Jakarta – Tidak terasa hampir satu tahun pandemi global yang dipicu Virus SARS-CoV-2 (Covid-19) melanda bumi tempat manusia berada menjalani kehidupan fana ini. Demikian tulisan diawal siaran pers Gereja Yesus Kristus dari Orang – orang Suci Zaman Akhir (GYK-OSZA-red) dan Presidennya, Russell M. Nelson, yang diberi judul “Kuasa Penyembuhan Dari Rasa Syukur—Memaknai Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di tengah pandemi global, yang diterima media ini 24 Desember 2020.
Gereja yang memiliki anggota yang tercatat lebih dari 16,5 juta tersebar di 160 negara dengan Kantor Pusat di Salt Lake City, Amerika Serikat ini dalam siaran pers mengatakan, selain konsekuensi kesehatan yang ditimbulkan, pandemi ini telah membawa perubahan dan adaptasi dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Beberapa adaptasi yang barangkali sebelumnya di luar kebiasaan manusia misalnya perubahan perilaku kesehatan dan pola hidup terkait, penyesuaian dalam interaksi sosial, meningkatnya kebutuhan dan ketergantungan terhadap teknologi digital untuk pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.
Tetapi yang paling menarik, penyesuaian yang terjadi di bidang kerohanian, dimana teknologi aplikasi daring kini memiliki peranan penting dalam kebutuhan manusia untuk tetap dapat menjalankan ibadah secara berkelompok.
Ibadah sekali seminggu yang biasanya dilangsungkan di gedung-gedung pertemuan GYK-OSZA di seluruh Indonesia berubah menjadi ibadah mandiri bersama keluarga dan memanfaatkan aplikasi daring, termasuk untuk Sekolah Minggu dan kelas-kelas lainnya.
Russell M. Nelson, sebagai Presiden, berkata kondisi yang ada patut disyukuri, khususnya lagi jemaat Presiden GYK-OSZA. “Benakku dipenuhi dengan semua hal yang mana kita sepatutnya mengucap syukur dan ungkapan rasa syukur inilah yang dapat menjadi Roh Penyembuh dalam kehidupan kita” kata Presiden Nelson, demikian dia biasanya disapa, saat menceriterakan pengalaman rohaninya ketika ia terbangun di suatu tengah malam dan benaknya dipenuhi dengan pikiran untuk memanjatkan “doa syukur” kepada Allah bagi semua anak-anak-Nya di seluruh dunia.
Presiden Nelson yang saat ini berusia 96 tahun dengan latarbelakang sebagai seorang ilmuwan, khususnya ahli bedah kardiovaskular dan toraks, mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam terhadap pandemi di seluruh dunia saat ini dan mengapresiasi kebutuhan kritis untuk mencegah penyebaran infeksi.
Presiden Nelson, ketika masih berstatus sebagai dokter bedah magang, adalah anggota tim riset yang mengembangkan mesin jantung-paru pertama untuk digunakan dalam operasi jantung terbuka manusia, mengungkapkan rasa hormatnya atas pelayanan penuh dedikasi para profesional kesehatan dan berduka bagi banyak orang yang kehidupannya terganggu oleh Covid-19. Namun, sebagai orang beriman, ia melihat pandemi saat ini hanya sebagai salah satu dari banyak penyakit yang mewabahi dunia saat ini, termasuk kebencian, kerusuhan sipil, rasisme, kekerasan, ketidakjujuran, dan kurangnya kesantunan.
Kata Presiden Nelson, saat ini para ilmuwan dan peneliti terampil bekerja keras untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin virus corona. Namun tidak ada pengobatan atau operasi yang dapat memperbaiki banyak kesengsaraan dan penyakit rohani yang manusia hadapi. Tetapi, ada obat yang mungkin tampak mencengangkan karena itu bertentangan dengan intuisi alami manusia. Meski demikian, pengaruhnya telah divalidasi oleh para ilmuwan juga pria dan wanita beriman.
“Saya mengacu pada kuasa penyembuhan dari rasa syukur” tegasnya dan mengutip Firman Tuhan dalam Kitab Mazmur sarat dengan nasihat untuk mengungkapkan rasa syukur. Berikut tiga di antaranya, pertama, “Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan.” Kedua, “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik.” Dan ketiga, “Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur.
“Yesus Kristus sering mengungkapkan rasa syukur. Sebelum membangkitkan Lazarus dari kematian, sebelum secara menakjubkan melipatgandakan roti dan ikan, dan sebelum mengedarkan cawan kepada para murid-Nya di Perjamuan Malam Terakhir, Juruselamat berdoa,”terangnya.
Menutup pesan khususnya, Presiden Nelson menegaskan, dalam sembilan setengah dekade hidupnya yang telah dijalaninya, mendapatkan kesimpulan, “menghitung berkat kita lebih baik daripada menceritakan masalah kita. Apa pun situasi kita, memperlihatkan rasa syukur atas privilese kita adalah resep rohani yang berfungsi cepat dan tahan lama.”tegasnya.
Sementara itu, seorang rohaniwan senior GYK-OSZA di Indonesia yang juga melayani di Kuroum Tujuh Puluh untuk wilayah pelayanan Malaysia Timur dan Indonesia, Elder Djarot Subiantoro, memohon supaya pesan dari Presiden Russell M Nelson ini dapat diteruskan supaya banyak orang menghadapi situasi dan keadaan yang ada dengan rasa syukur.
“Mungkin rasa syukur tidak selalu menyelamatkan kita dari kesengsaraan, kesedihan, kemalangan, dan rasa sakit. Namun, itu melembutkan perasaan, itu menyediakan bagi kita perspektif lebih besar mengenai tujuan utama dan sukacita kehidupan,”kata Elder Djarot.
Diakhir siaran pers dari GYK-OSZA yang dipimpin seorang presiden didampingi dua penasehat, Dallin H. Oaks dan Henry B Eyring, mengucapkan selamat Natal 25 Desember 2020 dan Selamat Menyambut Tahun Baru, 01 Januari 2021, seiring doa, ungkapan rasa syukur dan iman kepada Tuhan dan Juru Selamat Yesus Kristus, amin.