Medan – “Selamat Jalan Pahlawan Iman”, “Selamat Jalan Sang Legendaris”, “Selamat Jalan Tokoh GPdI”, Pdt. DR. Markus Daniel Wakkary. Tulisan – tulisan itu menghiasi media – media sosial dari umat – umat Tuhan dari Gereja aliran Pentakosta di Indonesia, pada Selasa (21/06/2022) pukul 20.00 Wib.
Media ini langsung mencari informasi benar tidaknya berita yang viral meninggalnya Pdt. DR. Markus Daniel Wakkary atau yang disapa Om Wakkary, dengan menghubungi adik iparnya, Pdt. Denny Tampy. “Iya berita itu benar, dan saya besok pagi akan segera ke Medan,”katanya.
Seketika itu juga wartawan media ini langsung memesan tiket pesawat untuk pergi ke Medan, tempat rumah duka dari Om Wakkary—GPdI Maranatha, Jl. S. Parman, Medan, Sumatera Utara.
Saat berada di Rumah Duka, GPdI Maranaha Medan, tampak para pelayat tokoh nasional dan tokoh daerah hadir memberikan penghormatan terakhir. Di antaranya, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Ketua DPRD Sumatera Utara, Drs. Baskami Ginting, Walikota Medan dan Istri, Muhammad Bobby Afif Nasution, S.E., M.M dan Kahiyang Ayu.
“Saya atas nama Rakyat Sumatera Utara, ikut berduka, kami seluruhnya merasa kehilangan, kami kenal betul. Saya sendiri sejak tahun 2015 kenal baik dengan Pdt. MD Wakkary. Lewat pertemanan ini saya mendapatkan Pdt. MD. Wakkary rendah hati dan menerima masukan – masukan serta selalu mendoakan kami. Jadi Pdt. MD. Wakkary, pantas menjadi seorang pendeta,” kata Edy Rahmayadi.
Pada kesempatan itu juga, Edy Rahmayadi, memberikan kata – kata penyemangat kepada keluarga yang ditinggalkan oleh Pdt. MD Wakkary. “Kita sebagai manusia cepat atau lambat akan bergiliran seperti Pdt. MD. Wakkary. Sekali lagi saya atas nama rakyat Sumatera Utara, berbelasungkawa dan mendoakan semoga Tuhan selalu memberkati kita semua,”paparnya.
Begitupun, Muhammad Bobby Afif Nasution, S.E., M.M yang di damping Kahiyang Ayu, memberikan sambutan. “Kami atas nama pribadi, keluarga dan seluruh jajaran pemerintah Kota Medan menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya Pdt. MD. Wakkary, diumur 97 tahun. Kami mengakui Pdt. MD Wakkary semasa hidupnya pernah memberikan ilmu, nasehat secara langsung maupun tidak kepada kami maupun jajaran pemerintah kota Medan,”katanya.
Pada kesempatan menerima para pelayat, istri Pdt. MD. Wakkary yaitu Pdt. Lenny Wakkary, menceriterakan perjalanan singkatnya mendampngi Pdt. MD Wakkary. “ Kebersamaan perjalanan kami, saya harus ceriterakan bahwa saya tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang hamba Tuhan. Tetapi melalui Pdt. MD. Wakkary, Tuhan memanggil saya mendampinginya, mendukungnya untuk melayani di GPdI Maranatha ini,”ceriteranya.
Lewat mendampingi dan mendukung Pdt. MD. Wakkary, secara tidak langsung telah membuat Pdt. Lenny Wakkary belajar dan menjadi siap untuk melayani di GPdI Maranatha, ketika Pdt. MD. Wakkary, ketika sudah pergi ke rumah Bapa di surga.
“Oleh pertolongan Roh Kudus, saya bisa menjadi penolong, membantu pelayanan pekerjaan Tuhan yang Tuhan percayakan di jemaat GPdI Maranatha. Saya yakin ini tidak lepas dari dukungan seluruh jemaat bagi pelayanan kami. Saya percaya dukungan ini akan ada terus dalam pelayanan jemaat GPdI Maranatha. Puji Tuhan, saya banyak belajar dan dapat berdiri di kaki sendiri,”tuturnya.
Pdt. Lenny Wakkary, juga menceriterakan bagaimana Pdt. MD Wakkary berjuang untuk kesehatannya. “Pdt. MD Wakkary sudah 7 tahun 1 bulan, sakit gagal ginjal, menjalani Hemodialisa tiga kali seminggu. Di dua tahun awal saya setiap minggu, kadang sebulan ke Singapura menemani Pdt. MD Wakkary untuk Hemodialisa. Tapi saat pandemi Covid 19 kami mulai membawa Pdt. MD Wakkary, untuk masuk keluar rumah sakit yang ada di Kota Medan ini,”ceriteranya.
Kata Pdt. Lenny Wakkary, bila dihitung selama pandemi Covid 19, Pdt. MD Wakkary sudah ratusan kali keluar masuk rumah sakit. “Puji Tuhan, selama itu Pdt. MD Wakkary, lolos dari Covid 19. Kami melihat itu adalah pertolongan Tuhan yang luar biasa. Padahal saat pandemi Covid 19 itu ada banyak dokter yang meninggal karena Covid 19 di rumah sakit tempat Pdt. MD Wakkary, keluar masuk,”tutur Pdt. Lenny Wakkary.
Pada bulan November 2021, Pdt. MD Wakkary terkenak Covid 19 varian Omicron. “Puji Tuhan, Pdt. MD Wakkary bisa lolos. Ada banyak pertolongan Tuhan bagi Pdt. MD Wakkary, yang kami lihat dan rasakan,”.
Jumat (17/06/2022) Pdt. Lenny ke Jakarta atas permintaan Pdt. MD Wakkary untuk menjenguk anaknya yang sedang hamil untuk melahirkan cucu pertamanya. Baru saja sehari di Jakarta (Sabtu), Pdt. Lenny Wakkary, menerima kabar Pdt. MD Wakkary harus opname maka hari minggu subuh langsung kembali ke Medan. “Dari air port saya langsung ke Rumah Sakit. Sebagai istri saya melihat keadaan suami saya, saya berdoa dengan berpegangan tangan. Dihati saya, Pdt. MD Wakkary memiliki semangat yang tinggi untuk melayani, secara khusus di GPdI Maranatha,”.
Selesai cuci darah, kondisi Pdt. MD. Wakkary mulai tidak stabil, tekanan darahnya, naik 170, turun ke 90, naik ke 190, turun ke 120. Begitupun saturasinya makin drop, tekanan jantungnya makin naik sampai mencapai 150, gula darahnya mencapai 84 dan ketika minum obat naik mencapai 124.
Melihat kondisi seperti itu, Pdt. Lenny Wakkary, tepatnya Senin (20/06/2022) pagi, mengajak anaknya Kezia, Pdt. Johny Salu dan istri untuk berdoa. Begitupun siang hari, malam hari, mereka berdoa untuk kesembuhan Pdt. MD Wakkary.
Dalam doa Pdt. Lenny Wakkary, “Kami ingin jawaban doa untuk Kesehatan Pdt. MD. Wakkary, apa yang ingin Tuhan lakukan, lakkukanlah yang terbaik,”.
Dari doa – doa yang dinaikkan, Tuhan pun memberikan jawaban. “Selesai doa puasa, saya makan. Pada saat itu saya mendapatkan telepon dari dokter yang meminta untuk ke rumah sakit. Saya sudah ada firasat, biasanya dokter hanya memberitahukan perkembangan Kesehatan Pdt. MD. Wakary, tetapi kali ini sudah memanggil. Saya katakan kepada Kezia, kita sudah berdoa dan pusa, kita harus siap dengan jawaban Tuhan, kita tidak punya hak untuk menyalahkan Tuhan. Karena semua keputusan Tuhan selalu yang terbaik. Tapi sejujurnya saya terus berusaha untuk memperkuat hati saya,”ungkapnya.
Ternyata Pdt. MD Wakkary seperti tinggal menunggu anak dan istrinya. Hanya 2 menit setelah istri dan anaknya tiba, sang legenda, sang pahlawan iman, sang tokoh bangsa yang beragama Kristiani ini menghembuskan nafasnya yang terakhir. “Ini jawaban Tuhan atas doa puasa kita hari ini. Saatnya kita sebagai orang percaya belajar mengucap syukur dalam keadaan bersukacita dan dalam keadaan berduka sekalipun. Kita harus mampu menerima keputusan Allah, sebab itu yang terbaik,”.
Bersamaan dengan itu, Pdt. Lenny Wakkary ternyata tidak dapat menutupi rasa sedih dan kehilangan, air matanya menetes dengan sendirinya—tidak dapat ditahan, tetapi ia tetap berusaha untuk tidak menunjukkan kepada Kezia.
Pada saat itu, Pdt. Lenny Wakkary teringat, pernah Pdt. MD. Wakkary bertanya, “Len, saya belum dipanggil Tuhan,” dijawabnya, “memangnya sudah siap?” langsung dijawab lagi oleh Pdt. MD Wakkary, “saya sudah siap,”. Oleh karena itu, Pdt. Lenny Wakkary sangat yakin Pdt. MD Wakkary sudah siap untuk pulang ke rumah Bapa di surga.
Masih kata Pdt. Lenny Wakkary bahwa seperti yang hadir telah mendengarkan kesan dan pesan dari para pelayat, dan ada satu yang mengagetkannya. “Saya belum dan tidak dengar dari Pdt. MD Wakkary, tetapi rekannya dari GAMKI menceriterakan bagaimana Pdt. MD Wakkary, memiliki jiwa besar,”
Ceriteranya, saat Pdt. MD. Wakkary muda, menjabat sebagai Ketua GAMKI Sumatera Utara, mendapatkan kepercayaan untuk diusung menjadi Ketua Umum DPP GAMKI, di Jakarta. Sesampai di Jakarta, Pdt. MD. Wakkary berbesar hati untuk tidak maju ketika didapatinya ada kader GAMKI yang lain memiliki kemampuan untuk memimpin.
“Dan dengan jiwa besar, Pdt. MD Wakkary memberikan kesempatan pada kader tersebut. Ini ceritera saya baru dengar dari orang GAMKI, dan bukan diceritakan oleh Pdt. MD Wakkary. Itulah Pdt. MD Wakkary. Biarlah apa yang ditabur oleh Pdt. MD. Wakkary, dapat menjadi contoh danteladan bahwa kita dapat memiliki jiwa besar ketika melihat ada yang lebih mampu menjadi pemimpin. Sebab kalau dunia ini dipimpin oleh orang – orang berjiwa besar maka akan aman,”terangnya.
Akhir kata, sang legenda, sang pahlawan iman, sang yang memiliki jiwa besar telah berhenti dari jejak langkahnya tapi semua yang telah dilakukan dapat menjadi contoh buat kita semua. Amin.