Koordinator Wilayah III (Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten) Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Andreas Simanjuntak. (Foto: dok pri)

Jakarta – Koordinator Wilayah III (Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten) Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Andreas Simanjuntak ikut angkat bicara mengenai ucapan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman, yang mengatakan bahwa semua agama benar. 

Menurut Andreas, narasi “semua agama itu benar” harus dilihat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. 

“Pernyataan ini disampaikan kepada prajurit TNI Angkatan Darat (AD) dalam kunjungan kerja ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat. Saya rasa narasi ini harus dilihat bahwa prajurit TNI memiliki latar belakang suku dan agama yang berbeda-beda. Indonesia juga adalah masyarakat yang heterogen dan berlandaskan pada Pancasila,” kata Andreas dalam pernyataan tertulis , Senin (21/9/2021). 

BACA JUGA  Pdt. F. Rompas dan Istri, Melayani Hamba Tuhan adalah Anugerah: Kami Melayani dengan Cinta Kasih Tanpa Membedakan

Andreas menyampaikan, rakyat Indonesia yang majemuk pastinya menganggap agamanya masing-masing paling benar, namun dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara kita harus menghormati agama dan kepercayaan dari warga negara lainnya. 

“Kita punya Pancasila yang diselaraskan dengan karakteristik bangsa kita yang beragam. Dapat kita lihat dalam tata negara kita bahwa kemajemukan kita dijaga dan dilindungi oleh Pancasila yang merupakan falsafah dan ideologi negara dan UUD 1945. Oleh karena itu TNI sebagai alat pertahanan negara harus menjaga dan melindungi seluruh anak bangsa dan tidak bisa memihak kepada salah satu agama saja,” tegasnya. 

BACA JUGA  Pembukaan Kongres GMKI, Jokowi Sosialisasikan UU Cipta Kerja

Namun untuk menghindari kontroversi ke depannya, GMKI mengajak semua pihak untuk ke depannya fokus membangun narasi toleransi dan gotong-royong khususnya di masa pandemi Covid-19.  

“Pernyataan Pangkostrad ini kemudian dinilai multitafsir oleh sejumlah lembaga dan tokoh agama. Saya rasa kita tidak perlu lagi mempersoalkan pernyataan ini dan ke depannya fokus pada narasi yang membangun semangat toleransi dan kemajemukan,” pungkasnya. 

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini