JAWA TIMUR – Healing Movement Ministry (HMC) kembali menggelar Healing Movement Crusade (HMC) atau Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Kesembuhan Ilahi (KI), di tahun 2018, tepatnya digelar pada bulan Maret.

Lapangan Taman Karetan, Purwoharjo, Banyuwangi ( 20/3) dan Stadion Sepak Bola Desa Condro, Kecamatan Pasirian, Lumajang (21/3) menjadi tempat pertama dan kedua di tahun 2018 digelarnya KKR – KI HMC.

Di hari pertama, KKR – KI HMC dapat digelar atas kerjasama yang baik antara HMM dan Persekutuan Pelayanan Hamba Tuhan Garis Depan (PPHTGD) beserta lembaga-lembaga Gereja yang ada di Banyuwangi, termasuk Badan Musyawaran Antar Gereja (BAMAG).

Begitu juga di hari kedua, KKR – KI HMC yang dilaksanakan di Lumajang, bisa terlaksana atas kerjasama HMM dan PPHTGD, Full Gospel Business Men’s Fellowship International (FGBMFI) Lumajang, Jaringan Doa Sekota (JDS) Lumajang, serta BAMAG Lumajang.

HMM selain menggelar KKR – KI HMC, juga menggelar Seminar Healing Movement Camp, Rabu (21/03) pukul 09.00 – 16.00 di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Eliezer Jl. Grajagan, Ds. Karetan, Purworejo, Banyuwangi, dengan topik, yaitu Hati Bapa, Gambar Diri, Luka Batin, Pelepasan, dihadiri sekitar 200 peserta, baik itu hamba Tuhan dan aktivis (pengerja) di Gereja.

Menurut Ketua Pelaksana HMM, Pdt. Paul R Widjaja, di dalam sambutannya, seperti yang ada di dalam buku acara, mengungkapkan ucapan syukur  kepada Tuhan yang terus menyertai, memimpin sampai kemanapun HMC diadakan terjadi lawatan Tuhan dan mujizat bagi setiap kota dan daerah serta jiwa-jiwa yang hadir, terjadinya unity diantara Gereja – gereja dan Hamba – hamba Tuhan.

Masih sambutannya, memasuki tahun 2018, dalam “Tahun Permulaan yang Baru” HMC ke 292 diadakan di Banyuwangi (sejak tahun 2007) maka Kota/Kabupaten ini mengalami perubahan yang signifikan “HEALING” dan HMC ke 293 di Lumajang (sejak tahun 2007). “Kami percaya dalam tahun permulaan yang baru ini, HMC akan mengalami lawatan Tuhan sesuai firman Tuhan, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia, semua disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (I. Korintus 2 : 9 ),”katanya.

Pdt. Paul R Widjaja meminta bantuan doa supaya setiap tempat yang Tuhan pilih untuk diadakan HMC (KKR – KI ) terjadi lawatan Tuhan secara luar biasa.

Pada KKR – KI HMC ini, panitia lokal menjadi pembuka sampai pertengahan memimpin pujian membawa umat Tuhan masuk ke dalam hadirat Allah.  Setelah itu, ada jeda untuk sambutan-sambutan, diantaranya sambutan ketua panitia, Pdt. Petrus Junaedy, S. Th,  dan sambutan mewakili pemerintah Kabupaten Banyuwangi. “Mohon maaf, Bupati sedianya akan bersama-sama di tempat ini namun karena ada banyak kegiatan yang tidak dapat diwakilkan maka Bupati memohon maaf, dan mewakilkan kepada kami untuk bersama-sama dengan umat Kristiani yang hadir hari ini,” kata Asistem Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Banyuwangi yang mewakili Bupati saat itu.

Bupati, Abdullah Azwar Anas mengatakan seperti yang dibacakan, Banyuwangi selalu terbuka untuk kegiatan – kegiatan agama.

Usai sambutan, tampil perwakilan-perwakilan agama untuk berdoa bersama buat Indonesia menjadi lebih baik dan terus diberkati Tuhan.

