BANDUNG – Gereja Bethel Indonesia (GBI Sukawarna, Rayon 2 Bandung) menutup tahun dengan berkat yang luar biasa dari Tuhan. Pasalnya, Senin (17/12/2018), GBI Sukawarna Rayon 2 Bandung baru saja meresmikan penggunaan gedung yang memegang IMB gereja di Bandung, yang dinamakan GBI Jl. Soekarno-Hatta.
Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo secara langsung meresmikan penggunaan gedung GBI Jl. Soekarno-Hatta Bandung dengan terlebih dahulu berdoa dan menggunting pita yang “mengalangi” pintu masuk ruang ibadah.
Gedung GBI Jl. Soekarno-Hatta Bandung dalam pantauan MITRA INDONESIA, terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama digunakan 80 persen sebagai tempat parkir dan lahan-lahannya, sedangkan 20 persennya di pakai semacam lobby atau akses masuk untuk ke lift atau ke tangga yang menuju ke lantai dua dan tiga.
Untuk lantai dua, dibuat bidang-bidang atau ruangan-ruangan baik untuk Sekolah Minggu, Ibadah Remaja dan kantor sekretariat serta ruang rapat. Lantai tiga dipusatkan sebagai tempat ibadah raya.
Dalam sambutannya Pdp. Yonathan Manuel Tanata yang mengucap syukur kepada Tuhan karena selama ini tidak memiliki tempat yang menetap dan sekarang sudah memiliki tempat yang tetap. Sebab seiring makin dikenalnya BCC maka ibadah GBI Jl. Soekarno-Hatta harus menerima kenyataan kalau gedung BBC dipinjam untuk kawinan maka ibadah GBI Jl. Soekarno-Hatta harus menjadi korban alias pindah cari tempat lain. “Jadi kami harus berpindah-pindah setiap minggunya. Itu mulai kami alami sejak 2008, kurang lebih sampai sekarang sudah 10 tahun. Itulah perjalanan GBI Jl. Soekarno-Hatta,” ceritanya dan berkata GBI Jl. Soekarno-Hatta akhirnya mendapat perkenanan Tuhan membeli tanah dan mulailah mengurus izin. Puji Tuhan tahun 2017 dimulai peletakan batu pertama dan hari ini gedungnya sudah resmi dapat digunakan sebagai tempat ibadah tetap GBI Jl. Soekarno-Hatta. “Terima kasih kepada Tuhan, kepada Pdt. David Tjakra dan kepada semua yang sudah terlibat sampai akhirnya gedung ini bisa kita gunakan,” paparnya.
Pdp. Harry Gunawan menambahkan, sejarahnya berdiri GBI Jl. Soekarno-Hatta. Pada Bulan Juni 2008 sebagai tempat ibadah utama BCC dengan jumlah jemaat kurang lebih 300 jiwa. Berjalannya waktu, GBI Jl. Soekarno-Hatta harus berpindah-pindah tempat ibadah (nomaden). “Saat itu menjadi pusat perhatian kami adalah anak-anak Sekolah Minggu yang beribadah sampai pernah menggunakan tenda, pernah di halaman gedung, bahkan pernah di dapur gedung serba guna. Puji Tuhan, kondisi itu tidak mengurangi kesetiaan mereka,” ceritanya.
Lanjutnya, setelah mendapatkan perkenanan Tuhan dapat membeli tanah, untuk mengurus izinnya tidak mudah. Sebanyak tiga kali mengurus izin untuk mendapatkan izin Mendirikan Bangunan (IMB) Gereja kandas. Tetapi tidak membuat pata semangat, itu terus memberi semangat walau harus memulai dari nol lagi. “Kami terus berdoa untuk mendapatkan izin, bahkan kami ambil bagian dalam doa puasa. Pada tahun 2016 kami memulai kembali mengajukan perizinan, sekitar kurang lebih 13 bulan perizinan kami ajukan dan puji Tuhan di tahun 2017 izin rumah ibadah itu kami peroleh dengan nama GBI Jl. Soekarno – Hatta,” ceritanya dan menambahkan dengan mengantongi IMB Gereja, pada tanggal 18 Desember 2017, GBI Jl. Soekarno-Hatta melaksanakan peletakan batu pertama yang dilaksanakan oleh gembala Pembina, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo dan gembala GBI Sukawarna Rayon 2, Pdt. David Tjakra Wisaksana. Januari 2018 pembangunan langsung dimulai dan banyak mujizat yang Tuhan lakukan dalam proses pembangunan.
Katanya lagi, satu hal yang mau disaksikannya bagaimana Tuhan bekerja dalam pembangunan GBI Soekarno-Hatta, yang semula direncanakan diresmikan Selasa (11/11/2018), karena angkanya bagus. Namun Tuhan berkehendak lain, ada satu tanggal yang Tuhan berikan lebih bagus lagi yaitu hari Senin (17/12/2018). “Kalau kita perhatikan waktu peletakkan batu pertama itu tanggal 18/12/17, sekarang angkanya di balik 17/12/18. Sungguh luar biasa, ini rencana Tuhan, bukan secara kebetulan, tetapi ada mujizat Tuhan yang Tuhan lakukan. Dari peresmian ini saya menangkap pesan Tuhan. Pada waktu peletakan batu pertama adalah Ain Cat, artinya Tahun permulaan yang baru. Gereja ini dimulai dengan musim yang baru. Dan peresmiannya bukan secara kebetulan, 17/12/28 ini adalah tahun kelahiran baru. Saya percaya GBI Rayon 2 sudah melahirkan Gereja Baru GBI Jl. Soekarno – Hatta di tahun permulaan yang baru,” katanya dan menambahkan GBI Rayon 2 masuk dalam masa Pentakosta ketiga, yaitu masuk dalam penuaian jiwa yang terbesar, dan yang terakhir sebelum Yesus datang yang kedua kali.
Usai sambutan, Pdt. DR.Ir. Niko Njotorahardjo memberitakan firman yang diambil dari Mazmur 127:1 untuk mempertegas berdiri dan diresmikannya gedung GBI Jl. Soekarno – Hatta.
Pdt. DR.Ir. Niko Njotorahardjo mengatakan, ayat tersebut harus dipegang baik-baik oleh umat. Sebab Tuhan Yesus memberikan semua berkat apa saja kepada yang dicintainya pada waktu tidur, artinya berkat akan datang kepada umatNya bukan karena kekuatannya tetapi karena Tuhan mencintai umatNya. “Setiap kali GBI Jl. Gatot Subroto disuruh membangun gedung selalu Tuhan memberikan Mazmur 127:1. Saya dipesankan Tuhan untuk mencari tahu apa benar memang Tuhan yang membangun. Bagaimana tahunya?” tanya Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo dan langsung memberikan jawaban. Pertama, untuk kemuliaan Tuhan. Kedua, jemaat semua mendukung. Ketiga, ada mujizat Tuhan. “Kalau saya dengar berdirinya gedung GBI Jl. Soekarno – Hatta mujizat-mujizat yang terjadi luar biasa. Kalau tidak ada tiga ini tidak mungkin gedung ini berdiri,” tegasnya.
Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo meminta gedung GBI Jl. Soekarno – Hatta harus dijadikan sarana untuk menuai jiwa dengan mujizat yang baru. “Saya mau kasih tahu, tidak ada di GBI Jl. Gatot Subroto (di Rayon lain) yang memiliki ijzin gereja sebanyak yang dimiliki GBI Rayon 2 di satu kota. “Ini memang bayarnya yang dulu, kalau Tuhan yang membuka tidak ada yang dapat menutupnya,” paparnya dan mengurai kitab Lukas 2:13-14.
Setelah itu, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo mengangkat pujian dan mengajak umat menyembah Tuhan sekaligus mengajak umat naik ke panggung untuk diurapi. Setelah itu Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo menutup ibadah dengan doa berkat.
Kepada MITRA INDONESIA, Pdt. David Tjakra berkata gedung GBI Jl. Soekarno-Hatta bisa berdiri itu karena perkenanan Tuhan. Ia mengungkapkan gedung GBI Jl. Soekarno – Hatta memiliki ukuran 18 X 15 meter dengan daya tampung kursi kurang lebih 900 orang. “Puji Tuhan, karena perkenanan Tuhan GBI Rayon 2 di Bandung sampai saat ini memiliki IMB Gereja berjumlah 5 gereja. Secara manusia kita memang ada kerinduan memiliki gedung yang IMB nya gereja tetapi pada awal-awal itu hanya menjadi sebuah mimpi saja. Tapi kami tahu GBI Rayon 2 bisa berkembang seperti ini, tidak lepas dari ‘harga‘ yang dibayar dalam perintisan, bukan gampang,” katanya dan menambahkan GBI Rayon 2 Bandung merupakan cabang pertama dari GBI Jl. Gatot Subroto yang digembalakan Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo.
Perkembangan GBI Rayon 2 Bandung kata Pdt. David Tjakra tu menjadi bukti Tuhan berkenan kepada Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo dalam membuka pelayanan di Bandung. Jemaat GBI Rayon 2 di Bandung sudah mencapai 20.000, dilihat dari terdaftarnya Kartu Keluarga Jemaat (KKJ). Sedangkan, jemaat GBI Rayon 2 yang tersebar diberbagai pelosok Indonesia sudah mencapai 36 ribu.
Diakhir, Pdt. David Tjakra menekankan GBI Rayon 2 Bandung bisa berkembang itu bukan karena kemampuannya atau tim pengembalaan tapi itu karena perkenanan Tuhan.
Dengan canda, Pdt. David Tjakra mempertegas pernyataannya, mengurus istri satu saja masih banya orang tidak mampu apalagi mau mengurus jemaat dengan jumlah yang mencapai 36 ribu. Ini tidak gampang tetapi semua karena perkenanan Tuhan. AMIN. (NBS)