SULUT – Kamis-Sabtu (28-30/3) Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bekerjasama dengan Sinode Am Gereja-Gereja di Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (Suluteng) menggelar Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM).
Pembukaan KGM digelar pada Kamis (28/3) dengan dipimpin Ketua BPMS Sinode GMIM Pdt. DR. Hein Arina.
Turut hadir para pimpinan gereja di Indonesia, pimpinan ormas Kristen, pimpinan organisasi sosial kemasyarakatan Kristen, pimpinan perguruan tinggi kristen dan tokoh-tokoh Kristiani.
Melalui tema “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir” (Wahyu 22:12-13), dan sub tema “Bersama Seluruh Warga Bangsa, Gereja Memperkokoh NKRI yang Demokratis, Adil dan Sejahtera bagi Semua Ciptaan Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945” PGI ingin mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Bagi PGI, gereja-gereja juga memiliki tanggung jawab untuk menjalankan fungsi kritis dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat bangsa dan negara.
Sejak diselenggarakan tahun 1972, KGM menjadi tempat bagi gereja meletakkan landasan untuk menjalankan diakonia pembangunan sebagai perwujudan damai sejahtera di Indonesia. Lima hal yang akan menjadi pembahasan para peserta, seperti:
(1) Melakukan dialog dan refleksi mengenai sejumlah isu yang menjadi pergumulan umat
(2) Memahami kondisi sosial-politik masa kini, di level internasional, nasional dan lokal, dengan analisis dari perspektif demokrasi
(3) Memetakan masalah-masalah yang ada dan menerjemahkan gerakan moral umat Kristiani dalam bentuk respons terhadap tantangan yang ada
(4) Merumuskan pilihan-pilihan pelayanan gereja dalam rangka keadilan dan kesejahteraan bagi semua ciptaan
(5) Ruang bagi gereja-gereja untuk melakukan pembaruan Dokumen Keesaan Gereja yang berfungsi sebagai arah missional gereja-gereja di Indonesia (NW)