Organisasi adalah tempat untuk orang berkumpul dan bekerja sama dengan cara rasional, terpimpin, sistematis, terencana serta terkendali. Manfaat dari organisasi adalah tercapainya sebuah tujuan bersama, melatih mental berbicara di publik, melatih kepemimpinan, memperluas pergaulan, kuat dalam menghadapi tekanan, meningkatkan wawasan sekaligus pengetahuan, membentuk karakteristik, mampu dalam mengatur waktu dan sebagai ajang dalam pembelajaran kerja.

Yesus dan kedua belas murid-Nya merupakan satu organisasi. Ada satu suara, satu orang seorang pemimpin dan pendelegasian wewenang antar anggotanya.

Sayangnya, ada satu muridnya yang berkhianat. Pada waktu itu Yesus bisa saja memberikan hukuman yang seberat-beratnya bagi murid yang berkhianat, tapi Ia justru tidak bertindak apa-apa karena tahu pengkhianatan adalah rencana-Nya.

Dari kisah itu, Yesus fokus pada rencana-Nya. Sama seperti seorang pemimpin, jika ingin berhasil memimpin organisasi, kunci utamanya harus fokus dan siap menghadapi setiap hambatan yang datang menghampiri.

Seorang pemimpin juga harus bijak. Perhatikan cerita berikut ini. Andaikata ketika bumi dilanda bencana air bah, yang selamat hanya tiga orang yaitu suami, istri dan ibu kandung dari suami. Pada saat yang bersamaan sang istri dan ibu tercebur di laut, tidak dapat berenang dan terpisah dengan jarak yang jauh. Pada kondisi tersebut pasti mulai muncul pikiran dibenak suami, harus menyelamatkan istri atau ibu kandung. Disini akan timbul suatu dilemma. Dari sisi organisasi dan kepemimpinan seorang suami harus mendahulukan istri, tetapi disisi sosial peranan ibu sungguh amatlah vital.

BACA JUGA  BERLALUNYA TAHUN KELAM  (-Sebuah Refleksi -) 

Dari cerita diatas, pelajaran yang bisa diambil yaitu seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan yang tepat dan benar dalam hitungan detikl. Seperti yang telah tertulis, “Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tidak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka” (Amsal 22 : 3).

Seorang pemimpin yang baik juga harus bisa menjadi teladan dan contoh bagi orang  atau anak buahnya. Ilmu diperlukan sebagai bekal untuk memimpin, sedangkan seni diperlukan untuk menerapkan ilmu tersebut. Efektifitas kepemimpinan adalah ketajaman penglihatan sosial, mampu berpikir abstrak dan keseimbangan emosionalnya.

Kepemimpinan yang baik ditandai dengan sikap yang penuh dengan karisma dan setiap keputusan yang dihasilkan dapat diterima oleh para pengikutnya karena dibalik kepemimpinan handal diperlukan pengikut yang taat.

Jika ingin menjadi pemimpin yang kuat maka berlatihlah menjadi pengikut yang loyal dulu. Kepemimpinan bisa dilatih karena kualitasnya dilihat dari pengalamannya. Carilah pemimpin yang bisa kita teladani dan ikuti nasehatnya.

Kunci jadi pemimpin cuma satu yaitu belajar dan belajar. Dengan kita terus belajar dan mencari tantangan kepemimpinan baru, akan semakin membuat diri kita matang. Dan kunci kepemimpinan yang berkualitas yaitu dapat mengenali potensi dan komunitas, analisa sumber daya organisasi, transformasi kepemimpinan dan komunikasi dan keteladanan. Seorang pemimpin juga wajib memiliki sifat-sifat berikut yaitu ketekunan (konsisten dalam kehidupan), tahan uji (kuat menghadapi cobaan) dan harapan (apapun hasil akhirnya, setidaknya kita telah berusaha). Seperti yang telah tertulis, “Perlakukanlah orang-orang yang berada dibawah pimpinanmu seperti yang engkau mau mereka perlakukan terhadap dirimu. Perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin diperlakukan oleh mereka”.

Orang Kristen yang tindakan dan tutur katanya konsisten dapat mempengaruhi generasi-generasi berikutnya agar percaya kepada Kristus. Para pengikut menyoroti kualitas hidup kita. Dorongan yang terbaik bagi para pengikut bukan, “lakukan seperti yang saya katakan”, melainkan cara hidup tulus yang persuasif, “lakukan seperti yang saya lakukan”. Dengan demikian ada keselarasan antara tindakan dan perkataan para pengikut akan cenderung melakukan apa yang kita lakukan daripada melakukan apa yang kita perintahkan. Jika saat ini tindakan Anda menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih, belajar lebih, melakukan lebih dan menjadi lebih, Anda adalah seorang pemimpin.

BACA JUGA  Ironi Perkawinan, Menikah untuk Bercerai

Oleh: Yudhi Widyo Armono, SE, SH, MH.

Tulisan ini adalah kiriman dari pembaca tabloidmitra.com, isi dari tulisan di luar tanggung jawab redaksi.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini