JAKARTA – AWAKE dipilih Pdt. Herry Lumatauw, S. Th dan tim pelayanan dalam ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Shekina, Bumi Serpong Damai (BSD) ke 27 dan HUT ibu gembala GPdI Shekina ke 59, Pdt. Lany Lumatauw, pada Sabtu dan Minggu ( 27 dan 28 Juli 2024).
KKR dalam rangka HUT GPdI Shekinah dan HUT Ibu Gemabala GPdI Shekina, Pdt. Lany Lumatauw, diselenggarakan di GPdI Shekina BSD, Tangerang, dimulai dengan doa pembukaan.
Sebelum tampil Worship Leader (WL) bersama dengan tim singers serta para penari yang sudah siap melayani, “menghantar” umat untuk masuk dalam hadirat Tuhan, terlebih dahulu ditayangkan video komentar dari Majelis, pengurus dan jemaat serta simpatisan GPdI Shekina terhadap siapa dan apa ibu gembala Pdt. Lany Lumatauw, yang berhari ulang tahun ke 59.
Dari komentar yang ditayang di video itu terungkap bagaimana besarnya peran ibu gembala sampai membuat GPdI Shekina, BSD, Tangerang menjadi seperti sekarang ini. Bahkan, ibu gembala telah menjadi motivator dan mentor bagi majelis gereja, pengurus gereja dan jemaat serta simpatisan GPdI Shekina.
Dua orang WL, Yoahnes dan Daesy ditemani singers dan penari tampil “menghantar” umat untuk masuk dalam hadirat Tuhan. Harus diakui, WL dan singers serta penari yang tampil telah membawa umat yang hadir memuji dan menyembah Tuhan lebih dan semakin sungguh kepada Tuhan. Pada saat ibadah berlangsung, sangat terasa kuasa Allah yang hadir di dalam Gereja tempat adanya KKR dalam rangka HUT Gereja dan HUT ibu gembala GPdI Shekina, BSD, Tangerang.
Tiba saatnya pemberitaan firman Tuhan. Pada saat tampil ke depan, pembicara yang berdiri di depan, nampak sosok yang asing di lingkungan GPdI tetapi sangat familiar di media sosial, dia adalah Ps. Mel Atok, dari Nusa Tenggara Timur.
Firman Tuhan yang disampaikan, Ps. Mel Atok, bertolak dari tema yang sudah disediakan oleh gembala dan majelis GPdI Shekina, BSD, Tangerang, yaitu AWAKE (Bangun), dan diperkuat dengan Firman Tuhan yang terdapat dalam kitab Yudas 1 : 20. “Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus,”
Ps. Mel Atok menegaskan ia tidak ada komunikasi panjang dengan gembala GPdI, Shekina, BSD, Tangerang, Pdt. Herry Lumatauw, S. Th soal tema untuk disampaikan. Tetapi dalam pikirannya, kata “BANGUN” ini untuk supaya jemaat yang ada kembali bersemangat dalam Tuhan.
Mempertegas apa yang akan disampaikan, Ps. Mel Atok ini mengungkapkan ceritera dari bangsa Israel, khususnya generasi Musa, di mana sebagai bangsa dan generasi yang menerima mujizat tetapi tidak tahu diri. Akibatnya, generasi Musa tidak masuk tanah Kanaan, semuanya mati sebelum memasuki tanah Kanaan—yang masuk tanah Kanaan adalah generasi Yoshua.
Perjalanan 27 Tahun GPdI Shekinah, kata Ps. Mel Atok, tentu tidak lepas dari pertolongan Tuhan (Mujizat demi mujizat). Untuk itu dimintanya agar jemaat GPdI Shekina terus bersemangat, tidak tidur atau loyo di dalam Tuhan. “Tolong renungkan, jangan seperti generasi Musa. Saudara tema KKR malam ini, di HUT ke 27 GPdI Shekina, ini tema yang luar biasa,”katanya seraya berkata firman Tuhan yang dibacakannya, Yudas 1 : 20, tidak dialamatkan kepada orang kafir atau orang yang belum kenal Tuhan yesus Kristus. Sebaliknya dialamatkan kepada orang – orang yang telah menjadi Kristen (gereja) tetapi tidur atau loyo (rohani). Ingat! Gereja itu dibangun di atas semangat Allah ingin menyelamatkan umat manusia, bukan dalam semangat tidur atau loyo.
Ps. Mel Atok mengungkapkan menjadi orang Kristen yang benar alias baik, tentu memiliki sifat terang dan garam yaitu sifat yang menularkan. Begitupun menjadi orang Kristen yang tidur atau loyo (tidak bangun/tidak semangat) alias jahat, tentu memiliki sifat menular. “Kejahatan dan kebaikan memiliki sifat yang sama yaitu menular. Tinggal menang atau kuat yang mana untuk mampu menularkan, apakah kebaikan atau kejahatan,”terangnya dan meminta jemaat yang hadir untuk dapat menguji.
“Uji saja dalam hubungan suami – istri. Misal, ada jemaat suami atau istri yang rohaninya ‘tidur’ atau loyo alias tidak bersemangat ke gereja, tidak bersemengat berdoa, tidak bersemangat baca alkitab. Lihat dan tolong jujur, siapa yang mampu menularkan, apakah kebaikan atau kejahatan?”
Pertanyaan itu sempat membuat umat yang hadir “berisik” alias merasa contoh yang diberikan di atas benar. Padahal umat Tuhan sebagai Gereja dilambangkan dengan garam dunia, terang dunia. “Sifat garam dan terang bukan dipengaruhi tetapi mempengaruhi—jadi umat Kristen yang benar alias baik tidak boleh terpengaruh dengan hal – hal yang jahat alias tidur rohani, tidak boleh terpengaruh dengan gaya dan kebiasaan orang Kristen yang palsu. Makanya Yesus berkata bahwa di ladang tidak semua gandum tetapi ada ilalang, di ladang itu tidak semua domba pasti ada kambing. Saya sebagai pendeta tamu, saya tidak tahu bahwa di jemaat ini semuanya gandum atau ada ilalang, juga semuanya domba atau ada kambing. Tetapi saya perlu kasih tahu bahwa kita yang hadir di sini dapat menentukan diri masing – masing apakah kita gandum atau ilalang, apakah kita domba atau kambing,” terangnya.
Pada pernyataan ini, Ps. Mel Atok meminta umat yang hadir untuk membaca firman Tuhan yang terdapat dalam Yudas 1 : 4 ‘Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus,’. “Ada orang – orang seperti ini yang masuk dalam Gereja, seperti yang Yesus katakan ada serigala menyamar seperti domba. Gara – gara serigala – serigala ini ada di tengah jemaat sehingga membuat domba – domba tidak setiap kepada gembalanya,” tegasnya dan mengingatkan, satu hari nanti Yesus akan memisahkan mana gandum dan mana ilalang, mana kambing dan mana domba.
Lebih jauh, gembala gereja Amazing Grace ini dalam penyampaian firman Tuhan berkata umat yang hadir harus bersyukur karena masih dibangunkan rohaninya oleh Tuhan melalui firman Tuhan yang dikhotbahkan pendeta. Jangan sampai dibangunkan rohaninya oleh Tuhan melalui yang namanya penyakit, seperti Tumor, pakai selang infus atau pakai Kemoterapi atau pakai usaha menjadi bangkrut.
“Saya bingung, kalau ada orang Kristen yang mau dibangunkan oleh Tuhan melalui penyakit dan kebangkrutan atau kegagalan. Kalau Tuhan bangunkan dengan khotbah, sengaja bikin tuli kupingnya. Sikap anda dan saya kepada firman, itu adalah sikap kita kepada Tuhan. Sikap kita kepada Tuhan, sangat ditentukan oleh sikap kita menerima firman Allah. Sikap anak – anak kepada orang tua sangat ditentukan oleh bagaimana menjawab kepada orang tua. Misalnya orangtua berkata kalau keluar malam jangan pulang lebih dari jam 10, lalu anda pulang jam 12 malam atau pulang jam 2 subuh maka anda anak yang tidak menghormati orangtua. Begitupulah sikap kita kepada Allah sangat ditentukan bagaimana kita mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan,”.
Pdt. Mel Atok berkata, saat mengikuti ibadah berusahalah mengikuti dengan benar, jangan cuek alias tidak ikut bernyanyi saat sedang umat menaikan pujian, jangan juga cuek atau tidak menghiraukan saat pendeta menyampaikan firman Tuhan. “Jangan nanti sudah sakit, selang infus sudah tersambung baru berkata kepada orang yang jaga atau yang membesuk, tolong ceriterakan Firman Tuhan, tolong bacakan firman Tuhan, tolong naikkan pujian bagi Tuhan. Sudah habis lagunya masih mau berkata tolong nyanyi terus—padahal waktu sehat ke gereja hanya bagaikan patung,”.
Mengakhiri pemberitaan firman Tuhan, Ps. Mel Atok mengajak semua yang hadir untuk tidak sebatas menjadi garam dan terang atau untuk membangun kerohaniaan umat tetapi juga menyelamatkan jiwa bagi Tuhan, seperti yang ada di dalam Yudas 1 : 23. “Tugas kita bukan hanya membangunkan kerohanian tetapi juga menyelamatkan. Tugas Amanat Agung itu bukan hanya tugas pendeta jemaat atau gembala tetapi menjadi tugas kita semua, seperti yang ditulis dalam Matius 28,”.
Ps. Mel Atok mengakhiri dengan mengajak umat yang hadir memuji dan menyembah Tuhan, dan mendoakan. Setelah itu, gembala jemaat, Pdt. Herry Lumatauw, S.Th tampil untuk memberikan sambutan.
“Ibadah ini dalam rangka HUT Gereja dan HUT Ibu Gembala. Terima kasih kepada Ps. Mel Atok yang sudah datang dari jauh bersama istri, yaitu dari Kupang, NTT. Juga di tengah kesibukannya sebagai gembala dan sebagai pendeta yang sedang ‘naik daun’ tapi mau memenuhi undangan untuk datang di Gereja lokal kita, terima kasih banyak,”kata Pdt. Herry Lumatauw, S.Th.
Ketua Majelis Pusat GPdI ini berkata untuk waktu 27 tahun tentu tidak mudah. Apalagi saat memulai perintisan pengembalaan dari organisasi GPdI hanya membekali selembar surat tugas, tidak ada gaji bulanan, tidak ada Sembako setiap bulan, tidak ada subsidi untuk kontrakan tempat ibadah, apalagi untuk membangun rumah ibadah. “Kami bisa ada sampai hari ini tentu karena pertolongan dan kemurahan Tuhan. Oranag mungkin tidak tahu bahwa untuk biaya operasional pelayanan maka istri saya harus titip kue ke restoran – restoran dan buat katering. Kami mulai dari 1 jiwa dan terus berkembang sampai saat ini memiliki jemaat Tuhan yang luar biasa. Sekali lagi ini semuanya karena Tuhan,”
Pada kesempatan itu, Pdt. Herry Lumatauw S.Th mengajak semua majelis di GPdI Shekina BSD, Tangerang untuk ke depan mendampingi dirinya dan istri. “Kami ada karena anugerah Tuhan dan kebaikan Tuhan. Saya tidak memiliki kemampuan untuk membuat jemaat bisa seperti ini tapi ini ada tangan – tangan yang Tuhan pakai, yaitu jemaat Tuhan yang terus menopang sehingga pelayanan pekerjaan Tuhan di tempat ini bisa seperti ini. Bantu terus dalam doa supaya kami terus bisa bersama melayani,”.
Pernyataan atau sambutan Pdt. Herry Lumatauw, diperkuat oleh Pdt. Lany Lumatauw, bahwa semua yang ada di GPdI Shekina itu karena hebat KuasaNya Tuhan. “Terima kasih atas kehadirannya dan perhatiannya. Doa dan keinginan saya yaitu semua yang hadir dapat terus dalam Tuhan dan makin bertumbuh dalam Tuhan,”.
Sedangkan Ketua Majelis Jemaat, juga memberikan ucapan terima kasih kepada ibu gembala yang selama ini telah menjadi motivator dan mentor. “Seluruh jemaat mengucapkan selamat HUT kepada ibu gembala. Doa kami tentu ibu gembala terus menjadi inspirasi kepada semua jemaat yang ada, Amin,”.
Setelah itu prosesi penyalaan lilin dan secara simbolis kue HUT yang tersedia dipotong. Sebelum ibadah berakhir, ditutup dengan doa syafaat dan berkat oleh Pdt. Herry Lumatauw, S.Th, terlebih dahulu Pdt. Mel Atok, ditemani semua hamba Tuhan yang hadir mendoakan Pdt. Herry Lumatauw, S.Th bersama istri.