Jakarta – Pementoran atau Mentoring (Pemuridan) adalah sarana untuk mengarahkan setiap orang Kristen untuk melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus. Sekretaris Umum (Sekum) GBI Pdt. Josafat Mesakh menjelaskan bahwa mentor harus bisa menjadi seorang bapa.
“Menjadi mentor itu bukan calo. Mentor harus mampu memiliki hubungan yang terus terjalin dengan mentee (orang yang dimentori),” katanya dalam Webinar “Mentoring: Sebuah Praktek Pemuridan Untuk Mewariskan Iman Kepada Orang Lain”, Senin-Selasa (24-25/5/2021).
Pdt. Mesakh menjelaskan ada 4 prinsip menjadi mentor dalam Kristen. Pertama, kebapaan (bapa rohani). Mentor harus berfungsi menjadi gembala bagi manteenya karena mentor bukan hanya pemimpin (duniawi) saja melainkan juga pemimpin secara rohani.
“Pola kepemimpinan kebapaan yaitu berorientasi pada manusia, mengutamakan hubungan, kasih, kekeluargaan, terikat secara batiniah,” jelasnya.
Lanjutnya, dalam fungsi kepemimpinan, mentor memiliki sifat memberdayakan mentee, bergantung pada hubungan, senantiasa memberikan semangat, melakukan pekerjaan bersama, memberikan masukan sekaligus evaluasi atau apresiasi dan memberikan antusiasme kerja.
Kedua, kerelaan. Pdt. Mesakh mengatakan mentor harus memiliki hati yang rela dalam membimbing menteenya. Sebab, pementoran bersifat sukarela di mana mentor tidak akan pernah memaksa seseorang untuk menjadi menteenya. “Tapi ia akan berdoa dulu untuk mentee yang akan dimentornya sesuai dengan kehendak Tuhan sendiri tanpa pamrih,” kata Pdt. Mesakh.
Ketiga, ketulusan. Tulus yang dimaksud adalah seorang mentor memuridkan mentee bukan untuk kepentingan pribadi tapi karena menyadari akan kasih Allah dan merefleksikan kasih tersebut kepada orang lain.
Keempat, kehambaan. Pdt. Mesakh menuturkan mentor yang sejati pasti akan mengabdikan diri untuk menteenya, seperti kisah Tuhan Yesus dalam injil Yohanes 21:15-19. “Petrus pernah disentuh hatinya oleh Tuhan Yesus sang mentor sejati. Sekalipun ia (Petrus) menyangkal sebanyak 3 kali, tapi ia tidak menerima balasan atau penghukuman, malah kepadanya dipercayakan tanggung jawab yang mulai untuk mengembalakan domba-domba-Nya,” paparnya.
Di sisi lain, Pdt. Mesakh mengungkapkan ada 5 peran yang harus dijalankan seorang mentor dalam membimbing menteenya yaitu sebagai pilot, pemandu sorak, guru, konselor, dan pemandu wisata. “Mentee (bisa) gagal tidak? Ya bisa gagal di tengah jalan. Tapi seorang mentor terus mendorongnya untuk bangkit dan maju serta memimpinya,” kata Pdt. Mesakh.
Untuk diketahui. Selain Pdt. Josafat Meskah, dalam webinar yang digelar Sinode GBI ini juga terdapat narasumber lain seperti Ketum GBI Pdt. Rubin Adi Abraham, Pdt. Togi Simanjuntak, Pdt. Yabes Marbun dan Pdt. Chris Silitonga.
Mohon Mentor di sediakan bagi kami gembala di pedalaman Kalimantan Timur. TYM.