Paduan suara virtual yang dibawakan oleh GKJ Jakarta
Paduan suara virtual yang dibawakan oleh GKJ Jakarta. (Foto-foto: tangkapan layar)

Jakarta – Forum Komunikasi Adiyuswa (FKA) Gereja Kristen Jawa (GKJ) Klasis Jakarta Bagian Barat (JBB) dan Klasis Jakarta Bagian Timur (JBT) kumpul, Sabtu (19/6/2021). Acara kumpul virtual ini diadakan untuk memperingati hari Lansia Nasional yang jatuh pada 29 Mei.

Ketua Majelis GKJ Bambu Kuning, Bekasi Utara, Dkn Sugiyata dalam sambutan mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu. Termasuk kepada pihak GKJ Klasis JBB dan JBT yang telah mempercayakan GKJ Bambu Kuning sebagai koordinator (pelaksana) kegiatan HUT Lansia 2021.

Sementara, Ketua FKKA GKJ Klasis JBT, Andreas Sariman mengucapkan terima kasih kepada GKJ Bambu Kuning yang telah bersedia menjadi pelaksana kegiatan. Harapannya, lewat kegiatan ini dapat semakin mempererat persekutuan para adiyuswa di GKJ Klasis JBB dan JBT.

“Penyelenggaraan acara bersama ini untuk mengobati kerinduan para lansia untuk bersekutu bersama. Diharapkan kebersamaan dalam persekutuan dapat mempererat tali silahturahmi antar adiyuswa di JBB dan JBT,” kata Andreas.

BACA JUGA  13 Tahun GKJ Pamulang, Memaknai HUT di Tengah Pandemi

Acara dibuka dalam doa oleh Pdt. Hosea Sudarno. Kemudian diisi dengan penampilan paduan suara virtual dari adiyuswa GKJ yang ada di bawah GKJ Klasis JBB dan JBT. Juga ada fragmen Kangen Bali (kembali) yang menceritakan berbagai gambaran kehidupan dimasa pandemi ini.

Mengawali firman Tuhan Pdt. Em. Djoko Sulistyo menjelaskan bahwa hari ulang tahun penting dirayakan sebagai simbol merayakan kehidupan. “Masa tua bukanlah (masa) berakhir segala-galanya. Masa tua adalah masa di mana kita sudah semakin dewasa, semakin berhikmat, dan dengan demikian kita perlu merayakan kehidupan yang matang dalam Tuhan,” katanya.

Masuk dalam firman, Pdt. Djoko menyitir ayat dari 1 Raja-raja 17:1-6 yang menceritakan tentang kehidupan Elia. Menurutnya, ada 3 hal yang bisa diambil dari kehidupan Elia. Pertama, Tuhan Yesus satu-satunya yang harus disembah.

“Di bawah tekanan raja Ahab, Elia berani menegaskan imannya. Dari sikap itu kita bisa belajar, dalam setiap situasi kita diajak mengakui dan percaya bahwa kuasa Allah (Tuhan Yesus) memiliki otoritas karena Dialah yang memegang kendali. Termasuk dimasa pandemi, sekalipun banyak yang sudah diambil dari kita,” paparnya.

BACA JUGA  Tanah Gereja di Kav. Polri Jelambar Dijual, RT dan RW Menggugat

Kedua, taat pada Tuhan. Pdt. Djoko menegaskan setia atau taat pada Tuhan harus dilakukan kapanpun dan apapun kondisinya. Ini penting supaya tetap bisa memahami hikmat Tuhan.

Ketiga, Allah adalah pengendali hidup manusia. Keempat, senantiasa bersyukur. “Elia senantiasa dituntun Allah dalam persembunyiannya. Tuhan memerintahkan burung gagak untuk memelihara Elia, pagi membawa roti dan petang membawa daging. Tetap semangat, gembira dan hidup kita boleh menjadi berkat,” pungkasnya.

Diakhir, ibadah ditutup dengan doa berkat yang dipimpin Pdt. Kukuh Purwidhianto (Pendeta jemaat GKJ Bambu Kuning).

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini