SENTUL – Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II, pada Sabtu – Minggu (12-13 Oktober 2024 ) di Hotel Bonjour Village By Villapedia, Sentul, Bogor, dengan tema “Tegakkanlah Keadilan” (Amos 5 : 15b), AD CARITAS ET VERITAS (dalam kasih dan kebenaran)
Peserta yang hadir mewakili daerah masing-masing – masing, berjumlah 34 Provinsi dari 38 Provinsi yang ada di Indonesia. Setiap provinsi diwakilkan oleh Ketua, Sekretaris dan Bendahara (KSB).
Peserta yang tiba di Hotel Bonjour Village By Villapedia, disambut panitia dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) PIKI dengan penuh persaudaraan. Setiap peserta dalam pantauan, walau dari berbagai macam daerah dan suku, tetapi “cair” dan saling tegur sapa, bahkan tertawa suara lepas meski banyak yang baru pertama kali jumpa langsung.
Pembukaan Rakernas II PIKI dimulai dengan ibadah dan upacara nasional menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diikuti mengheningkan cipta yang dipimpin Ketua Umum PIKI, Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si.
Ketua Umum PIKI, Dr. Badikenita Sitepu. SE. MM, sebelum pembukaan Rakernas II, terlebih dahulu melakukan pengecekan Dewan Pengurus Daerah (DPD) yang sudah berada di tempat Rakernas II.
Sebelum melakukan pengecekan, Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si. memperkenalkan perwakilan Lembaga – Lembaga Intelegensia Keutaman lintas agama, di antaranya, Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia (ICHI), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Keluarga Cendikiawan Buddhis Indonesia (KCBI) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) serta Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
“Kehadiran rekan – rekan dari lembaga Inteligensia lintas agama ini karena kita di tingkat pusat ada forum bersama yang setiap 2 bulan sekali kumpul. Untuk tuan rumahnya bergantian. Ini komitmen kita bersama untuk melayani umat dan bangsa, yang tidak terpisahkan dalam bagian bangsa ini sesuai UUD 1945, Pasal 29 tentang kebebasan memeluk agama, dan UU pasal 28 tentang berserikat dan berkumpul,” tuturnya.
Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si. satu persatu menyapa DPD – DPD yang sudah hadir, dimulai dari Papua. Semua yang disapanya diminta berdiri agar dapat dikenal oleh DPD yang lain dari berbagai provinsi di Indonesia. Saat menyapa itu, ia tidak lupa juga menyebut nama Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Ini membuktikan ia sangat dekat dengan pengurus DPD PIKI se Indonesia.
Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si., menyapa DPD Papua, Papua Pegunungan, Maluku Utara, Maluku. Kemudian, berpindah ke Sumatera, dimulai, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepri, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung. “Untuk DPD PIKI di Pulau Sumatera, saat ini minus Aceh—belum punya,” terangnya.
Dilanjutkan oleh Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si, dengan menyebut, DPD yang ada di Pulau Jawa: Banten, Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kemudian Dr. Badikenita Sitepu. SE. MM, menyapa DPD dari Bali, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat. Berpindah ke Pulau Sulawesi: DPD Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.
“Kami PIKI sudah ada di 34 Provinsi di Indonesia, 4 provinsi yang belum ada pengurus. 1 daerah, yaitu Sulawesi Selatan sedang mencari waktu pelantikan. Untuk 3 daerah lainnya yaitu NTB dan Aceh serta Gorontalo, diusahakan tahun ini sudah ada pengurusnya,”
Dari nama – nama yang disapa oleh Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si., ternyata ada yang terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di MPR, terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, dari lintas partai. Juga ada calon Gubernur, Walikota dan Bupati yang sedang “berkompetisi” di daerah masing – masing.
Di depan Lembaga – Lembaga keumatan, Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si. mengungkapkan kegelisahannya menyangkut toleransi, kesamaan hak dan kewajiban menjalankan ibadah. Kegelisahannya itu, dikarenakan ada satu daerah di Provinsi Banten, tepatnya di Kabupaten Pandeglang, di mana umat Kristiani tidak dapat mendirikan rumah ibadah untuk beribadah—padahal hal itu dijamin oleh UU.
“Kita sedang berjuang untuk ada Gereja di Kabupaten Pandeglang. Kenapa? Karena banyak warga Kristen di Kabupaten tersebut kesulitan untuk beribadah, kalau mau beribadah jauh sekali, harus ke Kabupaten lain,”ungkapnya.
Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si, pada kesempatan itu menyarankan kepada DPD yang hadir agar dapat membangun sinergisitas dengan kelompok – kelompok cendekiawan di tingkat Provinsi.
Di depan semua yang hadir, Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si. mengatakan, Periode DPP PIKI yang dipimpinnya, semestinya periode 2020 – 2025 tetapi karena ada Covid, Kongres DPP PIKI diselenggarakan pada tahun 2021.
Selama periode 2021 – 2025, diurai , Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si. PIKI sudah menyelenggarakan 2 Rakernas, dan Dies Natalis ke-60. “Kami menyelenggarakan rangkaian seminar pada 11 Provinsi di Indonesia,”.
Dr. Badikenita Sitepu. SE., SH., M.Si, berharap Rakernas II PIKI dapat menghasilkan buah pikiran untuk dijadikan rekomendasi kepada pemerintahan baru, Presiden RI terpilih Bapak Prabowo Subianto periode 2024 – 2029.
Lebih dari itu, Ketua Komite 2 – DPD RI ini berharap hubungan yang terbangun lembaga – lembaga inteligensia/cendekiawan di tingkat pusat dan daerah dapat berbuat banyak buat bangsa dan negara.
“Saya berharap banyak dengan adanya berkolaborasi PIKI dengan ikatan – ikatan cendekiawan lintas agama. Saya meyakini kalau kita bersama maka lebih bisa berbuat hal – hal, lebih banyak berbuat untuk bangsa dan negara. Apalagi di PIKI ada 15 orang yang menjadi Senator di periode ini,” harapnya dan menambahkan, inilah saatnya berpikir lebih banyak dalam tugas pelayanan di PIKI, di kehidupan sebagai warga negara.
Dr. Badikenita Sitepu. SE. MM Membuka secara resmi Rakernas II PIKI di dampingi Sekretaris Jenderal, Audy WMR Wuisang, S.Th, M.Si, dan para Wakil Ketua Umum.
Kaum cendekiawan Agama Kristen memiliki peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kualitas potensi diinternalnya, yaitu membangun sikap inklusif dan bukan eksklusif. Mengedepankan akal sehat, berpikir kritis, dan berhati nurani yg murni. Sehingga berdampak positif ditengah dinamika kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia yg majemuk dan pluralitas, demi kejayaan bangsa Indonesia.
Sukses untuk Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia