JAKARTA – Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia (STTBI) tahun ini memasuki usia yang ke-63. Ada banyak harapan yang ingin dicapai. Hal itu terungkap dalam Dies Natalis dengan tema “Dream Big Act Bigger” yang digelar di Kampus STTBI Jl Petamburan IV, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2019).
Turut hadir, Ketua BPH GBI Pdt. Japarlin Marbun, Ketua Yayasan Seminari Bethel Pdt. dr. Josafath Mesach, M.Th, Ketua MP BPH GBI Pdt. Soendoko Wirhaspati, para dosen STTBI, mahasiswa dan Pdt. Rubin Adi yang menjadi pembicara dalam seminar teologi GBI. Dalam pemaparannya, Pdt. Rubin Adi membhas tentang tritunggal dan keselamatan; bahasa roh; dan kedatangan Yesus yang ke-2.
Dalam sambutannya, Pdt. dr. Mesach mengatakan STTBI tidak boleh ketinggalan di zaman yang serba digital ini dengan terus melakukan pembenahan di berbagai lini. Ia juga memberikan pesan kepada para mahasiswa STTBI. “Untuk mahasiswa yang melakukan praktik pelayanan di gereja-gereja, maka Anda harus melayani seperti layaknya Anda seorang hamba Tuhan dan bukan calon hamba Tuhan. Perhatikan kualitas pelayanan Anda dan jaga baik nama almamater dengan menunjukan karakter Kristus,” paparnya.
Ketua Panita Dies Natalis ke-63, Ermy LB Gah mengutip kalimat motivasi yang disampaikan pendiri GBI alm Pdt. HL Senduk yaitu ‘kerja yang betul.’ Menurutnya, kalimat itu sederhana tapi kaya akan makna dalam mewujudkan mimpi maupun visi di tengah tantangan.
Harapannya, STTBI dapat terus mencetak hamba Tuhan yang berkualitas dan memiliki karakter Kristus. “Seminari Bethel Jakarta ‘rumah kita’ akan tetap ada sampai Tuhan Yesus datang. Kita semua harus tetap menghargai, mengasihi, memelihara dengan komitmen berdasarkan kebenaran Alkitabiah dalam pimpinan Roh Kudus,” paparnya.
Pdt. Japarlin Marbun dalam sambutannya mengajak mahasiswa meneladani pendiri STTBI alm Pdt. HL Senduk yang memiliki mimpi besar. “Mari belajar dari teladan pendahulu kita. Kita harus punya mimpi yang besar. Jangan puas dengan hal-hal sepele karena Tuhan menciptakan kita dengan prestasi yang luar biasa. Dia menyertai kita dan menjanjikan kita dengan perkara besar,” urainya.
Lebih jauh, Pdt. Japarlin berkata mimpi tersebut harus diwujudkan dengan tindakan nyata. “Alkitab menceritakan tentang Yusuf, seseorang yang memiliki mimpi yang besar pada masa remaja yaitu ingin menjadi pemimpin besar. Yusuf berpegang pada mimpinya dan berusaha hidup seperti pemimpin. Meskipun proses kehidupan membuat ia tertolak, dibuang, difitnah, disakiti, dikhianati, dilupakan ia tetap bertindak luar biasa dengan menjaga nilai hidupnya sampai akhirnya Tuhan angkat menjadi pemimpin besar di bangsa Mesir yang adalah bangsa adidaya saat itu,” jelasnya.
Sementara itu seusai acara, Rektor STTBI Dr. Purim Marbun menjelaskan saat ini ia bersama para pengurus senantiasa bekerjasama untuk membuat STTBI selalu eksis dan dapat meluluskan hamba Tuhan yang berkualitas. Baik secara akademis maupun sikap. “Tidak mudah bagi kami STT untuk esksis. Saat ini jumlah mahasiswa kami keseluruhan 1.080 orang, mungkin ini yang terbesar dari STT yang ada di seluruh Indonesia. Di GBI sendiri ada 18 STT dan tergabung dalam asosiasi pendidikan bethel. Artinya, kita punya tantangan yang besar,” katanya seraya menjelaskan umur 63 tahun STTBI dihitung sejak sekolah ini didirikan dengan nama Sekolah Penginjilan (SP).
Visi paling besar yang saat ini sedang berusaha dicapai, kata Purim, adalah peningkatan status STT menjadi universitas. “Kami sedang merumuskan dan melakukan perbaikan di berbagai bidang. Sistem pembelajaran pun selalu kami tingkatkan mutunya dan mengikuti perkembangan zaman. Seperti kami sudah menggunakan pendidikan jarak jauh berbasis e-learning,” jelasnya.
Di sisi lain, Purim berkata tantangan dalam menjalankan roda STT juga semakin berat. Saat ini ada banyak STT bermunculan dengan menawarkan beasiswa. “Ada banyak STT yang menawarkan kemudahan, proses pendidikan yang lebih singkat (instan). Juga ada persaingan yang tidak sehat, misalnya fungsionaris kita diambil institusi lain,” katanya dan memohon dukungan serta doa karena tahun ini STBBI menjalani proses re-akreditasi.
Acara dimeriahkan dengan penyerahan hadiah lomba olahraga dan seni yang telah dilakukan beberapa bulan lalu dalam rangka HUT STTBI. Juga dalam Dies Natalis, Purim Marbun mengumumkan reposisi di jajaran kepengursan STTBI yang sedang berjalan. Hal ini dilakukan agar STTBI bisa semakin berlari kencang mewujudkan visi. (NW)
