Lembata, NTT – Dalam pemberkatan dan peresmian Taman Doa Pater Beeker, di Watuwawer, NTT, Senin (14/6/2021) Uskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung menyatakan bahwa Watuwawer menjadi tempat ziarah umat Katolik di wilayah Keuskupan Larantuka.
Watuwawer sendiri terletak di Desa Atakore, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Dandanlah kampung ini sehingga siapa saja yang datang menimba kekuatan iman di sini merasakan bahwa Watuwawer itu sejuk, tidak hanya karena hawanya, tetapi juga karena orang-orangnya. Kita bangun kerja sama seluruh umat, bersama tokoh-tokoh masyarakat, kepala desa, dan pemerintah kabupaten,” katanya, seperti dilihat dalam live streaming di Youtube Komsos Larantuka.
Uskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung
Kopong berharap pemerintah setempat dapat segera membangun jalan yang bagus ke kampung Watuwawer.
Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday dalam sambutan mengatakan sejak diresmikan, Taman Doa Pater Beeker menjadi ikon wisata rohani di Watuwawer.
“Hati kita seperti air di dalam kendi. Air bersih atau kotor itu baru kita tahu kalau dituangkan dari dalam kendi. Hati kita juga bersih atau kotor baru terpancar melalui perkataan dan tindakan. Tapi ketika hati dan pikiran terhalang maka datanglah ke sini,” katanya.
Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday
Pastor Paroki Hati Amat Kudus Lerek, Romo Pius Laba Buri, Pr berceritera tentang pembangunan taman doa yang dilengkapi museum mini ini ternyata mulai digagas sejak tahun 2016 atau ketika peringatan kematian Pater Bekeer. Kemudian panitia pembangunan dibentuk pada 12 Maret 2017 dan peletakan batu pertama dilakukan tanggal 19 April 2017.
Pembangunan taman doa ini sebenarnya sudah selesai tahun 2019, tapi pemberkatannya baru dilaksanakan tahun ini karena pandemi Covid-19.
Sedangkan dana pembangunan taman doa yang diarsiteki Alm. Kornelius Atakore Ledjap ini berasal dari paroki, sumbangan umat, dana desa dan para donatur, termasuk umat paroki Lerek diaspora.
“Pater Bekeer punya tempat istimewa dan jadi kebanggaan umat Watuwawer. Taman doa ini simbol iman dan bukan hanya hiasan. Pembangunan fisik taman doa sudah selesai tapi perubahan sesungguhnya ada pada pola pikir dan perilaku kita,” kata Romo Pius sekaligus berpesan supaya umat selalu menjaga taman doa sekaligus menghargai para umat yang datang kesana.
Menurut Romo Pius kematian Pater Beeker adalah tonggak iman umat di Watuwawer. Selain sebagai pastor paroki pertama di wilayah tersebut (sejak tahun 1940), Pater Beeker mengubah banyak hal tentang kehidupan umat di sana.
Romo Pius Laba Buri
Banyak hal yang dimaksud Romo Pius seperti pembangunan fisik dan sistem administrasi yang rapi. Dirinya mencontohkan bahwa dulu Pater Beeker selalu mencatat semua pelayanan maupun kegiatan dalam sebuah buku. Catatan tersebut masih tersimpan di Paroki Lerek.
Pater Beeker juga memberikan keterampilan bagi masyarakat dengan mengirimkan orang muda ke Larantuka untuk belajar pertukangan kayu di bengkel yang dikelola gereja. Selain itu telah mendirikan sekolah dasar pertama di Wartuwawer tahun 1948 dan di dekat Atawolo tahun 1954. Untuk gurunya berasal dari anak muda setempat yang sebelumnya sudah berikan pelatihan di lembaga pelatihan guru.
Menurutnya, walaupun Pater Beeker belum disebut sebagai martir oleh Gereja Katolik, tapi bagi orang Watuwawer Pater Beeker tetaplah seorang martir. Buktinya tanggal kematiannya selalu diperingati di Watuwawer dan menjadi hari libur khusus. “Kematiannya kita anggap sebagai kemartirannya, terlepas dari pengakuan gereja nantinya,” katanya.
Taman Doa ini diberi nama Taman Doa Pater Beeker yang adalah seorang misionaris di Lembata, Pater Beeker. Pada 19 April 1956, Pater Beeker mati karena dibunuh oleh Baha Luga, umat setempat di pastoran Kapela Stasi Watuwawer.
Baha Luga merupakan pemuda yang dididik oleh Pater Beeker. Dari kesaksian umat, Baha Luga ditegur karena kedapatan mencuri barang milik misionaris lainnya.
Baha Luga kemudian dipenjara dan jasad Pater Beeker dimakamkan di Kota Larantuka. Lalu karena kecintaan umat terhadap Pater Beeker, tahun 2005 tulang imam itu dikembalikan ke Watuwawer.