Susana pemotongan kue HUT GPdI Filadelfia, Kelapa Gading. Lihat ada banyak kue HUT berjejer dan ada tumpengan

JAKARTA – Gembala ( Pdt. Jefry Manopo) dan istri (Pdt. Melanie Loisa Monginsidi) bersama jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) menggelar Ibadah sekaligus perayaan Ulang Tahun GPdI Filadelfia, Kelapa Gading, ke 43, pada Kamis (20 Feb 2025) di Gereja yang beralamat, di Jl. Pegangsaan Indah Barat. No V, Jakarta Utara.

Ibadah perayaan berlangsug sesuai jadwal, pukul 17.00 Wib sampai selesai. Seperti pada umumnya, diawali dengan ibadah dan dilanjutkan dengan perayaan. Pada sesi ibadah, firman Tuhan disampaikan oleh seorang ibu gembala senior di DKI Jakarta, Pdt. Choleyne Manopo.

Pdt. Choleyne Manopo

Firman Tuhan yang dijelaskan diambil dari Mazmur 127 : 1, kemudian diperkuat dengan Roma 8 : 28, dan diakhiri dengan diminta oleh Pdt. Choleyne Manopo, agar firman Tuhan di kitab Yoshua 1 : 7 – 8 dibacakan oleh Pdt. Jefry Manopo) dan Pdt. Melanie Loisa Monginsidi, selaku gemabal dan istri di GPdI Filadelfia, Kelapa Gading.

Inti dari firman Tuhan yang disampaikan, Pdt. Choleyne Manopo, melayani Tuhan bukanlah hal yang mudah. “Itu sebabnya kalau bukan Tuhan, maka semuanya akan menjadi sia – sia.

Kita sebagai hamba Tuhan, sudah seharusnya melakukan pekerjaan – pekerjaan yang dikehendaki oleh Tuhan. Sebab kalau bukan Tuhan yang menolong, kalau bukan Tuhan yang membangun maka sia – sialah. Jadi bukan oleh kuat dan gagah kita tetapi oleh kuasa Roh Kudus. Burung di udara saja Tuhan pelihara apalagi hamba Tuhan. Untuk itu setia – setialah,”katanya.

Pdt. Jefry ManopoJPG

Usai firman Tuhan, sesi ibadah diakhiri dengan doa berkat. Masuk pada sesi perayaan HUT GPdI Filadelfia, Kelapa Gading. Pdt. Jefry Manopo, “menghantar” semua yang hadir, dengan mengungkapkan sejarah berdirinya GPdI Filadelfia Kelapa Gading.

Pdt. Jefry Manopo, yang belum lama menggantikan ibunya sebagai gembala, berkata, ada banyak hal sudah terjadi dalam perjalanan GPdI Filadelfia, Kelapa Gading, dimulai dengan ayahnya Pdt. Piet Manopo (Alm), terpanggil masuk Sekolah Alkitab di Beji, angkatan 26 tahun 1980 1981.

Melayani Tuhan, Pdt. Piet Manopo (Alm), ditemani sang istri,Pdt. Maria Mahdalena Manopo Andries (Alm). Dalam bahtra rumah tangga Pdt. Piet Manopo (Alm) dan Maria Mahdalena (Alm) dikarunia anak, di antaranya atau anak kedua, Pdt. Jefry Manopo, yang saat ini meneruskan pengembalaan.

BACA JUGA  PGI Mengimbau Umat Kristen di Indonesia Hindari “Open House" Natal
Persekutuan Doa Glory to Glory

Pelayanan di GPdI Filadelfia, Kelapa Gading, beberapa kali mengalami perpindahan tempat. Menjadi catatan penting dan perlu diingat, ketika Pdt. Piet Manopo (Alm), menjual rumahnya yang ada di Hutan Kayu Jakarta Timur, demi membeli sebidang tanah di Kelapa Gading, agar Gereja tidak lagi berpindah – pindah tempat.

Rencana atau keinginan  Pdt. Piet Manopo (Alm), lewat ceritera dari Pdt. Jefry Manopo, Tuhan mengabulkan dengan dapat membeli tanah yang ada di Jl. Musi Raya Ujung, dengan luas 1000 meter persegi.

Tanah di Jl. Musi Raya ini didirikan bangunan untuk tempat beribadah jemaat GPdI Filadelfia. Setelah 9 tahun berada di Jl. Musi Raya, pada tahun 1997, Jakarta mengalami hujan besar dan mengakibatkan banjir. Pada saat itu, pihak kota Jakarta Utara bermohon kepada pihak gereja untuk bertukar tanah demi kepentingan umum, tepatnya akan di bangun rumah pompa di lahan berdirinya Gereja.

Pdt. Piet Manopo (Alm), pada saat itu tidak menolak. Tentu yang ada di benak Pdt. Piet Manopo, keberadaan Gereja juga salah satunya adalah membantu masyarakat dan pemerintah. Terjadilah kesepakatan, dan pihak Gereja mendapatkan pergantian lahan baru dan surat Ijin resmi dari pemerintah DKI untuk membangun Gereja. Saat sedang berjalannya pembangunan Gereja, tiba – tiba ada kelompok tertentu melakukan protes—tidak mengijinkan keberadaan Gereja di tempat itu.

Akibat dari adanya penolakan, kegiatan Gereja harus menumpang menunggu lahan pergantian dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Pada tahun 2002, pihak Gereja mendapatkan lahan dimana tempat Gereja saat ini ada. Di atas lahan ini pihak gembala dan jemaat mendirikan banguan untuk tempat beribadah.

Puji Tuhan, pada waktu itu mendapatkan Ijin Mendirikan Bangunan dari pemerintah DKI Jakarta. Pembangunan dimulai dengan peletakkan batu pertama yang dilakukan Ketua Majelis Daerah GPdI DKI Jakarta, Pdt. DR. Johnny Weol dan Wakil Walikota Jakarta Utara, Bpk. Pinondang Simanjuntak.

Dalam pelayanan, tepatnya Mei 2010, Pdt. Piet Manopo, dipanggil tuhan. Pelayanan di GPdI Filadelfia dilanjutkan oleh Pdt. Maria M Andries (istri) sampai 2 Februari 2022, karena dipanggil Tuhan.

BACA JUGA  Natal GPdI Pelita, Pdt. Glen M Lasut, S. Th Berikan Tema “Arah Langkahku” Diberitakan Pdt. N Suratinoyo

Pelayanan suami – istri, Pdt. Piet Manopo dan Maria M Andies (Alm) di GPdI Filadelfia Kelapa Gading, dari 1984 – 2022, kurang lebih 38 tahun. Setelah itu tongkat estafet (pengembalaan) dilanjutkan oleh Pdt. Jefry Manopo, sampai diadakannya HUT GPdI Filadelfia Kelapa Gading ke 43.

Setelah pembacaan perjalanan pelayanan Pdt. Piet Manopo (Alm) sampai Pdt. Jefry Manopo, tiba saatnya pemotongan kue Hari Ulang Tahun. Media ini menyaksikan, kue yang tersedia bukan hanya satu tetapi ada beberapa kue HUT yang dipersembahkan oleh Gereja, jemaat dan relasi – relasi atau rekan – rekan pelayanan Pdt. Jefry Manopo dan Pdt. Melanie Loisa Monginsidi.

Pdt. Marchel Ekel, bertepatan ada di dekat wartawan media ini menuturkan, banyaknya kue HUT itu membuktikan pergaualan dari Pdt. Jefry Manopo dan Pdt. Melanie Loisa Monginsidi, sangat luas, tidak dibatasi oleh suku atau sinode.

Apa yang disampaikan Pdt. Marcel Ekel, juga dilsaksikan oleh wartawan media ini. Undangan yang hadir, tidak sebatas dari sesama organisasi Pdt. Jefry Manopo dan Pdt. Melanie Loisa Monginsidi, tetapi ada juga tokoh dari organisasi lain dan juga dari persekutuan doa lainnya, di antaranya Glory to Glory.

Bahkan, lembaga – lembaga (persekutuan doa – persekutuan doa) tempat pelayanan Pdt. Jefry Manopo dan Pdt. Melanie Loisa Monginsidi, diberikan kesempatan untuk memuji Tuhan di depan.

Sesi perayaan HUT diakhiri dengan adanya makan bersama. Selesai doa untuk makan, Pdt. Jefry Manopo berkata, semua yang hadir jangan malu – malu mau makan, dan juga jangan berpikir akan kehabisan makanan sebab persediaan memang melimpah.

Benar, di sesi makan bersama, berbagai menu makanan telah tersedia. Setelah selesai makan, lewat informasi yang diperoleh media ini lewat media sosial, makanan masih banyak tersisa, dan dimakan pada pagi hari besoknya.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini