
JAKARTA – Badan Pekerja Daerah (BPD) Gereja Bethel Indonesia (GBI) DKI Jakarta menggelar Ibadah Ucapan Syukur HUT GBI ke 53 dipusatkan disebuh Gereja sarat sejarah, GBI Shalom, di Jl. Swasembada Timur, XI No. 29, Jakarta Utara.
GBI Shalom digembalakan oleh pendeta senior di GBI dan disebut – sebut menjadi saksi secara langsung berdirinya GBI di Sukabumi, Pdt. Yorry Tasik. Lewat informasi yang diperoleh media ini, GBI Shalom sudah berdiri di Jl. Swasembada Timur, XI No. 29, Jakarta Utara, sebelum para pendiri mendirikan yang namanya GBI di Sukabumi.
“Setahu saya, GBI Shalom ini sudah berdiri di Jl. Swasembada ini sejak tahun 1965—saat itu kompleks ini masih banyak rawa,” kata Ketua BPD GBI DKI Jakarta, Kiky Tjahjadi, M. Th.

Pantauan media ini, HUT GBI ke 53 yang diselenggarakan oleh BPD GBI DKI mendapatkan respon positif dari gembala dan pejabat pendeta GBI DKI Jakarta. Terbukti antusiasme gembala – gembala dan pejabat (pendeta) GBI DKI yang hadir sampai membuat kursi – kursi di dalam GBI Shalom terisi penuh.
Acara HUT GBI yang dilangsungkan secara onsite dan online, Sabtu 7 Oktober 2023 terbagi dua sesi. Pertama sesi perayaan, pukul 16.00 wib. Kedua sesi ibadah ucapan syukur, pukul 18. 00 Wib—yang langsung diselenggarakan setelah selesai sesi perayaan yang dihadiri pemerintah DKI Jakarta.
Pada sesi kedua ini, PAHAT DKI Jakarta mendapatkan kepercayaan untuk memimpin pujian. Tepatnya yang memimpin pujian, Ketua BPA GBI DKI Jakarta, Pdp. Hans Tjahjadi, ditemani rekan – rekannya dan Choir dari STTBI Petamburan.
Kebolehan dan kemampuan Ketua BPA GBI DKI Jakarta memimpin pujian membuat susana yang mungkin pada umumnya sudah lelah mengikuti sesi perayaan—menjadi bangkit kembali dan memuji Tuhan dengan semangat.

Pemberitaan firman Tuhan disampaikan oleh Ketua BPD GBI, Pdt. Kiky Tjahjadi, M. Th. “Melihat waktu pasti banyak di antara kita sudah tidak sabar untuk makan malam. Tenang, saya malam ini akan membawakan renungan,” kata Pdt. Kiky Tjahjadi seraya berkata pasti yang hadir paham kalau kata renungan. “Ini artinya tidak panjang,” terang Pdt. Kiky.
Pemberitaan firman Tuhan, kata Pdt. Kiky Tjahjadi M. Th bertolak dari tema besar GBI “Sehati Menuntaskan Amanat Agung” yang diambil dalam kitab Matius 28 : 19 – 20.
Lewat kitab Matius 28 itu, Pdt. Kiky Tjahjady mengambil 3 pesan penting dari Tuhan Yesus sebagai dasar dari pekabaran Injil dan misi Gereja.
Pertama, panggilan misi Gereja. Kata jadikanlah murid dalam ayat yang dibacakan mengandung kalimat perintah atau disebut dengan kata imperative yang memiliki arti setiap umat Kristiani memiliki panggilan yang sama yaitu melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.
Sangat disayangkan oleh Pdt. Kiky Tjahjadi, perintah penting itu ternyata masih banyak umat Kristiani yang tidak tahu, tidak pernah dengar. Ironis. Seperti informasi yang diperoleh dari lembaga riset di Amerika sebagai berikut;

Umat Kristiani di Amerika yang aktif ke Gereja, ada 51 % tidak pernah mendengar tentang berita/perintah Amanat Agung. Ada 7 % yang tidak yakin pernah mendengar tentang berita/perintah Amanat Agung. Ada 25 % pernah mendengar tetapi tidak tahu artinya. Sedangkan yang pernah mendengar dan tahu artinya hanya 17 %.
“Sangat Ironi bukan? Padahal berita Amanat Agung adalah berita penting yang diberikan sebelun Yesus Kristus naik ke surga. Berita ini harusnya kita lakukan sebagai orang percaya, secara khusus Gerejanya yang ada di muka bumi,” kata Pdt. Kiky Tjahadi.
Pdt. Kiky Tjahjadi meminjam catatan dari buku berjudul “Gumulan Misi Masa Kini” ditulis oleh David W, mengatakan Gereja terpanggil untuk memproklamirkan Kristus kepada dunia. Gereja terpanggil untuk hidup seperti Kristus di dunia dengan kesalehan dan keesaannya menjadi saksi. Gereja harus menjadi saksi, baik saksi melalui perkataan, menjadi saksi melalui tindakan dalam hidupnya.
“Gereja terpanggil untuk melayani dengan kasih Kristus bagi dunia,”. Menurut Pdt. Kiky Tjahjadi, kata – kata itu sangat luar biasa. “Kasih Kristus itu sangat luar biasa. Kalau kita bicara tentang doktrin Gereja akan banyak perbedaan tetapi berbicara dan melakukan kasih Kristus tidak ada perbedaan di situ yang ada akan banyak hal yang dapat kita tuai. Itulah yang Tuhan Yesus inginkan,”.

Pdt. Kiky Tjahjadi berkesimpulan umat Tuhan hadir di dunia ini tidak sebatas hanya untuk mengasihi Allah tetapi juga untuk mengasihi sesama—untuk itu tunaikan tugas panggilan sebagai gembala, pendeta untuk pelayanan berdasrkan kasih.
Kedua, sumber dari misi Gereja. Kata segala kuasa, mengandung arti—sumber gerakan pekabaran Injil dan misi adalah kuasa Allah. Kisah 1 : 8 mencatat kata kuasa, yang dalam istilah Yunani dikenal dengan Dunamos artinya power/kekuatan besar yang memberikan kemampuan.
Pdt. Kiky Tjahjadi memperkuat argumentnya dengan meminjam kata – kata pendiri GBI, Pdt. H.L. Senduk, pekerjaan Roh Kudus bagi Gereja adalah memberikan kuasa dan keberanian untuk bersaksi. “Alkitab mencatat Petrus yang tadinya pengecut tetapi ketika dipenuhi oleh Roh Kudus menjadi berani bersaksi yang membuat 3000 orang bertobat terima Yesus. Kok bisa? Karena ada kuasa Tuhan yang bekerja dengan ajaib dan dahsyat. Kita perlu kuasa dari Tuhan, setiap ibadah yang kita lakukan kalau ada kuasa Tuhan maka akan menjadi ibadah yang hidup,”terangnya.
Ketiga, kekuatan dari misi Gereja. Yesus telah berjanji akan menyertai umatNya sampai akhir zaman. Menyertai di sini menyertai dengan kuasaNya. “Kita bersyukur ada janji ini, ketika kita mengabarkan kabar baik, percayalah ada kuasa yang menyertai kita, memberikan kemampuan untuk melakukan pekabaran Injil—dimanapun kita berada,”.
Tema GBI “Sehati Menuntaskan Amanat Agung”. Untuk menuntaskan Amanat Agung diperlukan kesehatian. Mengapa ? Pertama, kesehatian mendatangkan pelipatgandaan.
Pdt. Kiky Tjahjadi menyitir kitab Kisah 2 : 44 – 47. “Jemaat mula – mula waktu itu sehati berkumpul dalam pengajaran dan sebagainya, alkitab mencatat jumlah mereka terus bertambah—banyak. Orang terima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat terjadi pelipatgandaan ketika adanya kesehatian. Di gereja kita melayani kalau ada kesehatian, imani terjadi pelipatgandaan,”.
Kedua, kesehatian menutup celah untuk iblis memecah belah. Kuasa setan, kuasa kegelapan ditegaskan Pdt. Kiky Tjahjadi, tidak suka yang namanya kesehatian. Iblis akan berusaha memorak-porandakan yang namanya kesehatian. Iblis tahu kalau umat Tuhan ada kesehatian akan ada hal – hal besar yang terjadi.
“Jangan biarkan kesehatian kita diporak – poranda oleh iblis. Kita jaga kesehatian untuk pekerjaan Tuhan di DKI Jakarta terus maju dan berkembang, terlebih nama Tuhan dipermuliakan,”pintanya.
Ketiga, kesehatian mempercepat pekebaran Injil dan kedatangan Tuhan. Kalau gembala – gembala GBI DKI Jakarta terus sehati mengembangkan pekerjaan Tuhan di DKI maka itu sedang menyelesaikan pekerjaan Tuhan dan akan mempercepat kedatangan Tuhan.
“Alkitab berkata ketika Injil kerajaan Allah telah disebarkan ke seluruh dunia maka kedatanganNya sudah semakin dekat,”.
Ada “Nubuat” dari Pdt. Yorry Tasik Buat Pdt. Kiky Tjahjadi, M. Th
Usai renungan firman Tuhan, ditutup dengan doa oleh Opa ( Pdt ) Yorry Tasik. Sebelum berdoa, salah satu pendiri GBI ini menyemangati semua yang hadir dengan kata – kata membangun.
Pada kesempatan itu Opa ( Pdt ) Yorry Tasik menceriterakan perjalanan GBI di DKI Jakarta, di mana Tuhan pernah percayakan dirinya menjadi Ketua BPD GBI DKI, dilanjutkan Pdt. Suryadi dan berlanjut kepada Pdt. Suhandoko Wirhaspaty, lalu kepada Om Ho ( nama ini dikenal sebagai pendiri utama GBI) tapi tangannya dan wajahnya saat itu menunjuk kepada Ketua BPD GBI DKI Jakarta, Pdt. Kiky Tjahjadi.
Pada kesempatan itu, dapat “ditangkap” kata – kata Om ( Pdt. Yorry ) Tasik semacam “rnubuat” kepada Pdt. Kiky Tjahjadi dalam karier organisasi GBI yaitu akan sampai pada pucuk pimpinan GBI secara nasional alias Ketum BPP GBI, biar waktu yang akan menuntun—kata – kata Om ( Pdt ) Yorry Tasik tersebut.
“Waktu GBI dideklarasikan berdiri, saya yang mendokan para pengurus dan sekaligus melantik menjadi pendeta,”. Lagi – lagi apakah pesan – pesan Om ( Pdt ) Yorry Tasik, menjadi semacam nubuat bagi karier organisasi Pdt. Kiky Tjahjadi, sekali lagi waktu yang akan menuntun.
Setelah itu, Om Yorry Tasik berdoa syafaat dan doa penutup serta diakhiri dengan doa berkat. Selesailah seluruh rangkaian HUT GBI ke 53 yang diselenggarakan BPD GBI DKI Jakarta.
Penghormatan dan Penghargaan Kepada Om ( Pdt) Yorry Tasik
Dalam perbincangan dengan Sekretaris BPD GBI DKI Jakarta, Pdt. Maringan Tampubolon, terungkap alasan BPD GBI DKI Jakarta memusatkan perayaan HUT GBI ke 53 di GBI Shalom, Tanjung periouk.
Pertama, sebagai bentuk penghargaan kepada pelaku sejarah GBI, di mana GBI Shalom adalah salah satu GBI tertua di Indonesia, termasuk di DKI Jakarta, usianya melebihi 53 tahun.
Seperti yang sudah diketahui banyak orang, ada sekelompok pendeta pendiri GBIS mendeklarasikan berdirinya GBI. Untuk itu GBI Shalom sebelumnya bernama GBIS. “Paling tidak dengan digelar di Gereja ini menjadi bentuk penghormatan kepada Om ( Pdt ) Yorry Tasik—orangtua kita semua, dan juga Gereja yang digembalakan adalah Gereja tertua di GBI di DKI Jakarta,”kata Pdt. Maringan Tampubolon.
Kedua, yang diundang oleh BPD GBI DKI Jakarta hanya gembala – gembala GBI DKI Jakarta saja, tidak melibatkan keluarganya apalagi jemaat yang digembalakan. “Semua telah dihitung dan menjadi pertimbangan BPD GBI DKI Jakarta ketika memutuskan menggunakan GBI Shalom. Kalau undangan kami sebar untuk gembala dan pendeta beserta keluarga plus jemaat maka pertimbangannya tentu tidak memakai GBI Shalom,”terangnya.
Ditambahkannya, tapi karena untuk sebuah penghargaan dan penghormatan kepada Om ( Pdt ) Yorry Tasik sebagai orangtua, senior dan GBI Shalom sebagai salah satu gereja tertua di GBI DKI Jakarta makanya undangannya dibatasi hanya untuk gembala – pejabat pendeta di GBI DKI Jakarta,” terangnya dan mengungkapkan alasan teknisnya lain yaitu GBI Shalom mudah dijangkau, turun tol langsung sampai.