TANGERANG . Desember 2024 telah tiba, umat Kristiani disibukkan” dengan kegiatan perayaan Natal, baik di Gereja, Persekutuan Doa Keluarga ataupun Persekutuan Kantor/Pabrik. Seperti yang media ini saksikan perayaan Natal di Persekutuan Doa (PD) Immanuel. KPM, yang dipimpin oleh Ester Sukmawati.
Perayaan Natal, PD Immanuel KPM dilangsungkan Jum’at (6 Desember 2024), pukul 15.00 wib dengan mengundang anak – anak dari Lentera Pejuang Kanker, atau anak – anak terdiagnosa “menderita” kanker dalam naungan Yayasan Lilin Pelita Kasih.
Susana Gedung PT. Kevin Persada Mandiri, yang rutin (setiap) bulan di hari Jum’at digunakan sebagai tempat ibadah PD Immanuel KPM, pada Jum’at ( 6 Desember ) tampak berbeda dari biasanya. Sejak masuk pintu utama di lantai I, sampai ke tempat ibadah yang berada di lantai II, penuh dengan pernak – pernik Natal.
Melihat pernak – pernik yang di dekor begitu indah, dan suasana yang ada membuat orang yang melihatnya spontan merasakan “natal telah tiba,”. Tak terkecuali para karyawan PT. Kevin Persada Mandiri, yang tergabung dalam PD Immanuel.
Perayaan ibadah Natal dan tutup tahun 2024, PD Immanuel KPM menghadirkan pembicara yang namanya sudah dikenal umat Kristiani pada umumnya, Ps. Jason Irwan. Ini membuktikan Ester Sukmawati berusaha memberikan yang terbaik.
Salah satu lagu yang diciptakan Ps. Jason Irwan, ‘Bapa Sentuh Hatiku’. “Saya baru menulis lagu 4 bulan yang lalu, tidak disangka, seumur hidup saya, baru kali ini, ciptakan lagu hanya 4 bulan langsung ‘naik’, biasanya 1 tahun,”kata pencipta lagu “Yesus Setia”, lagu yang saat ini sedang popular dinyanyikan diberbagai Gereja yang ada di Indonesia.
Firman Tuhan yang disampaikan, Ps. Jason Irwan dimulai dengan membacakan kitab Markus 5 : 25 – 34. Cerita ini tentang seorang perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun. “Natal tidak hanya berbicara bagaimana Tuhan lahir, tapi juga berbicara bagaimana Tuhan hadir dan menyelamatkan orang – orang yang dianggap tidak bernilai dan tertolak,”katanya dan menyitir dari bacaan kitab Markus 5 : 25 – 34, di mana hidup manusia terbagi tiga hal.
Ps. Jason Irwan menjelaskan, tiga hal yang dimaksud. Pertama, Tubuh. Menceriterakan tubuh perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun lamanya. Kedua, Jiwa. Saat mengalami pendarahan yang tidak berhenti maka jiwa perempuan ini tertolak. Itu tampak karena perempuan ini seorang diri waktu mendapati Yesus, tidak diantar oleh orangtuanya, tidak diantar oleh saudara kandungnya dan tidak diantar oleh orang – orang yang setia beribadah di bait Allah (diumpamakan tidak di antar oleh orang – orang Gereja).
“Itu terjadi, karena pada zaman itu seorang perempuan mengalami pendarahan dianggap najis, disamakan dengan orang yang mengalami penyakit kusta. Itu sebabnya perempuan itu diusir dan diasingkan,”.
Ketiga, Roh. Kata Ps. Jason Irwan, point ketiganya berbicara tentang iman. “Kalau ada orang yang sakit parah, atau bangkrut, pasti akan berusaha untuk bangkit. Naturalnya manusia kalau mengalami pergumulan, akan berusaha bangkit, mencari cara untuk keluar dari pergumulannya. Begitupun dengan perempuan ini, pergi ke berbagai tabib untuk mencari kesembuhan. Kalau zaman sekarang mungkin ke Singapura atau Malaysia, tetapi tidak sembuh juga,”.
Walau tidak mendapatkan kesembuhan dari berbagai tabib, Ps. Jason Irwan, menuturkan, perempuan itu tidak menyerah, terus berharap. “Sekecil apapun harapan, bila seseorang memiliki yang namanya pengharapan maka orang tersebut akan mampu bertahan. Hari – hari ini tidak banyak orang yang memiliki harapan, itu sebabnya jangan heran bila ada yang melakukan bunuh diri. Itu karena mereka kehilangan yang namanya haparan,”tuturnya.
Di tengah kondisi seolah – olah tidak ada harapan, seperti yang dialami oleh perempuan yang mengalami pendarahan, kata Ps. Jason Irwan, saat itu lewatlah Yesus, pada saat itu Yesus dalam perjalanan ke rumah kepala rumah ibadah yang kaya bernama Yairus. Yesus berhenti karena merasakan ada yang menjamah jubahNya dan ada kuasa yang keluar daritubuhNya. Perempuan pendarahan itu menjamah jubah Yesus ditengah kerumunan orang banyak dan berkata ‘Asal kujamah jubahNya aku akan sembuh’. “Iman perempuan itulah yang menyelamatkan dan menyembuhkannya. Begitupun dengan kita, bukan Tuhan tidak tahu pergumulan kita tapi Tuhan membutuhkan iman kita,”.
Ps. Jason Irwan, mengatakan, ketika Yesus berhadapan dengan perempuan itu, Yesus membungkukkan badannya dan berkata “ Hai anak Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau,” seketika itu juga pendarahan perempuan itu berhenti.
Perjumpaan perempuan itu dengan Yesus, diperjelas Ps. Jason Irwan, telah menjawab tiga persoalan yang dihadapi perempuan tersebut. Pertama, tubuhnya sembuh total. Kedua, jiwanya yang tertolak dipulihkan Tuhan. Buktinya, waktu Yesus berkata “Hai anak Ku” itu perkataan seorang bapak kepada anak. “Ingat! 12 tahun perempuan ini dicaci maki, di asingkan, dikatakan kena kutuk dan hal negatif. Bukankah gereja hari – hari ini seperti itu? Manusia disamakan seperti barang. Padahal Yesus mengajarkan untuk mengasihi manusia. Kalau ada yang merasa tertolak di sini, INGAT ! Ada satu pribadi, seorang juru selamat, yang berkata ‘hai anak Ku’. Itu memperjelas bahwa kita berharga di mata Tuhan,”jelasnya.
Ketiga, Roh. Ps. Jason Irwan mengingatkan proses, masalah semua orang berbeda – beda tapi siapapun yang menantikan Tuhan, maka ada waktu Tuhan untuk datang menjumpai masing – masing umat Tuhan, seperti perempuan yang mengalami pendarahan ini. “Mulai saat ini, jangan menjadi orang Kristen yang berbondong – bondong ke Gereja untuk beribadah, dengan motivasi mencari berkat Tuhan, tetapi tidak mendapatkan hatinya Tuhan. Orang cuma sibuk melayani pekerjaan Tuhan, tetapi tidak melayani Tuhan,”.
Diakhir, Ps. Jason Irwan, mengatakan pesan Natal dalam ibadah PD Immanuel KPM, ingatlah ada sebuah kasih yang menerima semua yang hadir dengan APA ADANYA “Seberapa buruk hidupmu, seberapa jahat orang yang menjahati hidupmu Tuhan tidak pernah meninggalkanmu. Datang dan berserulah kepada Tuhan,” tutupnya.
Perayaan Natal PD Immanuel KPM.
Perayaan Natal PD Immanuel KPM dimulai dengan menyanyikan lagu “Malam Kudus” disertai penyalaan lilin oleh Ester Sukmawati, dengan ke 2 anaknya, Kevin dan Airin.
Usai penyalaan lilin, Ester Sukmawati mengungkapkan, perayaan Natal PD Immanuel KPM di tahun 2024 ini kedatangan tamu, “anak – anak hebat” dari Yayasan Lilin Pelita Kasih, pimpinan Violin yang juga sebagai pendiri.
Pada saat ibadah berjalan, “anak – anak hebat” dan beberapa orangtuanya masih menunggu di bus. Saat sudah perayaan barulah satu persatu anak – anak hebat digendong oleh tim dari PD Immanuel untuk masuk ke dalam ruangan, mengikuti perayaan.
Sebagai bentuk penghormatan, Violin diberikan kesempatan memberikan sambutan. “Terima kasih atas undangannya. Kita bahagia berada di sini, ini satu kehormatan,”katanya seraya memperkenalkan dirinya sebagai pendiri sekaligus ketua Yayasan, dan memperkenalkan “anak – anak hebat serta beberapa orangtua, juga staf yang ikut ke PD Immanuel KPM.
Violin menuturkan, baru pertama kali merayakan Natal di luar rumah singgah yang dimiliki Yayasan Lilin Pelita Kasih (YLPK : red). “Biasanya merayakan Natal dengan donatur yang ke rumah singgah yang ada di belakang Rumah Sakit Dharmais. Tapi hari ini kita refreshing, kita keluar dan datang ke tempat ini dengan sukacita,”katanya.
Diurai Violin, YLPK didirikan atas dasar kasih kepada sesama pejuang kanker. “YLPK siap untuk membantu para pejuang kanker baik secara financial dengan cara menjalankan donasi, hingga dukungan moril. Kami sudah melayani kurang lebih 100 anak penderita kanker,” urainya dan memperjelas berdirinya YLPK tidak lepas dari pengalaman yang dihadapinya yaitu pada tahun 2019, ia divonis mengalami kanker.
“Pada akhir tahun 2019 saya di vonis kanker tiroid. Saya menangis kepada Tuhan menghadapi penyakit itu. Pertama kali kena, saya sangat shok. Kedua, saya bertanya, apa dosa saya? Apa saya kena kutuk? Tuhan kok jahat sama saya? Itu respon saya, apalagi saya sudah menjaga makan, dan hidup bersih,” katanya.
Sedangkan alasan sampai Violin bisa mendirikan Yayasan diakuinya bukan karena memiliki uang yang banyak, tetapi dilatarbelakangi sebuah cerita Sebelum divonis kanker, ia memiliki latarbelakang seorang guru sekolah minggu di Gereja yang ada di daerah Daan Mogot.
“Saya sebelum di vonis menjadi guru sekolah minggu, dan mengajar kepada anak – anak tukang sampah secara free. Orang mungkin berpikir saya orang kaya sampai bisa mendirikan yayasan. Jujur saya orang biasa, tidak punya banyak harta, tetapi saya punya hati untuk Tuhan,”.
“Awal 2019 ketika saya pindah rumah ke daerah Serpong, Tangerang, tempat pelayanan yang ada di Daan Mogot terasa jauh. Dari situ saya memiliki keinginan untuk buka bimbel gratis di Serpong sebagai bentuk pelayanan. Saya sudah siapkan tempat, computer dan pengajar. Pada akhir 2019 saya divonis kanker. Saya tidak jadi buka bimbel, tapi buka yayasan untuk anak – anak kanker. Perjalanannya panjang sih. Intinya, Tuhan mau hati saya. Puji Tuhan yayasan sekarang sudah berdiri selama 4 tahun,”ceriteranya.
Dalam sambutannya, Violin mengajak seorang ibu bernama Mama Bimbim, yang anaknya mengalami Kanker. “Terima kasih, selama ini yayasan membantu kami dengan gratis,” kata Mama Bimbim kepada semua yang hadir.
Ditambahkan oleh Violin, apa yang disampaikan Mama Bimbim, menjadi bukti yayasan benar – benar menyalurkan bantuan yang diberikan donatur. “Jadi bukan saya bisa membantu, melainkan semuanya Tuhan yang menyediakan lewat orang – orang baik. Dan kami menyalurkan, membantu ‘anak anak hebat’ yang setiap hari ke Rumah Sakit untuk kemo dan lain sebagainya,”
Sambutan dari Violin ditutup dengan pujian yang dinaikkan oleh ‘anak – anak hebat’, “Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia, berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya…”. Bersamaan dengan itu, pihak PD Immanuel memberikan bantuan secara simbolis, yang diserahkan oleh Ester Sukmawati dan diterima oleh Violin.
“Saya mewakili PD Imanuel memberikan bantuan untuk dipergunakan buat ‘anak – anak hebat’. Semoga menjadi berkat bagi Yayasan Lilin Pelita Kasih. Kami beserta seluruh staff PD Immanuel mengucapkan selamat Natal 2024, dan SEMUANYA HANYA UNTUK KEMULIAAN TUHAN,” kata Ester Sukmawati.
Persembahan pujian juga dinaikkan oleh beberapa orang mewakili PD Immanuel KPM. Dengan begitu berakhirlah acara ibadah dan perayaan Natal PD Immanuel KPM. Sampai ketemu di ibadah tahun 2025, di tempat yang sama, dengan pembicara yang tentu sedang dipakai Tuhan luar biasa. Amin.
Sebelum pulang, “anak – anak hebat” dan beberapa orangtuanya serta staf YLPK dijamu makan dan diberikan bingkisan.