tahun tidak closing atau tidak ada penjualan. Saya berdoa sama Tuhan, kasih saya berkat, kasih saya ada penjualan. Pada waktu itu, Tuhan belum memberikan jawaban, dan ditambah lagi dengan adanya masalah lain, juga pengeluaran rumah tangga makin terasa berat karena ada tambahan cicilan,”.

Pada satu waktu, lagi dalam mesbah doa dalam persekutuan, saat itu Sis Mariska menangis, sambil mengungkapkan kepada Tuhan apa yang dihadapinya, dimana keadaannya berat karena belum ada penjualan.

Sementara Sis Mariska berdoa mengeluh soal belum ada penjualan, tiba – tiba di dalam hatinya seakan berkata “Nak, Saya (Tuhan) tidak pernah berhutang, coba diingat – ingat apa yang Saya kasih,”. Kontan saja Sis Marissa kaget, dan teringat, 5 bulan sebelumnya, di saat tidak ada uang, tapi berkat pertolongan Tuhan ia dan suaminya bisa membeli rumah yang kedua.

“Saya waktu mengeluh dengan keadaan yang ada, saya tidak pernah terpikir kebaikan Tuhan tersebut. Kenapa? Karena keinginan saya adalah closing, ada penjualan. Saya tidak sadar Tuhan sudah memberikan lebih besar dari keinginan saya. Saya menangis di hadapan Tuhan, saya merasa bersalah karena ternyata saya terlalu banyak menuntut kepada Tuhan,”

Pelajaran dari kesaksian itu, Sis Mariska belajar untuk tidak mengeluh, sebaliknya terus bersyukur setiap pagi kepada Tuhan karena Tuhan tidak pernah berhutang.

Dilanjutkan dengan kesaksian Sis Shandy, yang kesaksiannya soal pertobatan dari agama yang tidak mengenal Kristus menjadi mengenal Kristus. Dalam pengenalan dirinya dengan Kristus, ia bersykur karena tidak dimusuhi oleh orangtuanya dan saudara – saudaranya. Tuhan baik.

Menutup kesaksian – kesaksian, datang kesaksian dari Sis Lovisa, di mana pernah diberkati, tetapi melibatkan diri dengan para dukun atau setan – setan, maka semua berkat yang diperolehnya menjadi hilang—bangkrut.

BACA JUGA  JDN dan FGBMFI Ajak Indonesia Menyembah 12 - 12 - 12

“Karena saya tidak mengenal firman Tuhan, saya waktu itu jadi sombong atas kesuksesan yang saya miliki. Suami saya yang memperkenalkan dukun pada saya. Dan saya jadi ikut – ikut apa yang dukun ngomong. Saya benar – benar ketagihan dengan cara – cara dukun. Saya tidak puas cuma satu dukun tetapi ada 11 dukun, saya cari dukun sampai ke Purwakarta, ke Pandeglang,”,

Di tengah kebangkrutan, Lovisa mengambil langkah tepat, yaitu bertobat 28 Maret 1998, dan sekarang sudah aktif melayani Tuhan diberbagai Gereja dan persekutuan doa, tidak sebatas gereja di Jakarta tetapi sampai ke pulau – pulau.

Firman Tuhan, disampaikan oleh Sis Inneke, yang juga adalah Ketua LOF—sebelum Sis Mia. Pada kesempatan itu, Sis Inneke memberitakan firman Tuhan, dari Hakim – hakim 4 : 1 – 9. Dari ceritera ini kata Sis Inneke, bangsa Israel sedang tidak baik – baik saja. Dan untuk itu, Tuhan menggunakan seorang wanita, seorang Ibu Rumah Tangga untuk  Israel.

“Tuhan percayakan Debora menjadi seorang hakim. Tuhan tempatkan Debora di tengah – tengah bangsa yang sedang melawan Tuhan. Apa yang bisa kita pelajari dari seorang Debora? Pertama, takut akan Tuhan. Kedua memiliki kepribadian dan kepercayaan diri yang the best,”katanya dan menegaskan kalau para sis yang hadir takut Tuhan, memiliki pribadian dan kepercayaan diri kepada Tuhan, maka dimanapun ditempatkan Tuhan, mau dipersoalan atau disituasi yang tidak baik, pasti Tuhan akan memberikan kekuatan dan pertolongan supaya menjadi berkat.

“Kalau kita berada di dalam Tuhan, mau situasi apapun yang kita hadapi maka rasa takut yang ada pasti hilang, karena Tuhan akan tampil sebagai penolong,”

Diakhir Firman Tuhan, Sis Inneke meminta kepada member yang hadir, apa yang ditangkap dari masing – masing member soal firman Tuhan yang disampaikannya. Dan pada saat itu, masing – masing member mendapatkan pesan berbeda – beda. “Bagus, semua pesan yang diperoelh itu benar. Dan itu yang perlu di dalam pertemuan ini, mesti ada pesan yang ditangkap dari firman Tuhan yang diberitakan. Kalau kita tidak menangkap pesan, maka sia – sia ibadah kita,”kata Sis Inneke.

Ibadah atau pertemuan ditutup dengan doa berkat—dan setelah itu ada perjamuan kasih bersama yang disediakan siapa yang menjadi tuan rumah—pertemuan kali ini yang menjadi tuan rumah, Sis Mia. Sebagai informasi, salah satu pemilik restoran Raja Oseng, adalah anaknya Sis Mia.

MITRA INDONESIA : Bagi Lembaga Gereja, Gereja Lokal, Persekutuan Doa, yang ingin kegiatannya diberitakan di media ini, dapat menghubungi lewat pesan WA : 081717178455. (Ini hanya melalui Pesan, tidak telepon)

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini