Jakarta – Majelis Pusat (MP) melalui Majelis Daerah (MD) D.I Yogyakarta, cukup lama melakukan upaya hukum untuk mengembalikan asset-aset Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Jl. Hayam Wuruk (HW), D.I Yogyakarta (DIY), yang di klaim oleh GPdI milik GPdI. Upaya yang berjalan cukup lama, lebih setahun itu akhirnya asset-asset GPdI itu kembali kepada GPdI.
Seperti yang diterima media ini, screen shoot chatting group WA, milik GPdI Jawa Tengah, menceriterakan upaya untuk mengembalikan asset GPdI Jl. Hayam Wuruk, D.I. Yogyakarta, telah berhasil di lakukan. “Asset GPdI Hayam Wuruk dan GPdI Tugu Jogyakarta beserta jemaat sudah kembali ke GPdI, berita serah terima asset dilaksanakan pada hari Selasa (12/10/2021) di Polda DIY, disaksikan pejabat Polda DIY. Besok pendeta Karel Silitonga, Anggota MPR -MP GPdI membuka gembok pintu gereja. Setelah meninjau Gereja dan pastory, Pdt. Kharel Silitonga, mengajak jemaat bergandengan tangan berdoa untuk Kesehatan Bp. Ketum, sekaligus menyatakan salam dua periode,”
“Jam 11.00 Wib, Pdt. Karel Silitonga beserta pengurus Yayasan dan wadah2 menuju kantor notaris untuk menandatangani berita acara serah terima asset. Puji Tuhan, semuanya jadi atas oleh karena pertolongan Tuhan. Ketum MP melalui jajarannya telah berhasil mengambil asset yang sempat diambil alih. Haleluya,”
Informasi berhasilnya upaya pengembalian asset GPdI Jl. Hayam Wuruk, DIY ini setelah dikonfirmasikan kepada Ketua MD, DIY, Pdt. Dr. Samuel Tandiassa. Media ini menerima pernyataan yang disebut pernyataan MD GPdI DIY.
“Ini pernyataan MD DIY. Tujuan utama MD DIY. 1. Mengembalikan semua aset milik GPdI HW (Jl. Hayam Wuruk) yang 30 thn diklaim pengurus yayasan SAP milik mereka. (Ada lima asset tidak bergerak). 2. Mempertahankan tradisi penghargaan pada pioneer GPdI, dalam hal ini Alm. Pdt. R. Gideon Sutrisno,”.
“Sesuai dengan penegasan Ketum di MUKERNAS bahwa GPdI memiliki tradisi kalau perintis meninggal diserahkan pada istri, dari istri ke anak lalu ke cucu,”.
Pdt. Dr. Samuel Tandiassa juga menyitir pernyataan Majelis Pertimbangan Rohani (MPR) GPdI, bahwa mendukung permohonan keluarga Alm. Pdt. R. Gideon Sutrisno untuk menyerahkan pelayanan di GPdI HW kepada Rr. Eva Sekarindah Setjadiningrat.
“Kalau ini dilakukan oleh MP, maka MD DIY sangat Mendukung dan sangat berterima kasih karena ini berarti MP telah memantu MD DIY. Tentu kita harus melakukan segalanya secara prosedural sesuai norma-norma hukum formal dan aturan GPdI,”terangnya.
Untuk mencari tahu kebenaran penyelesaian damai GPdI HW, media ini juga menghubungi Sekretaris Umum Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia (GSPDI), tempat dari nama-nama yang disebut-sebut telah kembali ke GPdI.
“Saya kira belum ada surat pengunduran diri. Sebab sampai saat ini, saya lihat teman-teman GSPDI Jl. HW, DIY dalam ibadah onlinenya yang disiarkan di chanel youtube masih menggunakan nama GSPDI. Intinya belum ada surat pengunduran diri atau keluar dari GSPDI,”jawabnya.
Media ini juga menghubungi seorang hamba Tuhan yang disebut-sebut berada dibalik terjadinya perdamaian dan kembalinya GPdI HW DIY bersama dengan asset-asset yang dimiliki. Hamba Tuhan yang adalah gembala GPdI dari Jawa Barat, bernama Pdt. Karel Silitonga, menyandang gelar Profesor dan doctor ini menggunakan kepiawaiannya, untuk mengembalikan asset-asset GPdI dan jemaat HW DIY.
“Udah-udah mantep, sudah selesai—sudah kembali ke GPdI. Untuk gembala tetap saja MP yang menentukan, hanya belum. Sementara itu masih ibu gembala yang lama, berhubung beliau sudah terlalu tua maka Ketum GPdI bilang tunggu, ini tidak gampang karena bukan gereja kecil. Menunggu nanti Ketum akan, kemungkinan—ini baru kemungkinan, rencana pertemuan kita dengan Yayasan itu karateker dulu menunggu gembala definitif,”kata Pdt. Karel Silitonga.
