JAKARTA – Di masa pandemi Covid-19, Jaringan Doa Nasional (JDN) mengadakan Gerakan 24/40 yaitu berdoa, memuji, menyembah Tuhan selama 24 jam nonstop selama 40 hari. Acara ini terbuka bagi semua denominasi gereja.
Faslitator Umum JDN Pdm. Charles Jonan mengatakan Tuhan memberi visi kepada JDN agar terjadi kesatuan doa dari berbagai gereja. Acara 24/40 bisa terjadi bukan karena kuat manusia, melainkan karena Tuhan. “Saat acara ini mulai dibicarakan, sambutan kota-kota sangat antusias, kita tidak mungkin bisa menggerakan kota demi kota apa lagi selama 24 jam 40 hari, banyak pihak yang harus terlibat, apakah kita sanggup? Apa Yang kita lakukan adalah berjalan dengan Iman, membangun Takhta Tuhan, dengan membangun mezbah-mezbah yaitu melalui doa, pujian dan penyembahan,” katanya.
Baca juga: Gerakan 24/40 JDN dalam Kacamata Para Pimpinan Umat Kristen
Tanggal 8 Juli sampai 17 Agustus sengaja dipilih karena JDN ingin merayakan HUT RI ke-75 dengan doa. “Kita percaya, saat kita bergandengan tangan bersatu membangun mezbah, Tuhan hadir memulihkan negeri. Waktunya kita merendahkan diri kita dan bergandengantangan. Kita akan melihat pertolongan Tuhan,” doanya.
Pdt. Mulyadi Sulaeman berkata 24/40 merupakan momen luar biasa yang Tuhan berikat kepada umat. Ia percaya ada maksud Tuhan dibalik kegerakan ini. Menurutnya, Tuhan sedang melakukan sesuatu yang besar di masa ini seperti ketika Tuhan memakai Daud.
Pdt. Daniel Pandji memaparkan gerakan ini merupakan sebuah inisiatif yang luar biasa, mengajak umat mencari wajah Tuhan. Ini seperti kisah Nuh yang mengajak keluarganya membangun mezbah dan ia memperoleh keselamatan dari Tuhan. “Waktunya melihat wajah Tuhan dan mengetahui pikiran-Nya, bukan sekedar pertolongan Tuhan,” tuturnya.
Pdt. Andreas Soestono menjelaskan melalui gerakan 24/40 umat sedang diajarkan untuk membangun kebiasaan baru yaitu berdoa, memuji, menyembah Tuhan setiap waktu (1 Tesalonika 5:16). “Seperti Tuhan Yesus saat mengalami penyaliban. Dia berdoa dan mengalami kunjungan Tuhan. Maka saat kita berdoa, pasti akan mengalami kunjungan Tuhan.
Sementara itu, Pdt. Gondowijoyo mengatakan saat ini adalah era perubahan dalam segala bidang. Umat harus mampu menempatkan diri di era perubahan ini agar bisa berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan. “Kita sedang dalam perjalanan waktu yang menyambut hari besar Tuhan, hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Dalam mempersiapkan hari kedatanga-Nya yang kedua, rancangan-Nya, kuasa dan kedaulatan Tuhan harus terjadi. Oleh karena itu kita sedang dibawa masuk kedalam takhta-Nya,” paparnya dan menegaskan Tuhan sedang membawa manusia dalam rancangan semula yaitu segambar serta serupa dengan Allah.
Baca juga: Kesaksian Umat Ikut Gerakan 24/40 JDN: Gereja Bersatu dan Jamahan Tuhan Terjadi
Pdt. Andy Mulyadi mewakili Fasilitator Regional Sulawesi meyakini setelah 40 hari berdoa, memuji dan menyembah akan ada perkara besar yang akan terjadi bagi Indonesia. Seperti kisah Yakub ketika selesai dari rumah Laban, lalu bergulat dengan Tuhan. Setelah bergumul dengan Tuhan, Yakub diberi nama baru.
Senada, Pdt. Max Ebe mewakili Fasilitator Regional Papua yakin melalui doa, pujian, penyembahan yang dinaikkan secara nonstop selama 24 jam 40 hari akan membuat Indonesia akan dilawat Tuhan lebih dahsyat lagi. “Hari ini kita sedang membuat suatu sejarah baru di bangsa kita yang belum pernah terjadi. Kita perlu mempersiapkan kedatanganNya dalam sebuah level kedewasaan rohani di dalam tahta-Nya,” jelasnya.
Senada, Pdt. Jeffry Hutabarat mewakili Fasilitator Regional wilayah Barat mengatakan doa yang dinaikkan selama 40 hari akan menjadi suatu nafiri yang akan dibunyikan sebagai panggilan untuk lebih lagi membangun mezbah doa.
24/4 di Mata Worship Leader kawakan
Pdt. Welyar Kauntu meyakini Tuhan sedang membawa gereja dalam sebuah dimensi baru. Termasuk dalam hal penyembahan, Tuhan sedang membawa ke dalam dimensi penyembahan yang baru. “Penyembahan bukan tentang musik yang bagus tapi hati yang dibawa kepada Tuhan. 24/40 akan mendatangkan hal yang luar biasa dimana hal yang besar akan dinyatakan,” tegasnya.
Pdt. Welyar Kauntu ikut mengisi pujian dalam Gerakan 24/40
Di sisi lain, Pdt. Ronny Daud Simeon mengatakan penekanan pujian penyembahan di Indonesia banyak ditekankan kepada keintiman kepada Tuhan. Hal ini harus terus menerus dijaga supaya doa benar-benar memiliki kuasa. Kekudusan juga perlu ditekankan. (NW)