JAKARTA – Tanpa terasa Gereja Bethel Injili Nusantara (GBIN) yang “dibidani” oleh Pdt. Dr. Melianus Kakiay, M.Th, atau dikenal dengan nama Pdt. Ferry Kakiay telah berusia satu tahun pada 17 Juni 2024.
Bentuk syukur, pengurus GBIN lewat panitianya menggelar ibadah syukur HUT di aula (lantai 3) disebuah mal yang ada di Kelapa Gading, di Jakarta Utara. Tampak dalam perayaan HUT ke 1 GBIN, hadir berbagai tokoh atau pimpinan lintas Sinode, di antaranya, ada Ketua Umum Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Pdt. Brigjen TNI (Purn), Drs. Harsanto Adi, S. M.M. Juga hadir pernah sebagai Bendahara Umum Badan Pekerja Harian (Sekarang BPP) Gereja Bethel Indonesia (GBI ), Pdt. Ir. Suyapto Tandyawasesa, M.Th. Hadir juga pernah sebagai Ketua Umum Persatuan Intelegensia Kristiani Indonesia (PIKI), Dr. Cornelius Ronowijoyo, Pembimas Kristen Jakarta, Mangarerak Baringbing S.Th, dan masih banyak lagi.
Ibadah syukur berlangsung seperti ibadah – ibadah pada umumnya di lingkungan Kristen Pentakosta, dimulai dengan pujian penyembahan, doa pembukaan, puji – pujian dan firman Tuhan, disampaikan oleh Pdt. Dr. Ferry Kakiay.
Sebelum firman Tuhan, hamba Tuhan yang pernah menjadi Sekretaris Umum Sinode GBI ini menjelaskan pendeta – pendeta di lingkungan GBIN dalam perayaan HUT ke 1 ini menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah sebagai bentuk cinta kepada Indonesia.“Kita cinta tanah air, salah satu bentuknya dengan menggunakan pakaian daerah. Kita orang Indonesia, itu identitas kita,”papar Ketua Umum GBIN.
Pada sesi firman Tuhan ini, terlebih dahulu Pdt. Melianus Kakiay mengungkapkan GBIN yang baru berusia 1 tahun, tetapi sudah memiliki 27 jemaat lokal tersebar di 13 provinsi. “Ada banyak saya belum masukkan dalam keanggotaan Sinode GBIN karena belum diresmikan. Tapi di waktu – waktu ke depan akan segera diresmikan. Perlu dicatat, yang bergabung dengan GBIN itu dari Persekutuan – persekutuan doa,”.
Dalam perjalanan GBIN 1 tahun, diakui Pdt. Melianus Kakiay, ada orang yang bertanya mengenai SK Dirjen Bimas Kristen. “Tidak sembarangan terima SK dari Dirjen, tapi kalau akte pendirian, sudah ada, karena Gereja ini sudah beridiri. Secara hukum GBIN sudah sah untuk melayani—apalagi dijamin oleh UUD 1945 dan UU pendirian Organisasi. Sebab itu, dari Bimas Kristen bisa keluarkan SKTL. Kita dijamin oleh UU, itu yang penting, dari situ kita melayani cari jiawa,”.
“Saya mau kasih tahu, SK yang betul itu datang dari Sorga, Tuhan yang memerintahkan kita untuk memberitakan Injil, jangan pusing dengan SK—karena SK akan GBIN peroleh dengan memenuhi aturan dari pemerintah. Tapi yang harus kita pusingkan bagaimana kita melayani dengan baik jiwa – jiwa yang sedang menanti,”
Pendeta yang pernah memimpin Forum Komunikasi Kristiani Jakarta ini meminta kepada pendeta – pendeta GBIN untuk sibuk melayani—soal SK itu dengan sendirinya akan GBIN peroleh ketika pendeta – pendetanya giat melayani. “Kalau kita melayani, menjangkau jiwa yang belum terjangkau maka otomatis jumlah jemaat, jumlah gereja lokal akan bertambah, dan itu berarti GBIN sedang memenuhi aturan pemerintah agar GBIN mendapatkan SK,”
Firman Tuhan, yang disampaikan oleh Pdt. Mellianus Kakiay, bertolak dari tema, “Ladang Sudah Menguning, Tuailah Bersama,” diambil dalam Yohanes 4 : 35b. Lewat tema itu, dimintanya untuk memperhatikan kata Tuhan Yesus “Ladang sudah menguning”.
Dari kata itu, Pdt. Melianus Kakiay berkata, Tuhan Yesus mau bertanya “Apa yang kamu lihat? Mengapa pusing dan berantem terus di YouTube dan media sosial? Mengapa pusing menanggapi sana dan sini? Kalau kamu mengajarkan ajaran yang alkitabiah maka tidak perlu takut. Tapi yang harus kita pusing adalah daerah yang mesti kita jangkau daerah yang belum terjangkau oleh Injil. Untuk itu, Tuhan Yesus memanggil semua yang hadir untuk fokus kepada menyelamatkan jiwa,”.
“Bagaimana kita harus menjadi penuai yang baik?” tanya Ketua Umum Sinode GBIN ini dan langsung diberikan jawabannya. Pertama, pelayan Tuhan yang siap menuai harus fokus pada panggilannya, kalau tidak, mustahil untuk memperoleh kesuksesan. Kedua, pelayan Tuhan yang siap menuai harus tahan banting—ini termasuk bayar harga. “Melayani itu pasti akan banyak tantangan, lihat Tuhan Yesus ketika melayani tidak enak – enak, melainkan ada harga yang harus Dia bayar,”
Ketiga, pelayan Tuhan yang siap menuai harus memiliki strategi. Salah satu strategi adalah membangun kebersamaan, membangun hubungan baik dengan semua lembaga Gereja yang ada. “Kalau kita tidak membangun hubungan maka kita akan kerja sendiri. Kalau kita membangun hubungan yang baik maka kita akan kerja sama – sama dengan mendapatkan hasil yang besar, luar biasa. Itu yang dibuktikan dalam kehadiran hari ini, kita semua bukan dari satu sinode tetapi kita semua mau bekerjasama,”.
Lebih jauh, Pdt. Melianus Kakiay, menekankan adanya hubungan menunjukkan sebuah kekuatan. “Kalau kita tidak mau membangun hubungan maka lebih baik jangan bisnis dan jangan melayani Tuhan. Pepatah kuno Cina, musuh satu telalu banyak kawan seribu terlalu sedikit,”
Keempat, pelayan Tuhan yang siap menuai harus mengasah pedang atau sabit terlebih dahulu agar pedangnya tajam. “Kita harus membangun diri, harus memiliki kapasitas yang lebih besar. Jangan punya peluru gabus—tembak kenak sasaran tetapi sasarannya hanya tertawa. Maksud saya, kita pendeta harus belajar, jangan pernah berhenti belajar supaya kita memiliki ketajaman, dan siap untuk menuai,”
Dalam sambutan Bimas Kristen Jakarta, Mangarerak Baringbing S.Th, menyatakan pertama, kehadirannya untuk memastikan GBIN memiliki identitas yang sudah terungkap dalam pakaian adat nusantara yang digunakan dalam HUT ke 1 ini.
“Hari ini kita mendengar ada satu calon siode yang bernama GBIN, tentu kami berharap dan mengajak mari kita menghargai setiap keragaman yang ada di Republik ini dengan saling menjaga dan menghormati. Salah satu dari 5 dokumen keesaan Gereja adalah piagam saling mengakui dan saling menerima,”
Mangarerak Baringbing S.Th, berkata GBI Nusantara sebagai salah satu calon Sinode yang akan ada di tengah – tengah Republik ini harus hadir untuk memberikan sikap dan penghormatan terhadap keragaman serta kearifan lokal yang diimplementasikan dalam bentuk karya dan karsa serta pelayanan untuk menjangkau masyarakat dan umat di manapun berada.
Kedua, kehadirannya untuk memaknai perayaan HUT GBIN Ke 1, sekaligus menyemangati dan membersamai dalam visi dan misi yang ingin diperjuangkan GBIN di antaranya menjangkau wilayah yang masih butuh dukungan dari semua pihak. “Maka saya sangat berharap GBIN akan menunjukkan sesuatu yang positif, yang baru dan jauh lebih berdampak luas kepada masyarakat,”tutupnya.
Ibadah Syukur ini sebelum ditutup dengan adanya pemotongan nasi tumpeng dan doa berkat serta adanya makan bersama, diakhiri dengan sambutan Ketua Panitia HUT GBIN Ke 1, Pdt. Dr. Kolonel (Purn) Robert H Pandiangan, M.Th, yang mengungkapkan terima kasih kepada panita, pihak tempat diadakan HUT GBI ke 1, juga kepada semua yang hadir.
Lebih dari itu, Pdt. Dr. Kolonel (Purn) Robert H Pandiangan, M.Th, menjelaskan tema yang ada. “Tema ini dikandung maksud agar semua pejabat dan warga GBIN saling mendukung, berkolaborasi dengan segala komponen masyarakat untuk mewujudkan panen raya di hadirat Tuhan,”
Sebagai puncak ibadah syukur HUT ke 1 GBIN, Ketua Sinode GBIN, Pdt. Melianus Kakiay, memotong nasi tumpeng dan memberikan kepada penasehat Sinode, Ketua Panitia HUT ke 1, dan tokoh – tokoh yang hadir, di antaranya kepada, Pdt. Ir. Suyapto Tandyawasesa, M.Th, Pdt. Brigjen TNI (Purn), Drs. Harsanto Adi, S. M.M. dan kepada salah satu tokoh yang ada di dalam lingkaran Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yaitu Dr. Cornelius Ronowijoyo.
Ditutup dengan doa berkat, dan semua undangan diajak ke sebuah ruangan yang telah tersedia beragam menu makanan. Salah satu makanan khas Indonesia Timur bernama “PAPEDA” juga disuguhkan dengan kuah ikan dan brenebon. Selamat HUT GBIN Ke 1.