Dengan adanya kesepakatan damai dan kesediaan menyerahkan asset-asset milik GPdI HW kepada GPdI. Menindak lanjuti kesepakatan damai itu, dibuatlah semuanya dalam berita acara yang ditandatangani oleh semua pihak disaksikan Polda, dan dinotariskan. Salah satu bunyi berita acaranya, “Dengan tuntunan Roh Kudus kami menyerahkan asset tersebut ke GPdI dan digunakan untuk keperluan GPdI sampai Tuhan Yesus datang kedua kali. Tidak bisa diperjual belikan, tidak bisa dialihkan kepihak lain,”demikian kata Pdt. Karel Silitonga.
“Pihak Polda sangat senang karena tugas mereka sudah ringan, karena sudah selesai,” kata Pdt. Karel Silitonga mengulang pernyataan pihak Polda, yang menegaskan besok buka itu Gereja. Juga disampaikan tembusan ke Polsek, Koramil. Besoknya disampaikan surat ke Pengadilan, pencabutan berkas perkara. Surat juga disampaikan ke Kemenag Bimas Kristen, Camat, kelurahan. “Semua sudah, selesai, saya pulang, nama Tuhan ditinggikan,”
Dalam proses itu, Pdt. Karel Silitonga mengakui, tidak semua pendeta yang ada di GSPDI di Jl HW Kembali ke GPdI. “Pendeta yang ada di HW itu bukan Cuma 3, ada banyak, salah satu yang tetap masih di GSPDI, (inisialnya YT). Sampai sekarang YT masih ajak jemaat ke GSPDI,”.
Semua telah menerima kesepakatan damai dan ramai-ramai ke Gereja yang ada di Jl. HW. Semua sukacita pose bersama sebagai bukti damai telah terjadi dan asset telah diserahkan kepada Tuhan lewat GPdI (Foto : Dok. Pdt. Karel)
Menurut, Pdt. Karel Silitonga, perna dalam satu kesempatan pertemuan, YT bertanya. “Om bagaimana saya? Saya diterima Kembali tidak di GPdI?” DIjawab Pdt. Karel Silitonga, seseorang yang dari organisasi lain dan mau bergabung dengan organisasi lainnya mesti ada surat pengunduran diri dari organisasinya sebelumnya dan membuat surat untuk bergabung. “Saya bilang, harus buat surat pengunduran diri dari sinode tempatmu bernaung dan membuat surat untuk kembali ke GPdI, tetapi kamu tidak mau. Jadi yang Kembali ke GPdI hanyalah orang-orang yang sudah membuat surat pernyataan keluar dari sinodenya dan masuk ke GPdI,”.
Untuk itu, Pdt. Karel Silitonga, membenarkan pernyataan Sekum GSPDI yang mengatakan ibadah-ibdah GSPDI HW masih atas nama GSPDI tetapi yang kembai ke GPdI akan beribadah dengan nama GPdI.
Sedangkan soal keturunan Alm. Pdt. Gidion Sutrisno yang akan meneruskan GPdI HW, itu juga bagian dan impian dan rencana Majelis Pusat (MP). Sebagai bukti, MP lewat Pdt. Jos Minandar telah menghubungi Pdt. Rr. Eva Sekarinda.
“Bahwa prinsip MP ingin supaya generasi Alm Pdt. Gidion Sutrisno, yang meneruskan pengembalaan di GPdI HW, dalam hal ini cucunya yaitu Eva. “Eva ini ingin dikembalikan ke sana dengan catatan, bahwa pertama, Eva harus dipulihkan dengan gembala yaitu neneknya—harus berdamai dengan neneknya. Bagaimana nanti dia tinggal di pastori sementara belum berdamai dengan neneknya. Kedua, Eva harus berdamai dengan jemaat. Bagaimana caranya supaya jemaat menerima kehadiran Eva. Ketiga, Eva ini sudah sempat keluar dari GPdI,”.
“Itu yang akan disampaikan oleh Pdt. Jos Minandar, tetapi ditolak, ditelepon tidak diangkat. Rencana MP itu untuk mendamaikan—intinya supaya semuanya berjalan baik,”
Kepada media ini, Pdt. Rr. Eva Sekarinda, menginformasikan bukanlah dia tidak mau menerima telepon Pdt. Jos Minandar. “Saya memang tidak angkat telp Pak Yos tapi bukan sengaja nggak angkat. Minggu malam telp saya silent dan saya sudah tertidur. Selasa pagi telp saya sedang didapur. Saya tidak telp om Yos lagi karena saya tidak mau salah bicara sebab saya dibawah MD,”demikian bunyi pesan WA nya yang diterima media ini.