Yaqut Cholil.
Menag Yaqut Cholil. (Foto: Sekretariat kabinet)

Jawa Timur – Dalam rangka memperingati hari lahirnya Pancasila, Komisi Hubungan Antar Umat Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) menggelar webinar dengan tema “Peran Pemuda Lintas Iman Menjaga Toleransi”, Selasa (1/6/2021). Webinar ini diikuti oleh berbagai pemuda dari lintas agama, khususnya yang berada di Jawa Timur.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sebagai keynote speaker mengatakan keberagaman yang ada di Indonesia bisa menjadi hal yang membanggakan sekaligus menjadi ironi. Membanggakan karena ragam perbedaan dalam aspek agama jadi sebuah kekayaan sekaligus potret pluralisme bangsa Indonesia.

“Tapi di sisi lain, keberagamaan agama dan keyakinan justru menjadi petaka. Kita masih sering menemukan konflik sektrarian antar keyakinan maupun agama. Konflik keagamaan tersebut bahkan banyak yang menggunakan cara kekerasan. Konflik keyakinan tersebut adalah buah dari kebutaan dari teks keagamaan, klaim kebenaran tunggal atas kelompoknya dan melupakan keberadaan kelompok-kelompok yang lain,” ungkapnya.

Yaqut meminta para umat beragama tidak hanya fokus pada dogma dan pemahaman yang ekslusif terhadap ajaran yang dianut, sebab hal itu hanya akan memicu hadirnya konflik agama.

BACA JUGA  Menteri Agama Kunjungi GPIB Bleduk Semarang di Hari Natal.

Sikap toleran, lanjut Yaqut harus mampu dimiliki dalam diri setiap orang. Namun toleran bukan hanya mengakui keberadaan orang yang berbedam tapi juga memiliki rasa saling menghargai.

“Sikap toleran tidak cukup hanya mengakui pluralitas keberadaan orang yang berbeda di sekeliling kita, tapi juga harus diiringi dengan sikap yang terbuka, lapang dada, sukarela dalam menerima perbedaan hingga mau dan mampu bekerjasama dalam kegiatan sosial masyarakat,” katanya

Yaqut mengajak para pemuka agama untuk ikut menumbuhkan sikap toleran kepada para pengikutnya. Intinya mengajarkan mengenai keniscayaan kemajemukan agama dalam kehidupan sosial.

“Pluralitas agama merupakan sesuatu yang tidak bisa dipungkiri, sehingga konsekuensinya setiap umat beragama memiliki kewajiban mengakui dan menghormati agama lain tanpa perlu meninggikan atau merendahkan suatu agama,” tuturnya.

“Maka itu GKJW memiliki peran yang strategis untuk mencairkan kebekuan yang terjadi antar umat beragama. Misalnya lewat dialog atau kerjasama sosial antar umat beragama,” sambung Yaqut.

BACA JUGA  JOI Sion Gunung Pati Semarang, Persekutuan Perdana di Tahun Baru 2021.

Ketua Sinode GKJW Pdt. Tjondro Firmanto Gardjito dalam sambutan mengucapkan terima kasih kepada para pserta maupun panitia. Ia berharap acara ini bisa semakin memperkuat hubungan antar umat beragama di Jawa Timur.

“Kehadiran kita dengan menghargai masyarakat maka akan tercipta sebuah keadilan sosial yang menjadikan manusia nyaman tinggal di dalamnya,” katanya.

Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan diskusi dengan para pembicara seperti Zulkarnain (Pimpinan Wilayah PG Ansor Jawa Timur), Deddy Adrianto (Humas Permabudhi), Agatha Retnosari (Ketua Pemuda Katolik Jawa Timur), I Nyoman Bintare Prayudi (Peradah Indonesia DPP Jawa Timur), Yudhi Dharma Santoso (Rohaniwan MATAKIN) dan Pdt. Natael Hermawan (Ketum PGI Wilayah Jatim).

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
2
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini