Jakarta – Para pemuka agama harus ikut ambil bagian dalam menangkal paham radikal karena merupakan ujung tombak di tengah masyarakat. Hal tersebut dikemukakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid dalam acara Muhasabah BNPT RI dengan Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT RI dalam rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme bersama tokoh ormas keagaamaan yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) yang berlangsung di Sekretariat LPOI-LPOK, Jumat (28/5/2021).
“Selama ini kelompok radikal terorisme dalam melakukan penyebaran pahamnya selalu membungkusnya dengan motif agama. Padahal, hal tersebut tentunya sangat merugikan dan juga memfitnah agama tersebut,” ungkap Ahmad Nurwakhid dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/5/2021).
Nurwakhid mengatakan radikalisme menunjukkan adanya krisis spiritualisme. Untuk itu, masalah radikal terorisme adalah tanggung jawab bersama seluruh lapisan elemen bangsa ini.
Ia meminta supaya para tokoh agama senantiasa memiliki sikap yang terpuji agar bisa mejadi teladan bagi para pengikutnya. “Perlu disampaikan kepada umat bahwa semua aksi radikalisme dan terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apa pun tetapi terkait dengan pemahaman dan cara beragama yang menyimpang,” tuturnya.
Lanjutnya, aksi radikalisme dan terorisme hanya akan menimbulkan perpecahan antar sesama anak bangsa. Apalagi aksi tersebut bertentangan dengan nilai dan prinsip agama yang menjaga persatuan, perdamaian, dan rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam). “Aksi terorisme dan radikalisme ini dapat menimbulkan fitnah, perpecahan, dan juga menjadi musuh negara. Hal itu bertentangan dengan konsesus atau perjanjian bangsa ini, yaitu Pancasila,” jelasnya.
Di sisi lain, Sekjen Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) H. Denny Sanusi berharap adanya sinergi antara LPOI dan LPOK serta BNPT untuk memberikan edukasi kepada umat tentang bahayanya paham radikalisme dan terorisme.