TANGERANG – Era new normal adalah sebuah situasi yang harus dihadapi bersama baik secara individu maupun industri. Seluruh industri haruslah berinovasi untuk bertahan dalam roda perekonomian, termasuk Industri Pariwisata.
Bagi Hospitality Industry era new normal menciptakan tantangan sekaligus peluang. Hospitality Industry harus memperhatikan beberapa faktor yaitu adaptasi, inovasi, kreativitas, dan cepat tanggap akan situasi yang disruptive. Hal ini diungkapkan Ketua Program Studi Manajemen Perhotelan UPH, Dr. Amelda Pramezwary.
“Selain itu diperlukan juga kolaborasi, solidaritas, dan integritas dari semua pemangku kepentingan. Bersama-sama bertekad maju dan melakukan sharing knowledge, sharing resources, sharing marketplace. Kolaborasi ini diharapkan dapat mengakselerasi bangkitnya kembali Industri ini dari masa sulit,” ungkap Amelda dalam pernyataan tertulis yang diterima tabloidmitra.com, Selasa (6/7/2020).
Amelda menjelaskan ada 5 hal yang harus dilakukan untuk memajukan geliat industri perhotelan di era new normal.
1. Optimalisasi dan fokus terhadap peluang
Terus mengembangkan ide dan fokus pada potensi atau peluang yang disesuaikan dengan resource yang dimiliki. Contohnya menerapkan tren cloud kitchen, untuk mengubah konsep dapur hotel yang telah ada.
Dapur hotel dapat dioptimalkan untuk layanan food delivery.Tidak hanya itu dengan beragamnya aplikasi marketplace, dapur hotel dapat bergabung dan menawarkan menu-menu yang menjadi keunggulan masing-masing hotel secara online.
2. Adaptasi dengan penggunaan Teknologi
Teknologi memegang peran kunci memasuki era digital, era virtual, era new normal. Di era new normal, hospitality industry harus memperhatikan aspek Hi-Tech (penggunaan teknologi canggih) dan Hi-Touch yakni keramah tamahan dan personal service yang tetap tidak bisa tergantikan oleh teknologi. Hal ini menjadi poin krusial bagi kesuksesan Industri di era baru ini.
3. Utamakan Aspek CHS
CHS adalah singkatan dari Clean, Health, Hygiene, Sanitation & Safety. CHS merupakan tuntutan dan jaminan yang harus dapat diberikan dalam layanan hospitality industry.
4. Memiliki SOP CHS
Dalam memastikan bahwa hotel dapat menjamin kualitas kebersihan dan keamanannya, manajemen membutuhkan panduan baru yang relevan dengan situasi saat ini yang harus dijadikan minimum standar dalam operasionalnya.
5. Mempraktikan Sustainable Hospitality Operation
Hal ini berbicara mengenai tata kelola operasional yang memperhatikan aspek pelestarian lingkungan, budaya, masyarakat sosial dengan tujuan agar kegiatan dapat selaras memperhatikan upaya berkelanjutan.
Contohnya perhitungan carrying capacity (kapasitas venue) dan visistors management dalam tata kelola restoran serta tingkat hunian kamar; yang sesuai dengan aturan physical distancing/crowd management. Selain itu juga memperhatikan penerapan konsep green hotel, Waste management/ tata kelola limbah cair, padat maupun food waste; untuk menciptakan balance atas hubungan alam dengan manusia. (UPH/NW)