KUPANG – Di tengah masa pandemi Covid-19 ini, sebanyak 22 vikaris Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) ditahbiskan menjadi pendeta pada Rabu (29/7/2020).
Penahbisan ini pun digelar dengan menerapkan protokol Kesehatan. Untuk itu, kebaktian penahbisan diadakan secara serentak di 5 lokasi yaitu GMIT Jemaat Policarpus Atambua-Belu, GMIT Jemaat Siloam Batuna-Amarasi Barat, GMIT Jemaat Imanuel Oefau-Mollo Barat, GMIT Jemaat Ebenhaezer Kaeneno-Amanuban Timur dan GMIT Jemaat Overa Fatululan.
Ketua Majelis Sinode (MS) GMIT Pdt. Dr. Mery Kolimon dalam pesan pastoralnya di GMIT Jemaat Policarpus Atambua-Belu mengingatkan supaya para pendeta yang baru saja ditahbiskan benar-benar melayani secara sepenuh hati.
“22 pendeta yang hari ini ditahbiskan mari cari cara, lengkapi diri dengan keterampilan dan mekanisme untuk memperkuat rumah tangga Kristen. Jangan sampai di masa pandemi ini, domba-domba merasa gembala mereka tidak memperhatikan. (Sehingga) mereka entah merasa kering tanpa perhatian, kasih dan dukungan para gembala, atau mereka pergi ke kandang-kandang yang lain,” kata Pdt. Mery seperti yang dikutip tabloidmitra.com dari website Sinode GMIT.
Pdt. Mery mengatakan para pendeta saat ini juga harus melek teknologi agar pelayanan bsia lebih optimal. Di sisi lain, para pendeta juga harus menjaga serta merawat relasi dengan para jemaat. Salah satunya melakukan kunjungan dengan memperhatikan protokol Kesehatan atau SOP pelayanan yang sudah ditetapkan MS GMIT.
Lebih jauh, Pdt. Mery berkata para pendeta dapat harus mengoptimalkan penggunaan gedung gereja. Misalnya, gedung gereja dapat digunakan sebagai rumah pembelajaran, pengasuhan rohani jemaat, pendidikan sosial budaya, dan berbagai kegiatan lain untuk masyarakat maupun jemaat.
Tidak lupa, Pdt. Mery berpesan kepada para keluarga pendeta agar senantiasa mendukung. “Mereka sekarang adalah pemimpin-pemimpin jemaat dengan identitas dan otoritas gerejawi. Dukung mereka tanpa intervensi berlebihan. Mau ditempatkan di mana, mau dikasih tugas apa, orang tua tidak usah ikut atur. Gereja sebagai organisasi akan atur untuk pelayanan kepada Tuhan dan jemaat,” pesannya.
Sementara itu di Jemaat Siloam Batuna, Bendahara MS GMIT Pnt. Mariana Roesmoyo-Rohi Bire meminta para pendeta memegang teguh pengakuan dan janji pelayanan yang diucapkan ketika pentahbisan berlangsung.
Para pendeta yang ditabiskan antara lain, Marten Weo, S.Th; Noviana Lian Mogila’a, S.Th; Heni Henderina Solo, S.Th; Dina Lachairoi Thobe, S.Th; Nova Omiyati Leoanak, M.Th; Sofeni Yublina Oktavianus, S.Th; Wulan Sari Tokoh, M.Th; Yus Adelina Kotten, S.Th; Priscilla Juniarti Bere, M.Th; Novriyani Filpin Betseba Bako, S.Si.-Teol; Selvina Laimeheriwa, S.Th; Ananda Imelda Faot, S.Si.-Teol; Herlince Kadja Koroh, S.Th; Marthentje Putri Pah, S.Th, M.M; Jeny Erfiyanti Makleat, S.Th; Helen Margaritha Ataupah, S.Si.-Teol; Gerson Andri Lukius Lette, S.Th; Jefrison Mesakh Malaikosa, S.Si.-Teol, M.Si; Mafsi Bolit Notti, M.Th; Elson Fresly Mbau, S.Th; Gustaf Nenu, M.Th; dan Nuh Ben Tnunay, S.Th.
Sebagai info. Dari website Sinode GMIT juga diungkapkan saat ini GMIT memiliki kurang lebih 1.500 pendeta. (NW)