Setelah itu, ada kesaksian dari Mayor Jenderal TNI (Purn.) Darpito Pudyastungkoro, S.Ip, M.M., yang isinya bagaimana dirinya ditolong Tuhan saat berkarier di militer hingga dipercayakan menjadi Pangdam Diponegoro (Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta) dan Pangdam Jaya (Wilayah Jakarta). Diakhir kesaksiannya, ia menaikkan pujian yang dikarangnya sendiri dengan genre music lagu perjuangan.

BACA JUGA  Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo: Doa, Pujian, Penyembahan, Kunci Memperoleh Mukjizat Tuhan

Setelah itu ada jeda adzan magrib, ini sebagai bentuk sesama umat saling menghargai dan menghormati.

Dalam jeda itu, team music dari HMM yang dipimpin oleh Pdt.Welyar Kauntu mempersiapkan diri tampil memimpin pujian untuk membawa umat Tuhan untuk mempersiapkan diri menerima firman Allah.

Begitu juga dihari kedua, KKR KI HMC di Lumajang, ada sambutan dari Ketua Panitia, Pdt. Isaac Soetanto Latief dan ada doa bersama dari para tokoh lintas agama.

Sekitar satu jam umat memuji Tuhan, tiba saatnya Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo memberitakan firman Tuhan. “Saya mau kasih tahu satu hal, apapun masalah yang saudara alami (hadapi) ketahuilah Tuhan Yesus sangat mengasihi saudara. Tahun 2018 akan lebih baik dari tahun 2017,”kata Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo sebagai pembuka.

Sebagai bukti Tuhan Yesus mengasihi manusia, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo berkata, Tuhan Yesus mau mati karena dosa manusia, Dia dikuburkan tetapi pada hari yang ketiga Dia dibangkitkan. “Ada apa dengan manusia sehingga Tuhan Yesus mau mati buat manusia? Alkitab katakan semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, upah dosa adalah maut (mati),”paparnya dan mengurai mati itu ada tiga macam. Pertama, mati secara rohani, Roh Allah meninggalkan manusia, putus hubungan antara Allah dan manusia. Kedua, mati secara jasmani, roh manusia tercerai dari tubuh manusia. Ketiga, mati kekal (selama-lamanya) dan tempatnya di neraka.

“Saudara jangan sampai masuk neraka. Saya berdoa semua kita masuk sorga. Untuk itulah Tuhan Yesus datang ke dalam dunia ini, Tuhan Yesus mau menyelamatkan kita semua. Bagaimana cara Tuhan Yesus menyelamatkan kita? Alkitab katakan Yesus yang tidak mengenal dosa telah dijadikan dosa oleh kita semua supaya di dalam Dia, supaya yang percaya kepada Yesus dibenarkan oleh Allah. Artinya, seharusnya kita yang mati tetapi digantikan oleh Yesus,”tuturnya.

Katanya lagi, demi menyelamatkan manusia, Yesus harus mati dengan cara yang sangat tidak manusiawi ( Yesus mati di atas kayu salib). Proses awal dari penyaliban, Tuhan Yesus ditelanjangi, kemudian dua algojo secara bergantian mencambukinya, dan akibat dari cambukan itu meninggalkan luka – luka yang dalam. Setelah itu, kepalanya ditancapkan mahkota duri (sakitnya luar biasa), darah bercucuran.  Lalu tangan dan kakinya dipaku (sakitnya luar biasa), Tuhan Yesus digantung di atas kayu salib.  “Kenapa Tuhan Yesus harus mati demikian? Mengapa tidak dengan cara lain yang lebih manusiwai? Alkitab katakan, tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa. Untuk mengampuni dosa kita semua Tuhan Yesus harus mati secara tidak manusiawi. Alkitab juga katakan, dengan cara mati Tuhan Yesus seperti itu untuk menanggung penyakit serta penderitaan kita dan oleh bilur-bilurNya kita disembuhkan,”tegasnya.

Tambahnya, Yesus memang mati dan di kuburkan tetapi pada hari yang ketiga Dia dibangkitkan. “Puji Tuhan, Tuhan Yesus tidak selamanya mati tetapi dihari ketiga Tuhan Yesus bangkit,”tegasnya.

Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo berkata, di dalam alkitab ada dua hal yang dikatakan Tuhan Yesus kepada seseorang dan orang tersebut mengalami mujizat kesembuhan. Pertama, ketika Tuhan Yesus berkata “Imanmu telah menyelamatkan engkau,” orang yang dimaksud oleh Tuhan seketika sembuh dari penyakitnya.  “Jadi saya mau katakan, hanya percaya kepada Tuhan mujizat akan terjadi. Jangan tanya bagaimana cara Tuhan menyembuhkan, yang kita harus lakukan hanya percaya,”katanya.

BACA JUGA  Rangkaian Kegiatan HUT SKA Lumajang ke 46

Kedua, ketika Tuhan Yesus berkata “dosamu sudah diampuni,” orang yang dimaksud oleh Tuhan seketika menerima kesembuhan. “Saya banyak melihat ketika orang-orang berkata ampuni aku Tuhan, orang yang lumpuh tiba-tiba berjalan, tuli yang sudah berpuluh-puluh tahun langsung dapat mendengar,”Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo bersaksi.

Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo menekankan sembuh yang dimaksud bukanlah sembuh sebatas sakit secara fisik tetapi juga secara mental, jiwa akibat tekanan-tekanan berat yang terjadi dan dialami, termasuk ketakutan, kebingungan, juga hubungan keluarga, hubungan suami – istri, hubungan orang tua – anak, hubungan diantara keluarga yang lagi sakit. “Percaya dan minta ampun saudara akan menerima kesembuhan dari Tuhan.  Sejak 2000 tahun yang lalu oleh bilur-bilur Tuhan Yesus saudara disembuhkan,”tegasnya dan mendapatkan tanggapan “AMIN” dari umat yang hadir, baik di malam pertama dan kedua.

Ibadah KKR – KI HMC

Usai memberitakan firman Tuhan, baik di Banyuwangi (20/03/2018) dan Lumajang (21/03/2018), umat Tuhan yang membutuhkan doa kesembuhan diminta maju ke depan, sedangkan yang tidak bisa maju, diminta angkat tangan.

Pdt. Ir. Niko Njotorahardjo kemudian memimpin pujian dan membawa umat Tuhan memuji dan menyembah Tuhan sampai hadirat Allah turun menjamah masing-masing pribadi. Kuatnya hadirat Tuhan sampai – sampai umat Tuhan tidak dapat menahan rasa haru dan terima kasih atas bai

knya Tuhan serta rasa penyesalan dosa.

MITRA INDONESIA mendengar dengan jelas suara – suara ungkapan memohon ampun dosa dan berterima kasih atas kasihNya Tuhan disertai air mata yang tidak henti-hentinya menetes membasahi pipi.

Pada saat itu, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo mulai mendoakan umat Tuhan dari atas panggung, seket

ika itu juga mujizat demi mujizat terjadi, yang lumpuh dapat berjalan, yang tuli dapat mendengar dan yang buta dapat melihat serta berbagai penyakit disembuhkan seketika oleh Tuhan.

Orang-orangyang sudah disembuhkan Tuhan diminta untuk bersaksi dari atas panggung kepada ribuan umat yang hadir.

Untuk mengetahui orang-orang yang disembuhkan secara mujizat, ada tiga hamba Tuhan, Pdt. Budi Sastradiputra, Pdt. Hanny Andries dan Pdt. Welyar Kauntu  yang mewawancarai banyak orang yang disembuhkan Tuhan secara mujizat.

Sementara orang – orang yang bersaksi menerima mujizat Tuhan, ada jeda, dimana Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo meminta, Pdt. Pieter Faraknimella dan Pdt Jongky T Widjojo untuk memimpin doa agar umat Tuhan yang ada di lapangan menerima kesembuhan dari Tuhan.

Puji Tuhan, di dua tempat KKR KI HMC nama Tuhan ditinggikan dan kesembuhan tidak berhenti di lapangan tetapi terus terjadi kepada orang yang percaya dan meminta ampun dosa. (Suratinoyo)

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini