Pencipta lagu rohani kawakan tanah air Jonathan Prawira mengungkapkan pernah hampir mundur dari dunia pelayanan. Hal itu terjadi karena dirinya mendapatkan sebuah penolakan dari seseorang.
“Saya ciptakan dia album. Satu waktu saya ingin bersaksi menceritakan latar belakang lagu itu, 5 menit saja di atas panggung. Tapi saya ingat sekali orang ini menolak saya dengan halus dan bilang dia enggak butuh saya di konsernya,” ceritanya.
Penolakan itu cukup membekas di hati pria yang akrab disapa Jo tersebut. Namun, Tuhan justru menguatkan dan mengajarkan sebuah pelajaran berharga dari kejadian yang ia alami. “Saya bersyukur Tuhan kasih saya pengertian dengan logika. Saya diperlihatkan sebuah stadion yang besar, lalu orang-orang pergi. Tuhan bilang kalau saya stop, lagu-lagu saya tidak bisa lagi memberkati banyak orang,” tuturnya.
Jo jadi mengerti bahwa Tuhan mengizinkan hal tersebut terjadi agar dirinya mengetahui bahwa kesuksesan dalam dunia pelayanan hanya ditentukan oleh Tuhan. “Karena itulah dunia pelayanan. Ada yang sombong kayak Petrus, ada yang ragu kayak Thomas. Ada yang pengkhianat kayak Yudas. Ya itu dunia pelayanan. Tapi kalau kamu memandang Tuhan, kamu akan siap,” tegasnya.
Sebagai info. Dalam dunia musik rohani tanah air, Jonathan Prawira pernah mendapatkan berbagai penghargaan seperti “Victory Music Award” sebagai komposer/arranger terbaik 2000, ”IGMA Award” sebagai ”Songwriter of the year 2005” dan nominator best song ”Sperti yang Kau Ingini”, ”IGMA Award” sebagai ”Songwriter of the year 2006” dan nominator best song ”Hati sbagai Hamba” serta nominator penyanyi pria terbaik, ”IGMA Award” sebagai ” Best Song Pilihan Jurnalis 2006” untuk lagu ”Hati sbagai Hamba.” (NW)