Jakarta –Gereja Suara Kebenaran Injili (GSKI) Rehobot, Kelapa Gading, yang digembalakan Pdt. Dr. Erastus Sabdono, M.Th., D.D, diterpa berita hoax. Berita yang beredar melalui jaringan pertemanan WhatsApp, bahwa GSKI Rehobot Kelapa Gading, Jakarta Utara, menjadi klaster Corona (Covid-19).
Isu itu telah dibantah oleh Pdt. Erastus Sabdono, dengan diberitakan di detik.com. “Tidak, itu tidak benar,” kata Pdt. Erastus Sabdono.
Pdt. Erastus memberikan penjelasan, isu itu muncul karena mungkin karena ada jemaat GKSI yang terpapar Corona. “Jadi begini, kita itu bergereja tidak hanya berkegiatan di dalam gereja. Ada yang sehari-hari jual bubur, ada yang bekerja di perusahaan. Mungkin dapatnya (virus Corona) dari luar, penyebarannya bukan dari dalam gereja, tidak ada. Karena memang sejak PSBB, kami belum mengadakan ibadah offline (tatap muka), semua dilakukan secara online.” jelasnya.
Tapi Pdt. Erastus Sabdono mengakui ada pendeta GSKI Rehobot, Kelapa Gading yang terpapar Covid-19. Tetapi sudah tidak ke gereja sejak 16 Desember karena pihak gereja membuat surat edaran larangan hadirkarena ada lonjakan Covid-19 di Jakarta.
“Kalau di Kelapa Gading hanya 3 (pendeta), itu pun kenanya bukan di dalam gereja. Dua tidak hadir lagi di perayaan Natal 24 dan 25, di 16 dan 17 Desember juga mereka sudah tidak berkegiatan di gereja karena memang gereja memberi surat imbauan agar tidak hadir karena saat itu terjadi lonjakan COVID-19 di DKI. Yang satu (pendeta positif Corona) memang hadir, tapi itu juga yang bersangkutan dan kami baru tahu (satu pendeta itu Corona) hari ini setelah hasil pemeriksaan COVID,” jelas Pdt. Erastus seperti dikutip media ini dari detik.com.
” Jadi tidak tepat bila dikatakan ada klaster GSKI Rehobot, Kelapa Gading,” tegas Pdt. Erastus Sabdono dan menambahkan GSKI Rehobot Kelapa Gading, selama pandemi Covid-19 tidak ada kegiatan ibadah tatap muka, selalu online.
Sedangkan untuk yang melayani dalam setiap ibadah online, yang jumlahnya hanya pemain musik dan pimpinan pujian serta singer dilakukan protokol Kesehatan ketat, diantaranya diwajibkan pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Untuk itu semua didahului dengan dilakukan rapid.
“Untuk petugas gereja, kita melakukan rapid semua. Contohnya ada pemain musik reaktif, langsung kita minta pulang. Terus untuk yang tugas ibadah Natal tanggal 24 Desember, latihannya tanggal 22, 23 Desember. Dua hari sebelum hari-H mereka latihan, sebelum latihan selalu di-rapid,” katanya.
Tetapi Pdt. Erastus Sabdono, mengakui ada 17 orang dari Sekolah Tinggi Teologia yang dipimpinnya terjangkit Covid-19. Setelah dilakukan swab PCR, ada 5 orang yang dipulangkan Kembali oleh pihak Wisma Atlet. Dengan begitu hanya ada 12 orang yang dirawat di Wisma Atlet.
“Kita nggak tutup-tutupi, ini bukan suatu aib,” terangnya.