CIANJUR – Majelis Daerah (MD) Jawa Barat (Jabar) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) telah memutuskan Pdt. Ferdinand Rompas sebagai ketua menggantikan alm Pdt. JE Awondatu usai menggelar rapat pleno, Selasa (30/6/2020) di Sekolah Alkitab GPdI Cianjur (SAC).
Baca juga: Pdt. Ferdinand Rompas Pimpin GPdI Jabar Gantikan Alm Pdt. JE Awondatu
Namun, dalam perjalanan rapat pleno yang berlangsung kurang lebih 3 jam tersebut sempat muncul kekecewaan dari para pengurus/ketua wilayah ketika orang yang diusung menjadi Ketua MD GPdI Jabar yaitu istri alm Pdt. JE Awondatu, tante Melani ditolak oleh Ketum Majelis Pusat (MP) GPdI Pdt. John Weol. Alasannya, tidak sesuai dengan AD/ART.
Ketika itu suasana sempat memanas dan para ketua wilayah sempat bertemu dengan Pdt. John Weol untuk mempertanyakan alasan ditolaknya tante Melani. Namun, suasana tersebut tidak berlangsung lama dan kembali menyerahkan jalannya pleno kepada pengurus MD GPdI Jabar.
Pdt. Stevy Gerung mengatakan dirinya kecewa dengan penyataan Ketum MP yang menolak nama tante Melani. Ia pun mempertanyakan sikap Ketum MP karena di beberapa wilayah, seseorang bisa menjadi Ketua MD dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan Jabar. “Padahal di Sulut, Papua kondisinya sama dengan di Jawa Barat, di sana bisa, kok di sini enggak? Kalau mau dilihat, personil MP yang berjumlah 54 sebenarnya juga tidak sesuai dengan AD/ART,” ungkapnya dan menambahkan mungkin penolakan terjadi karena ada kepentingan tertentu.
Senada, Pdt. Aldie Massie pun mempertanyakan alasan yang diutarakan Ketum MP. Menurutnya, tante Melani adalah orang yang tepat memimpin MD GPdI Jabar. “Ini memalukan karena di beberapa daerah bisa diterima padahal ada AD/ART yang dilanggar. Tapi di Jabar ini kenapa? Kenapa dengan keluarga Pdt. Awondatu sehingga tidak diterima oleh Pdt. John Weol? Keluarga Pdt. Awondatu dengan MP sangat taat organisasi,” katanya penuh dengan rasa kecewa.
Pdt. Ardiles Massie
Sementara itu, Ketua Wilayah 2 Bandung Pdt. Steven Turangan berharap tante Melani tetap masuk dalam struktur kepengurusan MD GPdI Jabar di bawah kepemimpinan Pdt. Ferdinand Rompas.
Pdt. Steven Turangan
Di sisi lain, Wakil Sektretaris 1 MD GPdI Jabar Pdt. Franklyn Turangan berpendapat apa yang terjadi disela-sela rapat pleno adalah hal biasa dan wajar terjadi dalam sebuah organisasi. “Ini keliatan seperti drama tapi sebetulnya ini dinamika, pergesekan di dalam biasa. Lebih baik berantem di dalam daripada di luar. Ya berdoa supaya Jawa Barat jauh lebih baik,” katanya dan menambahkan ketua terpilih sekarang harus melanjutkan apa yang dilakukan oleh mendiang (Pdt. JE Awondatu).
Pdt. Franklyn Turangan
Tabloidmitra.com coba mengkonfirmasi kepada Pdt. John Weol. Namun ketika tiba di ruangan tempatnya berada ia tidak dapat diganggu karena sedang menerima tamu. (NW)
Politik