JAKARTA – Nama Adji Notonegoro sudah melejit sejak lama karena kepiawaiannya dalam merancang busana. Tidak heran jika namanya tercatat sebagai salah satu desainer kondang tanah air.
Belakangan ini namanya juga semakin melejit khususnya di kalangan umat Kristiani, bukan karena rancangan busananya melainkan karena keputusannya ikut Tuhan Yesus.
MITRA INDONESIA beberapa waktu lalu berkesempatan untuk bertemu dengan Adji di salah satu restoran yang terletak di kawasan Jakarta Selatan. Adji menceritakan bagaimana dirinya berjumpa secara pribadi dengan Tuhan Yesus.
Menurut desainer lulusan sekolah mode Esmod Modelle L’ECole Paris ini, perjumpaannya dengan Tuhan Yesus terjadi sebanyak dua kali di tahun yang berbeda. Ketika itu dirinya masih memeluk kepercayaannya yang lama. “Aku mimpi Yesus pertama tanggal 12 Desember 2012, saya dipeluk dan ditempelin pipi Yesus, lalu Tuhan bilang ‘kamu Aku berkati’. Dan kedua, tanggal 24 Desember 2014. Saya pakai jubah putih, Tuhan Yesus pakai jubah putih ada garis biru dan salib emasnya. Dia tumpangkan tangan di atas kepala saya,” ungkapnya.
Setelah itu tanggal 29 Desember 2014, Adji bertemu dengan seorang pendeta. Di pertemuan tersebut pendeta tersebut hanya berkata pilihan untuk mengikut Yesus ada di tangan dirinya. “Pendeta tersebut pegang tangan saya dan berbahasa roh, setelah itu dia lepas tangannya. Dia hanya mengatakan begini ‘saya sudah tahu (kamu) sudah ketemu Tuhan Yesus dua kali dan sudah diberkati dua kali. Terserah kami, mau ikut silahkan, enggak ya enggak apa-apa,” ungkapnya sembari menceritakan setelah pertemuan itu Adji tetap memeluk keyakinannya yang lama.
Mimpi tersebut membuat Adji bertanya-tanya, ada gerangan apa. Meskipun jauh sebelum dimimpikan, dirinya sudah menjadi sosok pengagum Yesus. Ia pun senang menonton acara kesaksian Kristen yang ditayangkan salah satu stasiun televisi dan suka ia berdoa seperti doa yang biasa dilakukan oleh orang Kristen. “Saya mengagumi Yesus kira-kira sejak SMP atau SMA. Saya pun tidak tahu. Walaupun kalau sekarang saya melihat kenapa itu terjadi, karena Tuhan yang memilih saya,” jelasnya.
Menurut pria yang penampilannya selalu modis ini, Yesus adalah seorang pribadi yang penuh kasih dan lemah lembut. “Saya enggak tahu kenapa cinta Yesus. Saya berpikir Kristen memiliki pola pikir yang simpel, penuh damai. Perasaan itu sudah lama dan bukan karena pengaruh orang lain,” urainya.
Dari dua kejadian tersebut, Adji belum berpikir untuk mengikuti Yesus dan memeluk agama Kristen. Selang tiga tahun, atau tepatnya 2017, Adji kembali mengalami kejadian yang mirip ketika dimimpikan Yesus. Badannya lemas ketika bangun tidur, ia hanya bisa berseru kepada Tuhan. “Bangun tidur badan saya lemas seperti tidak ada jiwa. Saya merem, semua dalam pemandangan sya aTuhan Yesus, saya melek semua tembok gambarnya Tuhan Yesus, saya merem, Tuhan Yesus lagi,” paparnya.
Mendapati apa yang terjadi dalam dirinya, lulusan Mueller und Sohn Modeschule di Jerman ini hanya bisa berserah penuh dan mengikuti apa kata hatinya untuk mengikut Tuhan Yesus. “Setelah itu saya bangun dari tempat tidur dan menuju tembok yang ada gambar Tuhan Yesus, saya bilang ‘Tuhan Yesus mulai hari ini saya ikut bersama Tuhan Yesus dan ikut untuk selama-lamanya’,” seru Adji ketika itu.
Usai mengambil keputusan tersebut, Adji memberanikan diri berkata kepada anak-anaknya dan keluarga besarnya. Ia pun sudah siap dengan segala konsekuensi yang ada. “Satu jam setelah saya memutuskan ikut, Tuhan meminta saya untuk memberitahu anak-anak. “Puji Tuhan anak-anak menerima dan memutuskan ikut bersama saya. Juga keluarga besar juga menerima keputusan saya, kata mereka tidak apa-apa asalkan saya bisa lebih baik (ketika di Kristen),” paparnya.
Sebelum memutuskan dibaptis, Adji memutuskan bertemu dengan lima orang pendeta di hari yang berbeda. Ia hanya ingin tahu bagaimana cara menjadi seorang pengikut Yesus yang baik dan benar. “Lima pendeta tersebut hanya katakan, pertama, saya harus percaya dan yakin kepada Yesus. Kedua, sebelum tidur baca firman, berdoa. Ketiga, bangun jam 3 pagi, baca firman, berdoa dan imani. Setelah itu kamu (saya) akan tahu sendiri,” katanya.
Nasihat yang didengarnya itu ia lakukan dnegan sungguh-sungguh. Kurang lebih selama tiga bulan, hari-harinya hanya dihabiskan dengan membaca firman Tuhan setiap hari. “Saya hanya keluar beberapa kali untuk mengiris bisnis, tapi hanya keluar sebentar lalu balik ke rumah,” ungkapnya dan menceritakan dirinya dibaptis pada 30 Agustus 2017.
Ikut Tuhan Yesus membawa dampak positif di dalam kehidupan seorang Adji. Ia merasa semuanya dipulihkan, apa yang hilang digantikan Tuhan dan semua ketakutan/kekuatiran serta masalah diselesaikan semuanya oleh Tuhan. “Saya merasa lebih aman, tentram, damai. Pekerjaan saya lebih baik — lebih luar biasa,” ujarnya.
Saat ini hari-hari Adji dihabiskan lebih banyak dalam dunia pelayanan. Hampir setiap hari ia berkeliling ke berbagai gereja untuk menjadi pembicara (pengkhotbah). Ia juga tidak pernah memilih siapa yang mengundang atau berapa PK (persembahan kasih) yang akan diterimanya. “Saya tidak pernah rencana bisa berkhotbah apalagi jadi pendeta. Tapi itu semua terjadi pada saya. Misi saya sekarang adalah membuat semua orang di muka bumi ini mengenal dan fokus pada Dia,” kata Adji seraya mengungkapkan keinginannya untuk bisa menempuh pendidikan di Sekolah Alkitab. “Belum tahu kapan, karena melihat waktu (kesibukan) saya terlebih dulu,”.
Pria kelahiran 18 Juli 1961 ini menekankan, ada tiga ayat yang menjadi pegangan dalam hidupnya yaitu Mazmur 118:8, Mazmur 37:5 dan 1 Petrus 5:3. “Cukup tiga ayat itu sudah menguatkan kita bahwa kita harus menyerahkan seluruh hidup untuk Dia, lalu Dia yang akan memelihara. Dan saya pun mengimani Dia akan pegang hidup saya sepenuhnya,” ungkap Adji. (NW)